Sabtu, 08 November 2008

Hayo' Majukan Budaya Nasional, Dananya???

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Rabu siang, gue dateng ke acara puncak Dies Natalis Fakultas Sastra yang ke-50. Sebenarnya rangkaian acara Dies Natalis ini sudah dimulai dari minggu sebelumnya tapi berhubung gue lagi KKNM ya baru bisa ke kampus pas ada kuliah ajah.

Pada acara puncak ada yang menarik dan patut gue datengin, yaitu stadium general oleh Bung Rano Karno a.k.a Si Doel. Kenapa gue harus menghadiri?? Jawabannya pas denger nama Rano Karno pasti memori yang terlintas adalah Si Doel Anak Sekolahan. Alasan yang tepat bukan! Si Doel Anak Sekolahan identik dengan budaya Betawi dan gue lahir dari seorang ayah dan ibu yang kebetulan berasal dari suku Betawi, maka bangkit pulalah rasa kesukuan gue..

Diacara tersebut bang Doel dalam makalahnya menyampaikan kuliah bertema “Memberdayakan Potensi Budaya Lokal (Sunda)”. Bang Doel menyampaikan kuliah dengan baik dan tidak kalah juga dengan kuliah yang disampaikan oleh dosen sini. Bang Doel dalam ceramahnya memberikan semacam masukan motivasi untuk kita semua bersama-sama untuk mengembangkan budaya lokal, budaya dari suku-suku kita. Pengalaman yang berharga bisa menjadi bagian dari kuliah bersama ini.
Ketika telinga ini masih tertuju perkataan-perkataan Bang Doel, otak ini justru mampir ke memori beberapa bulan yang lalu. Bukan ketika melihat “Merah Marun” yah (hanya orang-orang tertentu yang tau dibalik nama “Merah Marun” itu). Saat itu kami berjuang keras untuk mengadakan suatu acara yang bertemakan budaya. Huh! Luar biasa perjuangannya, mulai dari konsistensi panitianya yang naik turun karena kejelasan acara yang berubah-ubah, penolakan proposal-proposal oleh calon sponsor, sampai perizinan sana-sini yang menguras tenaga, pikiran, dan perasaan. Namun akhirnya kami tetap berhasil melaksanakannya. Nama acara tersebut “Kampung Budaya Unpad”. Kini Kampung Budaya Unpad sedang berproses ditahunnya yang ke-2. Sukses untuk kalian teman-teman yang bergabung dalam kepanitiaan. Maaf kami terpaksa tidak bisa bergabung kembali.

Kembali ke acara kuliah bersama oleh Bang Doel. Saat sesi pertanyaan ditawarkan beberapa orang yang hadir langsung mengacungkan tangan. Dalam hati gue juga punya pertanyaan yang gue ambil dari pengalaman mengikuti kepanitiaan Kampung Budaya Unpad. “Ketika sekelompok mahasiswa dengan semangat yang tinggi untuk mengembangkan potensi budaya nasional, kendala klasik tapi menentukan adalah kendala keuangan. Adakah solusi untuk kendala tersebut? Karena setiap kami memasukkan proposal-proposal selalu dipentalkan oleh perusahaan-perusahaan, menurut mereka tema budaya tidak cocok dengan konten produk mereka. Padahal diantara perusahaan tersebut terdapat salah satu perusahaan yang diiklannya selalu menampilkan sisi-sisi budaya nasional dan yang ironi ketika proposal kami hampir ditolak oleh dinas pariwisata. Bahkan kalo kami tidak bernegosiasi yang baik bantuan dari pihak rektorat pun tak akan turun”. Pertanyaan tersebut gue mau sampaikan kepada Bang Doel selaku budayawan dan seorang ibu dari dinas pariwisata Indonesia. Namun pertanyaan itu masih dalam angan gue aj karena terkendala waktu, maka terjadi pembatasan pertanyaan. Sudahlah pertanyaan tersebut masih tersimpan.

Tidak ada komentar: