Rabu, 31 Desember 2008

Asal Mula Perayaan Tahun Baru

Beberapa jam lama kita semua akan meninggalkan tahun 2008. Setiap orang menyambut 2009 dengan suka cita. Oh’ tunggu gue ralat, hanya sebagian orang aja yang menyambutnya dengan suka cita. Sodara-sodara kita di jalur Gazza justru sedang berduka.. aku hanya bisa memberikan doa untuk keselamatan kalian disana. Tuhan berikanlah jalan yang terbaik untuk mereka.

Oh’ iya ngomong-ngomong ada yang tau ga sih asal mula tahun baru itu dirayakan?

Gue nanya lho.. jadi musti dijawab!

Selamat tinggal 2008, Selamat datang 2009.

Cuma kata-kata ini yang mau gue ungkapkan, kenangan masa lalu akan selalu menjadi sejarah hidup. Harapan masa depan akan selalu menjadi cita-cita..

Minggu, 28 Desember 2008

Napoleon dan Islam ???

Lo semua pasti tau khan Napoleon Bonaparte itu siapa?
Kalo yang ga tau kayanya tu orang belum ngerasain bangku sekolah deh’
Kmaren gue browsing-browsing di kaskus, gue nemuin posting yang patut diketahui bahwa seorang Napoleon Bonaparte ternyata pengagum Islam, Wow!
Sound interesting hah’

Gue jadi sangat malu sendiri dah’, selama ini gue suka dapet info banyak orang yang non-Islam yang menerapkan ajaran Islam, baik itu untuk kesehatan, hukum, hubungan sosial, dll.

Kalo kaya gini terasa bener dah apa yang pernah dikatakan salah satu dosen kebudayaan gue, bahwa umat Islam itu tertinggal karena meninggalkan ajarannya, sedangkan umat agama lain maju karena meninggalkan ajaran agamanya.

Balik lagi ke Napoleon Bonaparte, ni posting gue ambil dari http://kaskus.us/showthread.php?t=1298281 judulnya “Napoleon Admires Islam??”

Dah langsung aja deh lo baca !!!

“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan umat manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk menjunjung satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanya al- Qur’anlah satu-satunya sumber kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”

Sewajarnya ungkapan optimisme ini muncul dari para tokoh pergerakan Islam. Tapi yang satu ini ternyata bukan! Statement lugas ini diungkap bukan oleh para aktivis. Bukan pula para ulama, kyai dan cendekiawan. Mungkin kita bertanya-tanya, gerangan siapakah yang begitu berani melontarkan statement bermuatan sara seperti itu? Atau mungkin kita lebih tidak percaya lagi karena yang mengucapkan kata-kata tersebut adalah Napoleon Bonaparte!
“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”

“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada Anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada Anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”

Tokoh istimewa ini begitu popular dalam sejarah sehingga namanya tercantum dalam urutan ke-34 dari ‘Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dunia’ (Buku tulisan Micheal H. Hart yang meletakkan Rasulullah saw menduduki tempat teratas dalam urutan itu).

Napoleon Bonaparte, namanya tercatat di semua buku sejarah dunia. Setelah ratusan tahun lamanya Perancis dipimpin oleh raja-raja, Napoleon Bonaparte merupakan pemimipin Perancis pertama yang bergelar Kaisar (the emperor of French), ia memerintah pada tahun 1804-1814 dan 1815. Pada masa jayanya, Napoleon Bonaparte mungkin salah satu pemimpi paling besar sepanjang sejarah manusia. Melalui kharismanya yang disertai kerja keras dan ambisi gilanya, ia bertekad mewujudkan mimpinya menguasai seluruh Eropa. Mimpinya hampir saja terwujud, karena seluruh daratan Eropa nyaris dikuasai bahkan Asia Barat, termasuk Mesir dan Palestina. Napoleon memang cinta pada kekuasaan, yang ia ibaratkan, seperti seorang musisi mencintai biolanya.

Modal intelejensi yang tinggi dia buktikan dengan kemahirannya mengatur strategi perang yang jitu. Dia juga memiliki pengetahuan politik yang mumpuni, hingga menjadi Kaisar tanpa begitu banyak pertumpahan darah di dalam negeri. Dan yang paling penting, kharismanya hingga sekarang masih menyedot perhatian rakyat Perancis.

Napoleon lahir dari keluarga petani anggur di Ajaccio (Aiacciu) atau disebut Ajax dalam bahasa Latin di Pulau Corsica yang terletak di bagian tenggara Perancis pada 15 Agustus 1769. Pulau Corsica berada di bawah jajahan Perancis yang merupakan pulau keempat terbesar setelah Pulau Sicily, Sardinia dan Cyprus di Laut Mediterranean.

Kopral Kecil (”Le petit caporal”) –demikian julukannya karena bertubuh pendek dibanding rata-rata orang Eropa– mengawali karir militer dengan menjadi perwira artileri. Ia kemudian berhasil memadamkan pemberontakan terhadap Konvensi Nasional di Paris pada tahun 1795. Dalam penaklukan Italia dari 1796 hingga 1797, Napoleon mengalahkan pasukan Austria yang saat itu menguasai sebagian Italia. Akan tetapi, upaya menaklukkan Mesir kandas setelah armadanya dilumpuhkan oleh armada Inggris di bawah Laksamana Nelson pada 1798. Walau begitu, di mata rakyat Prancis, Napoleon adalah pahlawan dan diharapkan mengembalikan kejayaan negaranya yang memudar akibat ketamakan Raja Louis XIV yang mempunyai semboyan: “L`Etat Cest Moi” atau “Negara adalah Saya”.

Setelah dukungan rakyat dan prajurit berada di genggaman tangan, Napoleon pun menggulingkan pemerintah Prancis pada 1799. Napoleon menjadi Konsul Pertama dan mengangkat dirinya sebagai kaisar. Sedangkan jasa yang terbesar bagi negaranya adalah kodifikasi hukum yang dikenal sebagai Code Napoleon–yang hingga kini masih menjadi dasar hukum Prancis.

Peperangan demi peperangan dimenangkan Napoleon dengan gemilang pada rentang 1800 hingga 1808. Dengan enteng pula Napoleon menentukan batas-batas negara yang tentunya menguntungkan pihak Prancis. Kegemilangan Napoleon memang tak terlepas dari sejumlah strategi jitu yang diterapkan. Menurut buku bertajuk Napoleon Expansionist, taktik perang Napoleon bertumpukan ajaran perang klasik gubahan Sun Tzu. Satu di antara taktik jitu Napoleon adalah membiarkan ratusan prajuritnya di garis terdepan mati di ujung meriam pasukan musuh. Sedangkan ribuan tentara Napoleon lainnya berlindung di tubuh pasukan yang mati tadi.

Sukses Napoleon di medan perang jelas mengangkat Prancis menjadi kekuatan utama di Eropa sekalipun penyerbuannya ke Rusia pada 1812 mengalami kegagalan. Namun, dua tahun kemudian, arus balik menghantam Napoleon. Ia beserta pasukannya mulai menderita kekalahan demi kekalahan. Napoleon akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Elba, bagian barat Samudra Pasifik.

Akan tetapi, Napoleon dengan bantuan sejumlah pendukung setianya berhasil melarikan diri. Berita lolosnya Sang Kaisar, membuat ribuan prajurit Napoleon yang setia kembali menyiapkan senjata. Mereka pun menyambut gembira kedatangan Napoleon di Prancis. Tak lama kemudian, Napoleon kembali menabuh genderang perang dan maju ke medan laga melawan pasukan koalisi pimpinan Inggris dan Austria.

Di medan laga, pasukan Napoleon hampir memenangkan pertempuran. Sayang, tentara Napoleon kekurangan perbekalan makanan. Padahal, serdadu koalisi pimpinan Duke of Wellington, bangsawan Inggris, sudah putus asa menghadapi kegigihan tentara Napoleon. Dan, Napoleon kembali kalah!

Sebagai hukuman, Napoleon dihilangkan hak menetapnya di Perancis. Dia dibuang ke Pulau Saint Helena yang terletak di bagian timur Afrika. Ribuan prajurit maupun rakyat Prancis pun bercucuran air mata ketika menyaksikan Napoleon dikapalkan untuk dibuang ke pulau tersebut.

Kaisar Perancis yang sempat menikmati masa-masa kejayaan dengan menguasai hampir seluruh daratan Eropa itu dikucilkan di pulau terpencil di Samudera Atlantik bagian selatan. Enam tahun kemudian, Bonaparte menghembuskan napas terakhirnya di usia 52 tahun.

Otopsi yang dilakukan saat itu menunjukkan bahwa kanker usus menjadi penyebab kematiannya. Namun, sejumlah racun arsen yang ditemukan pada tahun 1961 di rambutnya memicu kontroversi bahwa ia diracun. Alasan ini masuk akal sebab pengaruhnya di Eropa masih sangat besar sehingga dikhawatirkan akan memberontak jika ia lepas kembali seperti yang dilakukan sebelumnya saat dikucilkan pertama kali di Pulau Elba. Tapi, semua itu baru sebatas spekulasi.

Untuk menguak teka-teki tersebut, sejumlah peneliti dari Universitas Texas Barat Daya mempelajari catatan medis dokter yang memeriksanya saat itu, mengumpulkan laporan saksi mata dan sejarah kesehatan keluarganya, serta membandingkannya dengan teknik otopsi modern. Hasilnya menunjukkan, pendarahan usus mungkin faktor utama penyebab kematian secara mendadak itu.

“Meski ia lepas dari pulau tersebut, kondisi tubuhnya tidak akan mendukung. Kalaupun diobati sekarang, ia hanya tahan setahun,” kata peneliti utamanya Robert Genta yang melaporkan hasil penelitiannya dalam Nature Clinical Practice Gastroenterology and Hepatology edisi Januari. Ia mengatakan, dengan teknik pembedahan dan kemoterapi sekalipun, pasien dengan kanker usus seperti dia akan sulit diobati. Deskripsi asli otoposinya menggambarkan betapa buruknya penyakit kanker yang dideritanya, dengan dua luka total sepanjang 10 centimeter, dari sebuah luka di lambung serta sebuah luka di antara dinding lambung dan hati.

Dengan membandingkan variasi 50 foto tukak lambung dan 50 foto kanker usus, para peneliti yakin bahwa yang diderita Bonaparte termasuk kanker. Dari ukurannya saja, ujar Genta, bisa diperkirakan bahwa itu kanker. Tapi, kanker tersebut berawal dari tukak lambung yang terinfeksi. Makanan yang diasinkan tanpa buah segar dan sayuran, yang menjadi menu tentara pada umumnya, turut memperparah risiko kanker ususnya. Bisa dibayangkan bagaimana penderitaan Bonaparte saat kanker yang menyerang tubuhnya mulai menjalar ke organ lainnya sampai ajal menjemput.

Namun pertanyaan besarnya adalah benarkah Jenderal Besar Panglima Tentara Perancis yang digambarkan sebagai seorang yang kontroversial ini benar-benar memeluk Islam? Jika benar, apakah karena ada unsur muslihat dibalik semua itu agar ambisinya dapat terwujud?

Keislaman Napoleon diangkat dan dipaparkan oleh David M. Pidcock dalam sebuah bukunya yang mengutip kembali berita sebuah surat kabar resmi Perancis, Le Moniteur, yang menyebut tentang keislaman Napoleon pada 2 Juli 1798. Terjadi hampir 23 tahun sebelum meninggal dunianya pada 1821.

Kapankah tokoh ini memeluk Islam, kemudian apakah berganti nama menjadi Aly (Ali) Napoleon Bonaparte?

Peristiwa ini dipercaya terjadi ketika Napoleon berada di Mesir. Napoleon tertarik kepada Islam ketika diajak menghadiri acara Maulid Nabi saw yang dihadiri oleh ribuan umat Islam. Majelis itu menyadarkan Napoleon kepada kata-kata Voltaire yang mempercayai bahwa manusia memerlukan agama dalam hidup mereka. Manusia tidak boleh hidup tanpa agama atau tanpa mempercayai tuhan. Sejarah tak pernah mencatat apa sebenarnya agama formal Napoleon Bonaparte. Ia memang dilahirkan di tengah sebuah bangsa Kristen. Namun ia tak pernah terlihat pergi ke gereja atau melakukan ritual-ritual kristen.

Pengalaman di Mesir itu dikatakan telah memberikan sebuah perjalanan rohani bagi Napoleon. Tetapi apakah yang membuat ‘Sang Penakluk Eropa’ ini dapat menerima Islam?

Napoleon berkata, “Rasulullah saw berhasil menuntun kehidupan kaum Arab yang jahil kepada jalan yang benar. Mengajar kepada mereka mengenai keesaan Allah. Allah yang satu. Tuhan yang tidak mempunyai bapa, tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai pendamping.”

“Sedangkan menyembah pelbagai jenis tuhan merupakan satu budaya yang sangat kabur tetapi tidak lebih satu aspek pemujaan kepada berhala yang merupakan hanyalah patung-patung yang kosong.”

Napoleon juga sangat mengagumi kitab suci al-Quran setelah dia membandingkan isi kandungannya dengan Injil. “Saya menemukan kebenaran-kebenaran yang unggul di dalam al-Quran yang selama ini dikelirukan oleh kitab-kitab terdahulu yang manusia itu campur tangan di dalamnya melalui kata-kata mereka sendiri, bukannya kata-kata Tuhan.”

Malah yang lebih menarik adalah ucapan Napoleon ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Palestina pada tahun 1799 sebelum bertempur dengan pasukan Utsmaniah. Sambil mengenakan serban di kepalanya, Napoleon mengaku tentang keislamannya dan berkata: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih. Saya Bonaparte, Panglima perang tentara Perancis. Kepada semua pemimpin di sini, para mufti dan penduduk Gaza, Ramla dan Jaffa, semoga Allah melindungi kita semua.”

Keislaman Napoleon dapat ditelusuri lebih lanjut dalam sebuah buku, ‘Napoleon and Islam’ atau Bonapart et Islam oleh C. Cherfils. (ISBN: 967-61-0898-7). Dalam buku itu, Napoleon dikutip sebagai pernah mengatakan: “Dalam waktu dekat ini, jika berpeluang, saya ingin menyatukan semua umat manusia melalui budaya yang baik (Islam) dan pemerintahan yang mengayomi rakyatnya melalui prinsip yang tertulis dalam al-Quran al Karim.”

Perihal perundang-undangan, Napoleon sendiri mengakui akan keunggulan perundang-undangan Islam atau syariah. Saat menduduki Mesir ketertarikan Napoleon dengan kodifikasi hukum Islam itu ditunjukkan dengan membawa idea itu ke Perancis. Dia membawa empat ahli hukum Islam dari Mesir untuk menyusun Code Penal dan Code Sivil Perancis, yang dikenal dengan istilah Code Napoleon itu. Code Napoleon itu kemudian mempengaruhi negeri Belanda, dan dari situlah lahir KUH Pidana dan KUH Perdata yang kita kenal sekarang ini sebagai kitab hukum warisan Belanda di negeri kita.

Dalam KUH Perdata — yang diadopsi dari Code Napoleon — ada transformasi dari syari’at Islam, yakni ketentuan di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa “Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan harta saudara kalian dengan cara yang bathil, tetapi menghalalkan jual beli yang dilakukan ridho dengan ridho”. Inilah yang dinamakan prinsip “kausa yang halal” sebagai salah satu prinsip dalam hukum perikatan. Para pihak dalam membuat perjanjian harus dilandasi oleh iktikad baik dan prinsip perjanjian adalah terbuka, tergantung dari keinginan dan kesepakatan para pihak, namun asas-asas hukum termasuk rasa kepatutan harus tetap menjadi pertimbangan.

Transformasi lain dari syariat Islam ke dalam hukum civil Napoleon ialah tentang keharusan adanya saksi dalam perjanjian. Juga ada transformasi tentang konsep “washil” yang di Eropa diadopsi dan disebut dengan istilah “wesel”, yakni seperangkat aturan tentang penitipan sesuatu untuk diantarkan kepada orang lain, seperti jasa pos dan kurier di zaman sekarang. Transformasi yang paling banyak dari syariat Islam ke dalam hukum Eropa dan hukum internasional publik, ialah dalam Hukum Perang dan Damai.

Dalam Hukum Romawi, perang adalah bumi hangus dan semua halal belaka. Hukum Islamlah yang mengajari orang Eropa bahwa perang harus tunduk kepada hukum, tidak boleh asal bunuh dan asal bumi hangus.Yang boleh dibunuh hanyalah tentara dan orang sipil yang aktif membantu tentara. Orang sipil, wanita dan anak-anak harus dilindungi. Rumah ibadat agama apapun serta fasilitas umum tidak boleh dihancurkan. Juga ada aturan-aturan tentang status tawanan perang, pertukaran tawanan, dan pembebasan tawanan. Perang tidak boleh dilakukan diam-diam. Perang harus diumumkan secara terbuka. Negara yang melakukan agresi harus dihukum secara kolektif oleh negara-negara lain.

Prinsip seperti ini ada di dalam al-Quran dan mempengaruhi — atau dengan kata lain — mengalami transformasi dalam penyusunan berbagai konvensi hukum perang modern.

Banyak orang tidak mengetahui transformasi berbagai “keluarga hukum” ke dalam sistem hukum di suatu negara, kecuali mereka yang mempelajari sejarah hukum. Sikap apriori terhadap sesuatu — dalam arti mudah menolak dan mudah menerima sesuatu — tanpa studi yang mendalam, bukanlah sikap akademis dalam mencari kebenaran ilmiah. Demikian menurut Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra.

Lalu Napoleon pun menggunakan undang-undang itu saat memerintah Perancis dan dipercaya hingga sekarang pengaruh dan elemen undang-undang syariah masih terus digunakan di negara itu. Contoh yang paling kentara adalah ketika terjadi kecelakaan tragis di jalan raya yang merenggut nyawa Puteri Diana dan teman lelakinya, Dodi Al Fayed pada 1997.

Pemerintah Prancis merujuk KUH yang lama saat menjatuhkan hukuman kepada juru foto yang sempat mengabadikan detik-detik terjadinya kecelakaan itu. Mereka dijerat hukuman dengan tuduhan tidak membantu korban dan lebih mengutamakan untuk mengambil gambar pada kecelakaan tersebut. Bentuk undang-undang dan hukuman ini nyata-nyata diambil dari kitab fikih Al-Muwaththo’ Imam Malik.

Walau bagaimanapun pro kontra seputar pelbagai pendapat mengenai status agama dan pengislaman Napoleon harus diungkap. Menurut Zuraini Nordin dosen di Universitas Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), mengatakan, “Sebenarnya kaisar Perancis itu seorang yang berpegang kepada ajaran Deisme yaitu tidak percaya kepada ajaran-ajaran Kristen seperti Original Sins (Dosa Warisan), mukjizat dan sebagainya. Dia mengkritik ajaran Kristen itu sebagai hanya mementingkan aspek spiritual individu dibanding dengan Islam yang dia sendiri pahami sebagai agama yang rasional dan mementingkan ilmu dan sains.”

Maka tidak berlebihan kalau kemudian Napoleon sangat menggandrungi agama Islam, menghormati orang Islam dan mengagumi kepribadian Nabi Muhammad itu sendiri. Hal ini dikarenakan dia percaya Rasulullah bukan saja seorang pemimpin agung tetapi juga seorang panglima yang ulung, dia (Nabi) sangat sesuai dengan semangat dan jiwanya sebagai seorang kaisar dan panglima perang Perancis yang punya cita-cita tinggi,” kata Zuraini menjelaskan

Masih kata Zuraini, Napoleon adalah seorang yang gemar mengkaji tentang Islam, al-Quran dan hadits Nabi dan dia membina hubungan baik dengan para mufti dan ulama-ulama Al-Azhar selama ekspedisinya di Mesir. Napoleon mengakui Islam sebagai satu sistem kepercayaan yang unggul dan dia banyak mengadaptasikan undang-undang syariah ke dalam kode sipilnya yang dikenal sebagai Code Napoleon.

Dengan kode atau undang-undang itu Napoleon merasa telah dapat memberi manfaat kepada pemerintahannya dan rakyat Perancis. Sebagai seorang raja, tidak disangsikan Napoleon juga seorang yang memiliki jiwa kerakyatan dan selama pemerintahannya banyak reformasi dilakukan untuk kepentingan rakyat.

Namun ternyata masih ada juga pihak-pihak yang menyangsikan dan memperdebatkan perihal keislaman Napoleon itu. Walaupun sebenarnya sudah banyak literatur dan sumber-sumber informasi yang memaparkan keislaman kaisar Perancis tersebut, namun diyakini bahwa tokoh ini hanya menaruh minat terhadap Islam saja.

Malah Napoleon menggunakannya demi kepentingan diri dalam meluaskan kekuasaannya. Dia pernah mengatakan di hadapan para ulama dan rakyat Mesir: “Bahwa saya datang untuk mengembalikan hak-hak Anda, yang telah dirampas oleh para penjajah; bahwa saya memuja Tuhan lebih daripada kaum Mamluk dan juga bahwa saya menghormati Nabi Muhammad dan kitab suci Al-QurĂ¢an. Beritahu para penjajah bahwa semua manusia itu sama di hadapan Tuhan; bahwa kecerdasan, kebajikan dan sainlah yang membedakan mereka semua.”

Dengan pernyataan itu Napoleon ingin meyakinkan kaum Muslimin Mesir, bahwa dirinya bukan tentara salib. Dia berusaha merangkul para ulama dalam lingkup kekuasaan pemerintah, tetapi para ulama yang tidak biasa dengan kekuasaan sekuler, tidak terkesan dan memilih bertahan pada habitatnya sebagai pemuka-pemuka tradisional yang religius dalam budaya agraris. Walhasil hingga saat akhir, upaya Napoleon untuk mendapatkan legitimasi kekuasaannya dengan dukungan kaum ulama tidak berhasil. Pada tahun 1801 Inggris berhasil mengusir Perancis dari bumi Mesir, dan menyerahkan kembali Mesir kepada Kekhalifahan Utsmaniyah.

Tuduhan bahwa Napoleon melakukannya hanya sebagai komoditas politik demi kepentingan diri dalam meluaskan kekuasaannya ini bukanlah isu ‘aneh’ karena keislaman seseorang di Eropa sering kali tidak disukai oleh berbagai pihak yang memiliki modus kepentingan yang berbeda-beda. Perdebatan di seputar ini sebenarnya membuka lembaran bagi terjadinya kajian yang lebih mendalam untuk menentukan status agama Napoleon.

Bagi Barat sendiri, mungkin terlalu sulit buat mereka menerima dan mengakui hakikat ada tokoh sehebat Napoleon yang menerima kebenaran Islam. Pengaruhnya sedikit banyak akan merubah tatanan sejarah Eropa. Kalaupun itu tidak terjadi, paling tidak akan memberikan ‘efek kejut’ atas berbagai sikap negatif yang selama ini menjadi stereotype Barat terhadap Islam.

Judul Asli: Jejak Islam “The Emperor of French” oleh Aidil Heryana, S.Sosi

Sumber : dakwatuna.com

Sabtu, 27 Desember 2008

KKNM Raharja # 1

Yes!
KKNM gue udah 90% kelar, beres, selesai, ato udahann…
Huehehee…

Terima kasih untuk segenap warga desa Raharja, kecamatan Tanjungsari, kabupaten Sumedang yang membantu selama proses pengabdian kami.

Sumpah ya kelompok KKNM Desa Raharja tuh paling aneh’, gimana ngga kita selama program KKNM 2 bulan enggak pernah yang namanya fullteam hadir, selalu ada aja yang mangkir. Sekali-kalinya kita fullteam tuh cuma pas pembekalan awal aja donk’. Resiko ngambil KKNM gelombang 1 atau 3 mang seperti ini.

Sebenarnya keanehan ini dimulai ketika gue ditunjuk? Ok’ dikorbankan menjadi Kordinator Desa (kordes). Gokil dah’ gue dijadiin kordes, hahahaa… kalo temen-temen gue bilang bakal ga bener dah ni kelompok KKNM dibawah rezim gue, hahahaa… tapi Alhamdulillah akhirnya semua masih baik-baik saja. Ngga ada yang luka ato kehilangan sebagian organnya khan karena gue kordes-in??

Ada banyak cerita selama KKNM 3 bulan ini. Gue pasti bakal kangen berat dah’

Okeh’ pertama kita ke scene Pak Kades!
Karena yang bakal gue kabar khan bukan sesuatu berita yang baik, jagi nama disamarkan..
Jadi gini pak Kades ini sebenernya baik, cuma hanya ke beberapa orang aja. Sebelumnya kita flashback dulu, sewaktu kita pertama kali diterima oleh aparat desa. Beliau memberikan sedikit kata sambutan, beuhh..kata-kata dari pak Kades yang akan membantu penuh awalnya membuat kita cukup lega tapi fakta dilapangannya beda banget’. Dari awal sampe akhir program yang kita adakan beliau tidak menghadiri satu pun. Sedih banget gue..padahal setiap program kami selalu undang dan undangan untuk warga pun selalu berparaf beliau, huh’..

Ada lagi yang lucu, diawal c bapak bilang, uang bukan segalanya dan mengerti keadaan kita sebagai seorang mahasiswa karena biar gini-gini juga bapak pernah kuliah, hahahaa… kata-kata “bapak pernah kuliah” ini jadi booming dikelompok gue. Pak ga usah dibilang jg kita tau qo bapak pernah kuliah..

Balik lagi ke uang bukan segalanya tapi faktanya uang-uang juga yang berbicara. Udah tau kita ini mahasiswa kere’ eh beliau malah seenaknya bilang kita untuk udunan 50rb satu orangnya buat beli kambing saat Idul Adha kemarin. Huah’ sayang aja ngomongnya pas ngga ada gue, kalo pas ada gue mah pasti gue tanggepin dah. Terus ada lagi waktu pas pak Amar nawarin alat-alat musiknya untuk dipakai untuk penutupan KKNM kalo diperlukan, beliau nimbrung lagi, katanya dikasih harga khusus buat mahasiswa mah, lhaa..pak Amar nawarinnya gratis eh’ dia semena-mena ngajuin harga. Lagi-lagi pas ngomong gitu ga ada gue, huh’.

Dari sana gue mulai kehilangan kepercayaan sama kata-kata dari kades. Bagusnya pas gue ceritakan hal-hal ini ke bu Amna (dosen pembimbing lapangan kami), beliau men-support kami untuk terus berjalan. Hahahaa..tanpa kades jg masih bisa jalan qo’.

Minggu lalu pas acara ibu-ibu PKK Rw 07 mengadakan event sungguh membuat gue bertanya-tanya. Lo coba bayangin Bapak dan Ibu Camat hadir diacara tersebut tapi kades-nya malah ga datang. Ibu kades datang sii tapi telat itu juga. Dimana kepedulian kades terhadap perkembangan warganya?
Apalagi kata ibu-ibu PKK Rw 07 mereka mengadakan acara tersebut atas inisiatif dan dana sendiri. Padahal yang mereka ketahui, ada dana untuk pengembangan PKK. So, dananya kemana yah?

Sebenernya dari awal ketika kami melakukan observasi lapangan, gue mencium ada ketidakberesan. Insting rasa ingin tahu gue menggema, tapi sayangnya harus gue buang jauh-jauh. Soalnya gue di desa itu untuk KKNM, bukan untuk mencari hal-hal lain. Apalagi gue di sana hanya tamu sementara, jadi gue tidak mau bertindak yang lebih jauh.

Ok’ thanks 4 attention..
Cerita lainnya bersambung dilain waktu..

Seperti Apa Yah?


Horaii!
akhirnya posting lagi..
Kalo The Changcuters ngeluarin album Mencoba Sukses, gue ngeluarin posting-an Mencoba Produktif..
Hahaaa…

Beberapa hari belakangan ini temen-temen gue pada repot nanyain kabar status gue yang tak kunjung berubah, tetep single. Mereka jadi lebih repot dari gue dah. Ada yang ngasih saran ini-itu, gue disuruh musti begini-begitulah, trus ada jg malah yang nawarin calon segala, hahaa… makasih teman-teman atas perhatiannya. Tenang aj, gue masih normal qo’, gue masih suka yang namanya cewe, apalagi kalo yang lucu-lucu. Kalo kata Aji dan teh Endah sii, belum saatnya aja.. ntar juga kalo saatnya mah pasti adaa..

Anyway diantara kalian pasti punya kriteria mau punya pasangan seperti apa?
Jawabannya mungkin mau yang baik, cakep, lucu, keren, ramah, penyayang, pengertian, dsb. Jawaban yang paling pasti sih gue balikin lagi ke kalian masing-masing mu pasangan seperti apa, hehehee…

Kenapa yah musti ada kriteria tertentu untuk jadi pasangannya? Kalo begitu seolah-olah jatuh cintanya itu sudah dapat direncanakan jauh-jauh hari. Dia akan merasa jatuh cinta ketika dia bertemu dengan seseorang yang sesuai apa yang dikreteriakannya yah. Analoginya seperti pembeli buah yang menginginkan buah yang akan dibelinya itu harus tampak segar dan matang, kalo tidak seperti itu maka si pembeli buah pasti akan mencari toko buah lainnya. Setelah mendapat buah yang segar, si pembeli pasti ingin merasakan buah itu. Seandainya buah yang tampak segar itu rasanya tidak seenak tampilannya, apa si pembeli buah itu akan membelinya? Jawabannya kalo menggunakan logika si pembeli buah pasti akan membelinya karena dia percaya bahwa kalo buahnya tampak segar dan bagus, rasa pun pasti enak. Padahal belum tentu juga yah’.

Okeh’ balik lagi, sebenarnya ada ga sih orang yang bisa menentukan kapan dan dengan siapa dia jatuh cinta? Sampai saat ini gue belum tau jawaban yang idealnya seperti apa. Cinta itu bukannya berkaitan sama emosi yah? Kalo emosi berarti korelasinya sama rasa khan??

Sebenarnya kalo gue pikir-pikir simple aja ah’ untuk membuat seseorang jatuh cinta, cukup dengan bertemu seseorang yang memberikan dia rasa, merasakan emosi apa yang dibawa orang tersebut. Emosi yang membuatnya suka resah dan gelisah sendiri karena terus teringat olehnya. Kalo dah begini gue rasa itu kriteria yang udah digamangkan pasti akan langsung luntur yah. Alasannya karena dalam urusan cinta emosilah yang berbicara lebih besar, sedangkan logika hanya sebagai pelengkapnya saja.

Tapi sah-sah aja sih kalo kalian punya kriteria tertentu mengenai pasangan, kalo tujuannya baik kenapa ngga? Gue juga punya qo’ kriteria pengen punya cewe seperti apa. Tapi maksud gue disini jangan sampe kriteria lo itu merupakan satu-satunya alasan lo mencintai seseorang.

Kembali ke pertanyaan temen-temen gue kenapa gue masih single?
Sebenernya bukan ngga ada seseorang yang gue suka, adaa tapi guenya aja yang ngga beruntung. Seseorang yang memberikan gue merasakan emosi luar biasa, halahh..pokoke gue suka banget dah sama dia, tapi sayangnya dia dah punya cowo. Ok’ belum saatnya khan?

Kalo kata Aya kenapa ngga cari yang lain?
Kalo cinta itu hak hakiki untuk setiap makhluk yang diciptakan Tuhan, kenapa harus mencari?
Tuhan pasti sudah menggariskan segalanya, sabar aja nanti juga ada qo’
Santai ajaa..

Ok’ terima kasih atas perhatian dan kunjungannya ke blog gue, kalo ada salah kata mohon maaf ye..
Tulisan ini buat konsumsi pribadi aja qo’
Hehehee…

Dahh..

Jumat, 19 Desember 2008

Terhentinya Langkah SaArab di Piala Sastra

Perjuangan kontingen saArab akhirnya harus terhenti dengan kegagalan tim futsalnya melangkah ke semifinal. Tim futsal saArab berhasil ditundukan oleh sasIng melalui adu penalti di perempat final. Kegagalan tim futsal ini juga melengkapi kegagalan kontingen saArab yang sebelumnya juga gagal melangkah ke babak yang lebih tinggi. Tim basket putra dan putri harus mengakui keunggulan tim-tim lain di babak penyisihan, mereka gagal lolos dari putaran grup. Tim sepak bola yang merupakan cabang unggulan saArab juga gagal mempertahankan gelar yang direbutnya pada gelaran sebelumnya, langkah mereka terhenti dibabak perempat final, mereka takluk dari saSund melalui adu penalti. Walaupun demikian saArab masih bisa berprestasi melalui atlet putrinya Febriati yang berhasil menyumbangkan juara ke tiga dari cabang panjat tebing.


Futsal saArab

Bermain dengan kekuatan yang belum seimbang di dalam tim, saArab dikagetkan oleh gol cepat dari pemain sasIng yang melakukan kick off dengan baik langsung menembakkan bola ke gawang saArab. Ketidaksigapan kiper debutan saArab membiarkan bola masuk ke gawang, 1-0 untuk sasIng. Setelah gol tersebut tim saArab mencoba membalas. Melalui umpan lambung ke arah gawang bola yang ditanduk oleh Awo hanya melintas tipis diatas gawang. Begitu juga dengan tendangan keras Fitra yang masih bisa dijinakan kiper lawan. Mendominasi permainan saArab malah harus menelan pil pahit, karena melalui serangan balik yang cepat sasIng justru membuat tambahan gol, 2-0 untuk sasIng.

Dibabak kedua saArab masih mendominasi permainan. Tertinggal 2-0 membuat mereka tampil all out. Terus menampilkan permainan menyerang sejak pluit babak kedua dibunyikan saArab akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan. Umpan Awo menyusur ke arah muka gawang sasIng diselesaikan dengan sontekan manis oleh Fitra. Momentum tersebut membakar semangat saArab untuk terus menyerang dan membuat gol. Sebelum pluit babak kedua dibunyikan Fitra membungkam para suporter yang hadir dengan gol-nya yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Sampai peluit akhir dibunyikan kedudukan masih tetap 2-2, maka pertandingan pun dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. SasIng yang dimotori Ardi mengambil inisiatif penyerangan lebih dulu. Start sangat baik ditunjukan sasIng dengan menyerang dan mengepung pertahanan saArab namun sampai babak tambahan pertama berakhir gol dari keduanya tak kunjung tercipta.

Babak tambahan kedua pun harus dimainkan. Kali ini kedua tim sangat berimbang mempermainkan pola serangan yang bergantian. Meskipun tampak kelelahan dari pemain terlihat namun semangat yang terbakar berhasil mengalahkannya.

Momentum saArab kembali, melalui permainan satu-dua yang apik antara Pian dengan Moro mengacak-acak pertahanan sasIng dan dengan tendangan keras di muka gawang Pian berhasil merubah kedudukan, 3-2. Namun sayang kesempatan mempertahankan keunggulan dan lolos k semifinal harus terbuang. Kelengahan lini belakang saArab mengantisipasi serangan balik sasIng harus dibayar mahal dengan terciptanya gol penyama kedudukan tepat dimenit akhir pertandingan. Maka pertandingan dilanjutkan melalui adu penalti untuk menentukan pemenangnya.

SasIng keluar sebagai pemenang setelah algojo-nya mampu menunaikan tugasnya dengan baik dan kegemilangan kipernya yang menggagalkan satu tendangan penalti dari saArab.


Penurunan

Gelaran piala Sastra kali ini menampilkan banyak kejutan, terutama cabang futsal yang menampilkan kekuatan berimbang diantara pesertanya.

Namun pada gelaran tahun ini penampilan kontingen saArab justru antiklimaks dari tahun lalu. Pada gelaran sebelumnya saArab mampu merebut juara pada cabang sebak bola. Sebelum menjadi juara tahun lalu, pada gelaran dua tahun sebelumnya saArab merupakan runner up. Oleh karena itu gagalnya tim sepak bola saArab menjadi bahan evaluasi yang besar. Begitu juga dengan futsal yang pada gelarannya sebelumnya mampu berjalan sampai semifinal. Ada yang berbeda tahun ini. Ada apa dengan saArab?

Senin, 15 Desember 2008

Kerajaan Tuhan ???

Beberapa menit yang lalu gue ngeliat berita penangkepan Lia Eden yang katanya mengaku sebagai Jibril di Kerajaan Tuhan. Hihihii.. kalo gue si baca-baca tuh berita ketawa dah’
Gile yah orang sekarang pinter-pinter banget!

Sampe-sampe gini nih bikin ajaran baru tapi masih aja nyempilin perangkat agama lain yang udah ada dari dulu-dulu..

hoei’ temennya bawang, cabe dehh...

Oke’ gue emang bukan orang yang pandai dalam urusan agama tapi setidaknya gue sebagai orang awam juga berhak mengeluarkan benak pikiran gue ini..

Gue cuma ngerasa aneh aja ada ya orang kaya gini trus yang parahnya ada pula yang ngikutin! Huah! Edanlah.. Oke balik lagi ke soal berita kerajaan Tuhan yang diketuai Lia Eden, hehee.. ketawa deh gue pas ngebaca surat yang dikeluarkannya buat MUI isinya gini "Wahai Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anda semua adalah orang-orang yang paling terkutuk di dunia, karena Anda tak pernah menghargai aku, Jibril Ruhul Kudus, sebagai perintah Tuhan," sebut Lia. MUI dinilai telah menganiaya dan memfitnah Lia dan komunitas Eden. MUI juga dituding telah membuat bangsa Indonesia membenci komunitas Eden. "Atas nama Allah Subhana Wa Taala, aku bersaksi, Tuhan sudah melayangkan kutukan-Nya untuk MUI," tandas Lia. (aba/sss)(sumber detik.com 10/11/2007)

Wkwkwkwkkakakaa… tu anak raja ga tau kali ya wahyunya itu musti ditulis pake bahasa apa sampe-sampe nyelip bahasa Arab disana. Masa tu anak raja nyebutin “atas nama Allah subhana wa taala”. Ohh.. sakit ni orang! Kalo mau bikin ajaran baru yang konsisten bahasa wahyunya napa. Pikir gue jangan-jangan tu ajaran ngegunain bahasa Inggris juga dan kalo perlu sangsekerta juga kale yah’. Nih ye kalo mau bikin ajaran baru tolong yah jangan ngegunain istilah-istilah yang udah ada di agama lain.

Ngga kreatif banget si lo!

Yang gue tau bahwa setiap agama itu mempunyai bahasa tersendiri untuk menulis wahyunya dah, cotohnya Islam yang bahasa wahyunya itu berbahasa Arab. Ini gimana agama lain ga sewot sama ajaran lo. Nah elo-nya ngegunain istilah-istilah yang sama dengan agama lain terus yang lo ajarin juga beda banget sama agama lain itu, ya pantes aja kalo mereka merasa agamanya ternodai..

Nah ngomongin ginian gue jadi inget dah sama Ahmadiyah. Please deh’ tuh ajaran ngakunya Islam tapi kalimat syahadatnya diganti sama dia pake nama tokohnya (Mirza Gulam Ahmad). Yah tolong yah, gimana orang-orang Islam ga sewot! nah elonya sii yang mulai, gue aja yang awam tau kalo orang Islam itu kalimat syahadatnya pake Nabi Muhammad, nah elo berani-beraninya ganti pake Mirza Gulam Ahmad. Sakit lo! Itu mah jelas-jelas beda sama Islam (bukan Islam). Kalimat syahadat tuh dasar banget buat Islam karena orang agama lain aja yang mau masuk Islam (muallaf) itu baru resmi masuk Islam kalo dia udah ngucapin dua kalimat syahadat.. nah’ itu kalimat syahadat lo ganti, ih’ sakit lo mah!

Tolong yah buat orang-orang yang mau bikin ajaran baru tolong deh dipikir 1.000.000.000.xxx kali, jangan sampe ajaran lo itu menodai agama lain yang sudah ada. Jangan mancing api permusuhan deh’, ntar lo-nya juga yang kena..

Kayanya segitu aja ah’ males nulis lama-lama.. nah’ gue mah cuma orang awam.
Maaph-maaph deh kalo ada yang tersinggung, gue mah cuma mau ngamalin UUD tahun 1945, pasal 28 tentang kebebasan mengeluarkan pendapat, hehehee…

Jumat, 12 Desember 2008

SaArab.. aneh' tapi lucu ajaahh'

Huaa… nguap mang enak yah!
Kayanya gue baru aja ngelepas sedikit kepenatan yang terjadi hari ini.
Mau tidur tapi gue rasa belum saatnya gue untuk tidur.. jadi aj gue nyalain kompi trus nulis-nulis dah’

Hoiya! Beberapa hari yang lalu gue dapet kabar cukup menarik buat gue. Temen senasib dan seperjuangan gue c Wahid, baru aja mampir ke blog gue ini. Kabar baguusss tapi lagi-lagi seperti temen gue yang lain, dia juga Cuma mampir liat dan baca tanpa ngasih komeennn..

Blog gue miskin banget ma komen dahh.. Sampe-sampe gue sedikit ngegembel komen juga sampe sekarang blum ada tuh tanda-tanda kemakmuran komen di blog gue..

Okee.. Kembali ke Wahid. Kemaren dia bilang, ehmm.. lebih tepatnya bertanya sii.. kata dia qo di blog gue blum ada si cerita-cerita yang berbau sastra Arab (jurusan gue). Untuk pengetahuan juga gue kebiasaan manggil Wahid dengan Raden, ya itu juga karena dia memang bner-bner keturunan kraton..

Sebenernya banyak yang pengen banget gue tulis apalagi sesuatu yang menggambarkan kehidupan gue selama masuk? Oke, kecebur di sastra Arab, Unpad. Sastra Arab yang telah memberikan gue sesuatu yang beda tentang bagaimana belajar tentang arti kehidupan. Pola pikir gue yang sekarang berbeda pun akibat dari gue masuk Sastra Arab. Walaupun nilai akademik gue jauh dari kata memuaskan tapi setidaknya gue memiliki pengalaman lebih dibidang lain. Anehnya justru pengalaman itu gue dapet bukan di sastra Arab tapi ditempat lain. Gue ga mau jadi kacang yang lupa ma kulitnya, gue bisa dapet tempat lain itu juga karena gue masuk dan tetap di sastra Arab. Kalo seandainya gue ga masuk sastra Arab ato ngga gue jadi pindah, mungkin pemikiran gue yang sekarang belum tentu seperti sekarang..

Di jurusan gue ini komplet deh dengan orang-orang yang karakternya beda-beda. Ada yang pinter, sholeh, bodoh dan bejad! (dua karakter yang terakhir ya orang2’y kaya gue gini). Waktu awal masuk gue sama c Raden ngegolongin mereka-mereka yang sholeh-sholeh itu masuk ke golongan sayap kanan, nah sedangkan yang tipe-tipe perusak kesejahteraan umat ya pasti masuknya golongan kiri.. hahahaa…gokil! Ada-ada aja dah!

Satu event yang sangat menyatukan kita semua melebur menjadi satu yaitu, UAS (Ujian Akhir Semester), hahahaa…lucu dah, pas yang satu ini nih kita ga da beda-bedanya. Bersatupadu dah! Nah dari sini nih gue tau bahwa anak-anak di jurusan gue yang ikutan DKM (Dewan Kesejahteraan Masjid) bisa nyontek juga ternyata kalo kepepet, hahahaa.. gue pkir itu hukumnya tetep aja haram kan? Tapi kalo terdesak gue rasa bisa diampunin deh ma Allah, hahahaa.. Asal muasalnya, babi yang notabene haram aj bisa jadi halal kalo lagi terdesak, hahahaa.. nyari-nyari pembelaan aja ni gue. Ada lagi nih orang yang aktivis-aktivis gtu! beuhh suka aksi-aksi demo gtu dah' tapi sama aja kalo lagi otaknya panas pas UAS mah tengok kanan-kiri jg.. aktivis bukan hanya jago orasi aj nih! Jago juga tengokannya (contekannya), hahahahaa…

Ada juga si beberapa kejadian lucu lain trus ada juga yang kadang bikin gue ga betah di sastra Arab tapi nantilah kapan-kapan kita lanjut.. sekarang segini aja dulu..
See you..

Kamis, 11 Desember 2008

haduehh..dasar komentator !!!

Seorang oh’ salah dua orang komentator Indonesia sewaktu timnas Indonesia vs Singapura di piala AFF kemarin gile bener dah. Tuh’ orang berdua ngomong kemenangan laga ini (Indonesia vs Singapura) sangatlah penting, mengingat kalo Indonesia kalah dalam laga ini Indonesia yang berada di grup A akan tetap lolos ke semifinal. Namun lawan tangguh Thailand sudah menunggu, tuh orang berprediksi Thailand sudah dapat dipastikan menjadi juara grup B. kalo menang Indonesia bisa menghindari Thailand di semifinal.

Kurang bijak bangetlah komentator Indonesia itu. Logikanya kalo Indonesia menang lawan Singapura terus Indonesia lolos dari penyisihan grup sebagai juara grup A. Indonesia di semifinal ga ketemu sama Thailand dah. Nah! Kalo Indonesia menang di semifinal terus Thailand juga masuk final, bukannya Indonesia bakal ketemu Thailand juga?

Gue agak tidak sependapat nih sama kedua komentator, kurang asyik aja dengernya. Disaat rakyat Indonesia dengan sepenuh hati yang lurus mendukung Indonesia, eh’ mereka malah ngebelokin.. emang ada apa sih kalo lawan Thailand? Seharusnya tuh komentator ngomong gini “pada laga ini Indonesia sudah memastikan tempat di semifinal dan siapapun lawan di semifinal Indonesia maju tak gentar akan menghadapinya” nah khan lebih enakan tuh. Selain karena semboyan “maju tak gentar” itu adalah semboyan Indonesia sebagai tuan rumah, kata-kata tersebut juga lebih baik gue rasa, terlihat sebagai sosok yang berani menghadapi lawan siapapun akan dilawan.
Nih komentator pikirannya instant bangetlah, pengen Indonesia masuk final tapi ga mau ketemu lawan tangguh di semifinal. Kaya ga mau kerja keras aja. Kalo mau sukses ya mboya kerja keras..bukan milih-milih lawan. Siapapun lawannya kalo pake kerja keras mah puaslah ngeliatnya, hasil mah urusan nanti yang penting proses dulu yang bener, bukan yang instant!

Venezuela aja pernah ngalahin Brasil, Indonesia baru lawan Thailand kale mas..
Bukannya mau ngeremehin tapi hayo donk! Bangun jiwa optimisme buat Indonesia tercinta..

Maju Tak Gentar Indonesia !!!