Rabu, 31 Desember 2008

Asal Mula Perayaan Tahun Baru

Beberapa jam lama kita semua akan meninggalkan tahun 2008. Setiap orang menyambut 2009 dengan suka cita. Oh’ tunggu gue ralat, hanya sebagian orang aja yang menyambutnya dengan suka cita. Sodara-sodara kita di jalur Gazza justru sedang berduka.. aku hanya bisa memberikan doa untuk keselamatan kalian disana. Tuhan berikanlah jalan yang terbaik untuk mereka.

Oh’ iya ngomong-ngomong ada yang tau ga sih asal mula tahun baru itu dirayakan?

Gue nanya lho.. jadi musti dijawab!

Selamat tinggal 2008, Selamat datang 2009.

Cuma kata-kata ini yang mau gue ungkapkan, kenangan masa lalu akan selalu menjadi sejarah hidup. Harapan masa depan akan selalu menjadi cita-cita..

Minggu, 28 Desember 2008

Napoleon dan Islam ???

Lo semua pasti tau khan Napoleon Bonaparte itu siapa?
Kalo yang ga tau kayanya tu orang belum ngerasain bangku sekolah deh’
Kmaren gue browsing-browsing di kaskus, gue nemuin posting yang patut diketahui bahwa seorang Napoleon Bonaparte ternyata pengagum Islam, Wow!
Sound interesting hah’

Gue jadi sangat malu sendiri dah’, selama ini gue suka dapet info banyak orang yang non-Islam yang menerapkan ajaran Islam, baik itu untuk kesehatan, hukum, hubungan sosial, dll.

Kalo kaya gini terasa bener dah apa yang pernah dikatakan salah satu dosen kebudayaan gue, bahwa umat Islam itu tertinggal karena meninggalkan ajarannya, sedangkan umat agama lain maju karena meninggalkan ajaran agamanya.

Balik lagi ke Napoleon Bonaparte, ni posting gue ambil dari http://kaskus.us/showthread.php?t=1298281 judulnya “Napoleon Admires Islam??”

Dah langsung aja deh lo baca !!!

“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan umat manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk menjunjung satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanya al- Qur’anlah satu-satunya sumber kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”

Sewajarnya ungkapan optimisme ini muncul dari para tokoh pergerakan Islam. Tapi yang satu ini ternyata bukan! Statement lugas ini diungkap bukan oleh para aktivis. Bukan pula para ulama, kyai dan cendekiawan. Mungkin kita bertanya-tanya, gerangan siapakah yang begitu berani melontarkan statement bermuatan sara seperti itu? Atau mungkin kita lebih tidak percaya lagi karena yang mengucapkan kata-kata tersebut adalah Napoleon Bonaparte!
“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”

“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada Anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada Anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”

Tokoh istimewa ini begitu popular dalam sejarah sehingga namanya tercantum dalam urutan ke-34 dari ‘Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dunia’ (Buku tulisan Micheal H. Hart yang meletakkan Rasulullah saw menduduki tempat teratas dalam urutan itu).

Napoleon Bonaparte, namanya tercatat di semua buku sejarah dunia. Setelah ratusan tahun lamanya Perancis dipimpin oleh raja-raja, Napoleon Bonaparte merupakan pemimipin Perancis pertama yang bergelar Kaisar (the emperor of French), ia memerintah pada tahun 1804-1814 dan 1815. Pada masa jayanya, Napoleon Bonaparte mungkin salah satu pemimpi paling besar sepanjang sejarah manusia. Melalui kharismanya yang disertai kerja keras dan ambisi gilanya, ia bertekad mewujudkan mimpinya menguasai seluruh Eropa. Mimpinya hampir saja terwujud, karena seluruh daratan Eropa nyaris dikuasai bahkan Asia Barat, termasuk Mesir dan Palestina. Napoleon memang cinta pada kekuasaan, yang ia ibaratkan, seperti seorang musisi mencintai biolanya.

Modal intelejensi yang tinggi dia buktikan dengan kemahirannya mengatur strategi perang yang jitu. Dia juga memiliki pengetahuan politik yang mumpuni, hingga menjadi Kaisar tanpa begitu banyak pertumpahan darah di dalam negeri. Dan yang paling penting, kharismanya hingga sekarang masih menyedot perhatian rakyat Perancis.

Napoleon lahir dari keluarga petani anggur di Ajaccio (Aiacciu) atau disebut Ajax dalam bahasa Latin di Pulau Corsica yang terletak di bagian tenggara Perancis pada 15 Agustus 1769. Pulau Corsica berada di bawah jajahan Perancis yang merupakan pulau keempat terbesar setelah Pulau Sicily, Sardinia dan Cyprus di Laut Mediterranean.

Kopral Kecil (”Le petit caporal”) –demikian julukannya karena bertubuh pendek dibanding rata-rata orang Eropa– mengawali karir militer dengan menjadi perwira artileri. Ia kemudian berhasil memadamkan pemberontakan terhadap Konvensi Nasional di Paris pada tahun 1795. Dalam penaklukan Italia dari 1796 hingga 1797, Napoleon mengalahkan pasukan Austria yang saat itu menguasai sebagian Italia. Akan tetapi, upaya menaklukkan Mesir kandas setelah armadanya dilumpuhkan oleh armada Inggris di bawah Laksamana Nelson pada 1798. Walau begitu, di mata rakyat Prancis, Napoleon adalah pahlawan dan diharapkan mengembalikan kejayaan negaranya yang memudar akibat ketamakan Raja Louis XIV yang mempunyai semboyan: “L`Etat Cest Moi” atau “Negara adalah Saya”.

Setelah dukungan rakyat dan prajurit berada di genggaman tangan, Napoleon pun menggulingkan pemerintah Prancis pada 1799. Napoleon menjadi Konsul Pertama dan mengangkat dirinya sebagai kaisar. Sedangkan jasa yang terbesar bagi negaranya adalah kodifikasi hukum yang dikenal sebagai Code Napoleon–yang hingga kini masih menjadi dasar hukum Prancis.

Peperangan demi peperangan dimenangkan Napoleon dengan gemilang pada rentang 1800 hingga 1808. Dengan enteng pula Napoleon menentukan batas-batas negara yang tentunya menguntungkan pihak Prancis. Kegemilangan Napoleon memang tak terlepas dari sejumlah strategi jitu yang diterapkan. Menurut buku bertajuk Napoleon Expansionist, taktik perang Napoleon bertumpukan ajaran perang klasik gubahan Sun Tzu. Satu di antara taktik jitu Napoleon adalah membiarkan ratusan prajuritnya di garis terdepan mati di ujung meriam pasukan musuh. Sedangkan ribuan tentara Napoleon lainnya berlindung di tubuh pasukan yang mati tadi.

Sukses Napoleon di medan perang jelas mengangkat Prancis menjadi kekuatan utama di Eropa sekalipun penyerbuannya ke Rusia pada 1812 mengalami kegagalan. Namun, dua tahun kemudian, arus balik menghantam Napoleon. Ia beserta pasukannya mulai menderita kekalahan demi kekalahan. Napoleon akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Elba, bagian barat Samudra Pasifik.

Akan tetapi, Napoleon dengan bantuan sejumlah pendukung setianya berhasil melarikan diri. Berita lolosnya Sang Kaisar, membuat ribuan prajurit Napoleon yang setia kembali menyiapkan senjata. Mereka pun menyambut gembira kedatangan Napoleon di Prancis. Tak lama kemudian, Napoleon kembali menabuh genderang perang dan maju ke medan laga melawan pasukan koalisi pimpinan Inggris dan Austria.

Di medan laga, pasukan Napoleon hampir memenangkan pertempuran. Sayang, tentara Napoleon kekurangan perbekalan makanan. Padahal, serdadu koalisi pimpinan Duke of Wellington, bangsawan Inggris, sudah putus asa menghadapi kegigihan tentara Napoleon. Dan, Napoleon kembali kalah!

Sebagai hukuman, Napoleon dihilangkan hak menetapnya di Perancis. Dia dibuang ke Pulau Saint Helena yang terletak di bagian timur Afrika. Ribuan prajurit maupun rakyat Prancis pun bercucuran air mata ketika menyaksikan Napoleon dikapalkan untuk dibuang ke pulau tersebut.

Kaisar Perancis yang sempat menikmati masa-masa kejayaan dengan menguasai hampir seluruh daratan Eropa itu dikucilkan di pulau terpencil di Samudera Atlantik bagian selatan. Enam tahun kemudian, Bonaparte menghembuskan napas terakhirnya di usia 52 tahun.

Otopsi yang dilakukan saat itu menunjukkan bahwa kanker usus menjadi penyebab kematiannya. Namun, sejumlah racun arsen yang ditemukan pada tahun 1961 di rambutnya memicu kontroversi bahwa ia diracun. Alasan ini masuk akal sebab pengaruhnya di Eropa masih sangat besar sehingga dikhawatirkan akan memberontak jika ia lepas kembali seperti yang dilakukan sebelumnya saat dikucilkan pertama kali di Pulau Elba. Tapi, semua itu baru sebatas spekulasi.

Untuk menguak teka-teki tersebut, sejumlah peneliti dari Universitas Texas Barat Daya mempelajari catatan medis dokter yang memeriksanya saat itu, mengumpulkan laporan saksi mata dan sejarah kesehatan keluarganya, serta membandingkannya dengan teknik otopsi modern. Hasilnya menunjukkan, pendarahan usus mungkin faktor utama penyebab kematian secara mendadak itu.

“Meski ia lepas dari pulau tersebut, kondisi tubuhnya tidak akan mendukung. Kalaupun diobati sekarang, ia hanya tahan setahun,” kata peneliti utamanya Robert Genta yang melaporkan hasil penelitiannya dalam Nature Clinical Practice Gastroenterology and Hepatology edisi Januari. Ia mengatakan, dengan teknik pembedahan dan kemoterapi sekalipun, pasien dengan kanker usus seperti dia akan sulit diobati. Deskripsi asli otoposinya menggambarkan betapa buruknya penyakit kanker yang dideritanya, dengan dua luka total sepanjang 10 centimeter, dari sebuah luka di lambung serta sebuah luka di antara dinding lambung dan hati.

Dengan membandingkan variasi 50 foto tukak lambung dan 50 foto kanker usus, para peneliti yakin bahwa yang diderita Bonaparte termasuk kanker. Dari ukurannya saja, ujar Genta, bisa diperkirakan bahwa itu kanker. Tapi, kanker tersebut berawal dari tukak lambung yang terinfeksi. Makanan yang diasinkan tanpa buah segar dan sayuran, yang menjadi menu tentara pada umumnya, turut memperparah risiko kanker ususnya. Bisa dibayangkan bagaimana penderitaan Bonaparte saat kanker yang menyerang tubuhnya mulai menjalar ke organ lainnya sampai ajal menjemput.

Namun pertanyaan besarnya adalah benarkah Jenderal Besar Panglima Tentara Perancis yang digambarkan sebagai seorang yang kontroversial ini benar-benar memeluk Islam? Jika benar, apakah karena ada unsur muslihat dibalik semua itu agar ambisinya dapat terwujud?

Keislaman Napoleon diangkat dan dipaparkan oleh David M. Pidcock dalam sebuah bukunya yang mengutip kembali berita sebuah surat kabar resmi Perancis, Le Moniteur, yang menyebut tentang keislaman Napoleon pada 2 Juli 1798. Terjadi hampir 23 tahun sebelum meninggal dunianya pada 1821.

Kapankah tokoh ini memeluk Islam, kemudian apakah berganti nama menjadi Aly (Ali) Napoleon Bonaparte?

Peristiwa ini dipercaya terjadi ketika Napoleon berada di Mesir. Napoleon tertarik kepada Islam ketika diajak menghadiri acara Maulid Nabi saw yang dihadiri oleh ribuan umat Islam. Majelis itu menyadarkan Napoleon kepada kata-kata Voltaire yang mempercayai bahwa manusia memerlukan agama dalam hidup mereka. Manusia tidak boleh hidup tanpa agama atau tanpa mempercayai tuhan. Sejarah tak pernah mencatat apa sebenarnya agama formal Napoleon Bonaparte. Ia memang dilahirkan di tengah sebuah bangsa Kristen. Namun ia tak pernah terlihat pergi ke gereja atau melakukan ritual-ritual kristen.

Pengalaman di Mesir itu dikatakan telah memberikan sebuah perjalanan rohani bagi Napoleon. Tetapi apakah yang membuat ‘Sang Penakluk Eropa’ ini dapat menerima Islam?

Napoleon berkata, “Rasulullah saw berhasil menuntun kehidupan kaum Arab yang jahil kepada jalan yang benar. Mengajar kepada mereka mengenai keesaan Allah. Allah yang satu. Tuhan yang tidak mempunyai bapa, tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai pendamping.”

“Sedangkan menyembah pelbagai jenis tuhan merupakan satu budaya yang sangat kabur tetapi tidak lebih satu aspek pemujaan kepada berhala yang merupakan hanyalah patung-patung yang kosong.”

Napoleon juga sangat mengagumi kitab suci al-Quran setelah dia membandingkan isi kandungannya dengan Injil. “Saya menemukan kebenaran-kebenaran yang unggul di dalam al-Quran yang selama ini dikelirukan oleh kitab-kitab terdahulu yang manusia itu campur tangan di dalamnya melalui kata-kata mereka sendiri, bukannya kata-kata Tuhan.”

Malah yang lebih menarik adalah ucapan Napoleon ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Palestina pada tahun 1799 sebelum bertempur dengan pasukan Utsmaniah. Sambil mengenakan serban di kepalanya, Napoleon mengaku tentang keislamannya dan berkata: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih. Saya Bonaparte, Panglima perang tentara Perancis. Kepada semua pemimpin di sini, para mufti dan penduduk Gaza, Ramla dan Jaffa, semoga Allah melindungi kita semua.”

Keislaman Napoleon dapat ditelusuri lebih lanjut dalam sebuah buku, ‘Napoleon and Islam’ atau Bonapart et Islam oleh C. Cherfils. (ISBN: 967-61-0898-7). Dalam buku itu, Napoleon dikutip sebagai pernah mengatakan: “Dalam waktu dekat ini, jika berpeluang, saya ingin menyatukan semua umat manusia melalui budaya yang baik (Islam) dan pemerintahan yang mengayomi rakyatnya melalui prinsip yang tertulis dalam al-Quran al Karim.”

Perihal perundang-undangan, Napoleon sendiri mengakui akan keunggulan perundang-undangan Islam atau syariah. Saat menduduki Mesir ketertarikan Napoleon dengan kodifikasi hukum Islam itu ditunjukkan dengan membawa idea itu ke Perancis. Dia membawa empat ahli hukum Islam dari Mesir untuk menyusun Code Penal dan Code Sivil Perancis, yang dikenal dengan istilah Code Napoleon itu. Code Napoleon itu kemudian mempengaruhi negeri Belanda, dan dari situlah lahir KUH Pidana dan KUH Perdata yang kita kenal sekarang ini sebagai kitab hukum warisan Belanda di negeri kita.

Dalam KUH Perdata — yang diadopsi dari Code Napoleon — ada transformasi dari syari’at Islam, yakni ketentuan di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa “Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan harta saudara kalian dengan cara yang bathil, tetapi menghalalkan jual beli yang dilakukan ridho dengan ridho”. Inilah yang dinamakan prinsip “kausa yang halal” sebagai salah satu prinsip dalam hukum perikatan. Para pihak dalam membuat perjanjian harus dilandasi oleh iktikad baik dan prinsip perjanjian adalah terbuka, tergantung dari keinginan dan kesepakatan para pihak, namun asas-asas hukum termasuk rasa kepatutan harus tetap menjadi pertimbangan.

Transformasi lain dari syariat Islam ke dalam hukum civil Napoleon ialah tentang keharusan adanya saksi dalam perjanjian. Juga ada transformasi tentang konsep “washil” yang di Eropa diadopsi dan disebut dengan istilah “wesel”, yakni seperangkat aturan tentang penitipan sesuatu untuk diantarkan kepada orang lain, seperti jasa pos dan kurier di zaman sekarang. Transformasi yang paling banyak dari syariat Islam ke dalam hukum Eropa dan hukum internasional publik, ialah dalam Hukum Perang dan Damai.

Dalam Hukum Romawi, perang adalah bumi hangus dan semua halal belaka. Hukum Islamlah yang mengajari orang Eropa bahwa perang harus tunduk kepada hukum, tidak boleh asal bunuh dan asal bumi hangus.Yang boleh dibunuh hanyalah tentara dan orang sipil yang aktif membantu tentara. Orang sipil, wanita dan anak-anak harus dilindungi. Rumah ibadat agama apapun serta fasilitas umum tidak boleh dihancurkan. Juga ada aturan-aturan tentang status tawanan perang, pertukaran tawanan, dan pembebasan tawanan. Perang tidak boleh dilakukan diam-diam. Perang harus diumumkan secara terbuka. Negara yang melakukan agresi harus dihukum secara kolektif oleh negara-negara lain.

Prinsip seperti ini ada di dalam al-Quran dan mempengaruhi — atau dengan kata lain — mengalami transformasi dalam penyusunan berbagai konvensi hukum perang modern.

Banyak orang tidak mengetahui transformasi berbagai “keluarga hukum” ke dalam sistem hukum di suatu negara, kecuali mereka yang mempelajari sejarah hukum. Sikap apriori terhadap sesuatu — dalam arti mudah menolak dan mudah menerima sesuatu — tanpa studi yang mendalam, bukanlah sikap akademis dalam mencari kebenaran ilmiah. Demikian menurut Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra.

Lalu Napoleon pun menggunakan undang-undang itu saat memerintah Perancis dan dipercaya hingga sekarang pengaruh dan elemen undang-undang syariah masih terus digunakan di negara itu. Contoh yang paling kentara adalah ketika terjadi kecelakaan tragis di jalan raya yang merenggut nyawa Puteri Diana dan teman lelakinya, Dodi Al Fayed pada 1997.

Pemerintah Prancis merujuk KUH yang lama saat menjatuhkan hukuman kepada juru foto yang sempat mengabadikan detik-detik terjadinya kecelakaan itu. Mereka dijerat hukuman dengan tuduhan tidak membantu korban dan lebih mengutamakan untuk mengambil gambar pada kecelakaan tersebut. Bentuk undang-undang dan hukuman ini nyata-nyata diambil dari kitab fikih Al-Muwaththo’ Imam Malik.

Walau bagaimanapun pro kontra seputar pelbagai pendapat mengenai status agama dan pengislaman Napoleon harus diungkap. Menurut Zuraini Nordin dosen di Universitas Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), mengatakan, “Sebenarnya kaisar Perancis itu seorang yang berpegang kepada ajaran Deisme yaitu tidak percaya kepada ajaran-ajaran Kristen seperti Original Sins (Dosa Warisan), mukjizat dan sebagainya. Dia mengkritik ajaran Kristen itu sebagai hanya mementingkan aspek spiritual individu dibanding dengan Islam yang dia sendiri pahami sebagai agama yang rasional dan mementingkan ilmu dan sains.”

Maka tidak berlebihan kalau kemudian Napoleon sangat menggandrungi agama Islam, menghormati orang Islam dan mengagumi kepribadian Nabi Muhammad itu sendiri. Hal ini dikarenakan dia percaya Rasulullah bukan saja seorang pemimpin agung tetapi juga seorang panglima yang ulung, dia (Nabi) sangat sesuai dengan semangat dan jiwanya sebagai seorang kaisar dan panglima perang Perancis yang punya cita-cita tinggi,” kata Zuraini menjelaskan

Masih kata Zuraini, Napoleon adalah seorang yang gemar mengkaji tentang Islam, al-Quran dan hadits Nabi dan dia membina hubungan baik dengan para mufti dan ulama-ulama Al-Azhar selama ekspedisinya di Mesir. Napoleon mengakui Islam sebagai satu sistem kepercayaan yang unggul dan dia banyak mengadaptasikan undang-undang syariah ke dalam kode sipilnya yang dikenal sebagai Code Napoleon.

Dengan kode atau undang-undang itu Napoleon merasa telah dapat memberi manfaat kepada pemerintahannya dan rakyat Perancis. Sebagai seorang raja, tidak disangsikan Napoleon juga seorang yang memiliki jiwa kerakyatan dan selama pemerintahannya banyak reformasi dilakukan untuk kepentingan rakyat.

Namun ternyata masih ada juga pihak-pihak yang menyangsikan dan memperdebatkan perihal keislaman Napoleon itu. Walaupun sebenarnya sudah banyak literatur dan sumber-sumber informasi yang memaparkan keislaman kaisar Perancis tersebut, namun diyakini bahwa tokoh ini hanya menaruh minat terhadap Islam saja.

Malah Napoleon menggunakannya demi kepentingan diri dalam meluaskan kekuasaannya. Dia pernah mengatakan di hadapan para ulama dan rakyat Mesir: “Bahwa saya datang untuk mengembalikan hak-hak Anda, yang telah dirampas oleh para penjajah; bahwa saya memuja Tuhan lebih daripada kaum Mamluk dan juga bahwa saya menghormati Nabi Muhammad dan kitab suci Al-QurĂ¢an. Beritahu para penjajah bahwa semua manusia itu sama di hadapan Tuhan; bahwa kecerdasan, kebajikan dan sainlah yang membedakan mereka semua.”

Dengan pernyataan itu Napoleon ingin meyakinkan kaum Muslimin Mesir, bahwa dirinya bukan tentara salib. Dia berusaha merangkul para ulama dalam lingkup kekuasaan pemerintah, tetapi para ulama yang tidak biasa dengan kekuasaan sekuler, tidak terkesan dan memilih bertahan pada habitatnya sebagai pemuka-pemuka tradisional yang religius dalam budaya agraris. Walhasil hingga saat akhir, upaya Napoleon untuk mendapatkan legitimasi kekuasaannya dengan dukungan kaum ulama tidak berhasil. Pada tahun 1801 Inggris berhasil mengusir Perancis dari bumi Mesir, dan menyerahkan kembali Mesir kepada Kekhalifahan Utsmaniyah.

Tuduhan bahwa Napoleon melakukannya hanya sebagai komoditas politik demi kepentingan diri dalam meluaskan kekuasaannya ini bukanlah isu ‘aneh’ karena keislaman seseorang di Eropa sering kali tidak disukai oleh berbagai pihak yang memiliki modus kepentingan yang berbeda-beda. Perdebatan di seputar ini sebenarnya membuka lembaran bagi terjadinya kajian yang lebih mendalam untuk menentukan status agama Napoleon.

Bagi Barat sendiri, mungkin terlalu sulit buat mereka menerima dan mengakui hakikat ada tokoh sehebat Napoleon yang menerima kebenaran Islam. Pengaruhnya sedikit banyak akan merubah tatanan sejarah Eropa. Kalaupun itu tidak terjadi, paling tidak akan memberikan ‘efek kejut’ atas berbagai sikap negatif yang selama ini menjadi stereotype Barat terhadap Islam.

Judul Asli: Jejak Islam “The Emperor of French” oleh Aidil Heryana, S.Sosi

Sumber : dakwatuna.com

Sabtu, 27 Desember 2008

KKNM Raharja # 1

Yes!
KKNM gue udah 90% kelar, beres, selesai, ato udahann…
Huehehee…

Terima kasih untuk segenap warga desa Raharja, kecamatan Tanjungsari, kabupaten Sumedang yang membantu selama proses pengabdian kami.

Sumpah ya kelompok KKNM Desa Raharja tuh paling aneh’, gimana ngga kita selama program KKNM 2 bulan enggak pernah yang namanya fullteam hadir, selalu ada aja yang mangkir. Sekali-kalinya kita fullteam tuh cuma pas pembekalan awal aja donk’. Resiko ngambil KKNM gelombang 1 atau 3 mang seperti ini.

Sebenarnya keanehan ini dimulai ketika gue ditunjuk? Ok’ dikorbankan menjadi Kordinator Desa (kordes). Gokil dah’ gue dijadiin kordes, hahahaa… kalo temen-temen gue bilang bakal ga bener dah ni kelompok KKNM dibawah rezim gue, hahahaa… tapi Alhamdulillah akhirnya semua masih baik-baik saja. Ngga ada yang luka ato kehilangan sebagian organnya khan karena gue kordes-in??

Ada banyak cerita selama KKNM 3 bulan ini. Gue pasti bakal kangen berat dah’

Okeh’ pertama kita ke scene Pak Kades!
Karena yang bakal gue kabar khan bukan sesuatu berita yang baik, jagi nama disamarkan..
Jadi gini pak Kades ini sebenernya baik, cuma hanya ke beberapa orang aja. Sebelumnya kita flashback dulu, sewaktu kita pertama kali diterima oleh aparat desa. Beliau memberikan sedikit kata sambutan, beuhh..kata-kata dari pak Kades yang akan membantu penuh awalnya membuat kita cukup lega tapi fakta dilapangannya beda banget’. Dari awal sampe akhir program yang kita adakan beliau tidak menghadiri satu pun. Sedih banget gue..padahal setiap program kami selalu undang dan undangan untuk warga pun selalu berparaf beliau, huh’..

Ada lagi yang lucu, diawal c bapak bilang, uang bukan segalanya dan mengerti keadaan kita sebagai seorang mahasiswa karena biar gini-gini juga bapak pernah kuliah, hahahaa… kata-kata “bapak pernah kuliah” ini jadi booming dikelompok gue. Pak ga usah dibilang jg kita tau qo bapak pernah kuliah..

Balik lagi ke uang bukan segalanya tapi faktanya uang-uang juga yang berbicara. Udah tau kita ini mahasiswa kere’ eh beliau malah seenaknya bilang kita untuk udunan 50rb satu orangnya buat beli kambing saat Idul Adha kemarin. Huah’ sayang aja ngomongnya pas ngga ada gue, kalo pas ada gue mah pasti gue tanggepin dah. Terus ada lagi waktu pas pak Amar nawarin alat-alat musiknya untuk dipakai untuk penutupan KKNM kalo diperlukan, beliau nimbrung lagi, katanya dikasih harga khusus buat mahasiswa mah, lhaa..pak Amar nawarinnya gratis eh’ dia semena-mena ngajuin harga. Lagi-lagi pas ngomong gitu ga ada gue, huh’.

Dari sana gue mulai kehilangan kepercayaan sama kata-kata dari kades. Bagusnya pas gue ceritakan hal-hal ini ke bu Amna (dosen pembimbing lapangan kami), beliau men-support kami untuk terus berjalan. Hahahaa..tanpa kades jg masih bisa jalan qo’.

Minggu lalu pas acara ibu-ibu PKK Rw 07 mengadakan event sungguh membuat gue bertanya-tanya. Lo coba bayangin Bapak dan Ibu Camat hadir diacara tersebut tapi kades-nya malah ga datang. Ibu kades datang sii tapi telat itu juga. Dimana kepedulian kades terhadap perkembangan warganya?
Apalagi kata ibu-ibu PKK Rw 07 mereka mengadakan acara tersebut atas inisiatif dan dana sendiri. Padahal yang mereka ketahui, ada dana untuk pengembangan PKK. So, dananya kemana yah?

Sebenernya dari awal ketika kami melakukan observasi lapangan, gue mencium ada ketidakberesan. Insting rasa ingin tahu gue menggema, tapi sayangnya harus gue buang jauh-jauh. Soalnya gue di desa itu untuk KKNM, bukan untuk mencari hal-hal lain. Apalagi gue di sana hanya tamu sementara, jadi gue tidak mau bertindak yang lebih jauh.

Ok’ thanks 4 attention..
Cerita lainnya bersambung dilain waktu..

Seperti Apa Yah?


Horaii!
akhirnya posting lagi..
Kalo The Changcuters ngeluarin album Mencoba Sukses, gue ngeluarin posting-an Mencoba Produktif..
Hahaaa…

Beberapa hari belakangan ini temen-temen gue pada repot nanyain kabar status gue yang tak kunjung berubah, tetep single. Mereka jadi lebih repot dari gue dah. Ada yang ngasih saran ini-itu, gue disuruh musti begini-begitulah, trus ada jg malah yang nawarin calon segala, hahaa… makasih teman-teman atas perhatiannya. Tenang aj, gue masih normal qo’, gue masih suka yang namanya cewe, apalagi kalo yang lucu-lucu. Kalo kata Aji dan teh Endah sii, belum saatnya aja.. ntar juga kalo saatnya mah pasti adaa..

Anyway diantara kalian pasti punya kriteria mau punya pasangan seperti apa?
Jawabannya mungkin mau yang baik, cakep, lucu, keren, ramah, penyayang, pengertian, dsb. Jawaban yang paling pasti sih gue balikin lagi ke kalian masing-masing mu pasangan seperti apa, hehehee…

Kenapa yah musti ada kriteria tertentu untuk jadi pasangannya? Kalo begitu seolah-olah jatuh cintanya itu sudah dapat direncanakan jauh-jauh hari. Dia akan merasa jatuh cinta ketika dia bertemu dengan seseorang yang sesuai apa yang dikreteriakannya yah. Analoginya seperti pembeli buah yang menginginkan buah yang akan dibelinya itu harus tampak segar dan matang, kalo tidak seperti itu maka si pembeli buah pasti akan mencari toko buah lainnya. Setelah mendapat buah yang segar, si pembeli pasti ingin merasakan buah itu. Seandainya buah yang tampak segar itu rasanya tidak seenak tampilannya, apa si pembeli buah itu akan membelinya? Jawabannya kalo menggunakan logika si pembeli buah pasti akan membelinya karena dia percaya bahwa kalo buahnya tampak segar dan bagus, rasa pun pasti enak. Padahal belum tentu juga yah’.

Okeh’ balik lagi, sebenarnya ada ga sih orang yang bisa menentukan kapan dan dengan siapa dia jatuh cinta? Sampai saat ini gue belum tau jawaban yang idealnya seperti apa. Cinta itu bukannya berkaitan sama emosi yah? Kalo emosi berarti korelasinya sama rasa khan??

Sebenarnya kalo gue pikir-pikir simple aja ah’ untuk membuat seseorang jatuh cinta, cukup dengan bertemu seseorang yang memberikan dia rasa, merasakan emosi apa yang dibawa orang tersebut. Emosi yang membuatnya suka resah dan gelisah sendiri karena terus teringat olehnya. Kalo dah begini gue rasa itu kriteria yang udah digamangkan pasti akan langsung luntur yah. Alasannya karena dalam urusan cinta emosilah yang berbicara lebih besar, sedangkan logika hanya sebagai pelengkapnya saja.

Tapi sah-sah aja sih kalo kalian punya kriteria tertentu mengenai pasangan, kalo tujuannya baik kenapa ngga? Gue juga punya qo’ kriteria pengen punya cewe seperti apa. Tapi maksud gue disini jangan sampe kriteria lo itu merupakan satu-satunya alasan lo mencintai seseorang.

Kembali ke pertanyaan temen-temen gue kenapa gue masih single?
Sebenernya bukan ngga ada seseorang yang gue suka, adaa tapi guenya aja yang ngga beruntung. Seseorang yang memberikan gue merasakan emosi luar biasa, halahh..pokoke gue suka banget dah sama dia, tapi sayangnya dia dah punya cowo. Ok’ belum saatnya khan?

Kalo kata Aya kenapa ngga cari yang lain?
Kalo cinta itu hak hakiki untuk setiap makhluk yang diciptakan Tuhan, kenapa harus mencari?
Tuhan pasti sudah menggariskan segalanya, sabar aja nanti juga ada qo’
Santai ajaa..

Ok’ terima kasih atas perhatian dan kunjungannya ke blog gue, kalo ada salah kata mohon maaf ye..
Tulisan ini buat konsumsi pribadi aja qo’
Hehehee…

Dahh..

Jumat, 19 Desember 2008

Terhentinya Langkah SaArab di Piala Sastra

Perjuangan kontingen saArab akhirnya harus terhenti dengan kegagalan tim futsalnya melangkah ke semifinal. Tim futsal saArab berhasil ditundukan oleh sasIng melalui adu penalti di perempat final. Kegagalan tim futsal ini juga melengkapi kegagalan kontingen saArab yang sebelumnya juga gagal melangkah ke babak yang lebih tinggi. Tim basket putra dan putri harus mengakui keunggulan tim-tim lain di babak penyisihan, mereka gagal lolos dari putaran grup. Tim sepak bola yang merupakan cabang unggulan saArab juga gagal mempertahankan gelar yang direbutnya pada gelaran sebelumnya, langkah mereka terhenti dibabak perempat final, mereka takluk dari saSund melalui adu penalti. Walaupun demikian saArab masih bisa berprestasi melalui atlet putrinya Febriati yang berhasil menyumbangkan juara ke tiga dari cabang panjat tebing.


Futsal saArab

Bermain dengan kekuatan yang belum seimbang di dalam tim, saArab dikagetkan oleh gol cepat dari pemain sasIng yang melakukan kick off dengan baik langsung menembakkan bola ke gawang saArab. Ketidaksigapan kiper debutan saArab membiarkan bola masuk ke gawang, 1-0 untuk sasIng. Setelah gol tersebut tim saArab mencoba membalas. Melalui umpan lambung ke arah gawang bola yang ditanduk oleh Awo hanya melintas tipis diatas gawang. Begitu juga dengan tendangan keras Fitra yang masih bisa dijinakan kiper lawan. Mendominasi permainan saArab malah harus menelan pil pahit, karena melalui serangan balik yang cepat sasIng justru membuat tambahan gol, 2-0 untuk sasIng.

Dibabak kedua saArab masih mendominasi permainan. Tertinggal 2-0 membuat mereka tampil all out. Terus menampilkan permainan menyerang sejak pluit babak kedua dibunyikan saArab akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan. Umpan Awo menyusur ke arah muka gawang sasIng diselesaikan dengan sontekan manis oleh Fitra. Momentum tersebut membakar semangat saArab untuk terus menyerang dan membuat gol. Sebelum pluit babak kedua dibunyikan Fitra membungkam para suporter yang hadir dengan gol-nya yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Sampai peluit akhir dibunyikan kedudukan masih tetap 2-2, maka pertandingan pun dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. SasIng yang dimotori Ardi mengambil inisiatif penyerangan lebih dulu. Start sangat baik ditunjukan sasIng dengan menyerang dan mengepung pertahanan saArab namun sampai babak tambahan pertama berakhir gol dari keduanya tak kunjung tercipta.

Babak tambahan kedua pun harus dimainkan. Kali ini kedua tim sangat berimbang mempermainkan pola serangan yang bergantian. Meskipun tampak kelelahan dari pemain terlihat namun semangat yang terbakar berhasil mengalahkannya.

Momentum saArab kembali, melalui permainan satu-dua yang apik antara Pian dengan Moro mengacak-acak pertahanan sasIng dan dengan tendangan keras di muka gawang Pian berhasil merubah kedudukan, 3-2. Namun sayang kesempatan mempertahankan keunggulan dan lolos k semifinal harus terbuang. Kelengahan lini belakang saArab mengantisipasi serangan balik sasIng harus dibayar mahal dengan terciptanya gol penyama kedudukan tepat dimenit akhir pertandingan. Maka pertandingan dilanjutkan melalui adu penalti untuk menentukan pemenangnya.

SasIng keluar sebagai pemenang setelah algojo-nya mampu menunaikan tugasnya dengan baik dan kegemilangan kipernya yang menggagalkan satu tendangan penalti dari saArab.


Penurunan

Gelaran piala Sastra kali ini menampilkan banyak kejutan, terutama cabang futsal yang menampilkan kekuatan berimbang diantara pesertanya.

Namun pada gelaran tahun ini penampilan kontingen saArab justru antiklimaks dari tahun lalu. Pada gelaran sebelumnya saArab mampu merebut juara pada cabang sebak bola. Sebelum menjadi juara tahun lalu, pada gelaran dua tahun sebelumnya saArab merupakan runner up. Oleh karena itu gagalnya tim sepak bola saArab menjadi bahan evaluasi yang besar. Begitu juga dengan futsal yang pada gelarannya sebelumnya mampu berjalan sampai semifinal. Ada yang berbeda tahun ini. Ada apa dengan saArab?

Senin, 15 Desember 2008

Kerajaan Tuhan ???

Beberapa menit yang lalu gue ngeliat berita penangkepan Lia Eden yang katanya mengaku sebagai Jibril di Kerajaan Tuhan. Hihihii.. kalo gue si baca-baca tuh berita ketawa dah’
Gile yah orang sekarang pinter-pinter banget!

Sampe-sampe gini nih bikin ajaran baru tapi masih aja nyempilin perangkat agama lain yang udah ada dari dulu-dulu..

hoei’ temennya bawang, cabe dehh...

Oke’ gue emang bukan orang yang pandai dalam urusan agama tapi setidaknya gue sebagai orang awam juga berhak mengeluarkan benak pikiran gue ini..

Gue cuma ngerasa aneh aja ada ya orang kaya gini trus yang parahnya ada pula yang ngikutin! Huah! Edanlah.. Oke balik lagi ke soal berita kerajaan Tuhan yang diketuai Lia Eden, hehee.. ketawa deh gue pas ngebaca surat yang dikeluarkannya buat MUI isinya gini "Wahai Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anda semua adalah orang-orang yang paling terkutuk di dunia, karena Anda tak pernah menghargai aku, Jibril Ruhul Kudus, sebagai perintah Tuhan," sebut Lia. MUI dinilai telah menganiaya dan memfitnah Lia dan komunitas Eden. MUI juga dituding telah membuat bangsa Indonesia membenci komunitas Eden. "Atas nama Allah Subhana Wa Taala, aku bersaksi, Tuhan sudah melayangkan kutukan-Nya untuk MUI," tandas Lia. (aba/sss)(sumber detik.com 10/11/2007)

Wkwkwkwkkakakaa… tu anak raja ga tau kali ya wahyunya itu musti ditulis pake bahasa apa sampe-sampe nyelip bahasa Arab disana. Masa tu anak raja nyebutin “atas nama Allah subhana wa taala”. Ohh.. sakit ni orang! Kalo mau bikin ajaran baru yang konsisten bahasa wahyunya napa. Pikir gue jangan-jangan tu ajaran ngegunain bahasa Inggris juga dan kalo perlu sangsekerta juga kale yah’. Nih ye kalo mau bikin ajaran baru tolong yah jangan ngegunain istilah-istilah yang udah ada di agama lain.

Ngga kreatif banget si lo!

Yang gue tau bahwa setiap agama itu mempunyai bahasa tersendiri untuk menulis wahyunya dah, cotohnya Islam yang bahasa wahyunya itu berbahasa Arab. Ini gimana agama lain ga sewot sama ajaran lo. Nah elo-nya ngegunain istilah-istilah yang sama dengan agama lain terus yang lo ajarin juga beda banget sama agama lain itu, ya pantes aja kalo mereka merasa agamanya ternodai..

Nah ngomongin ginian gue jadi inget dah sama Ahmadiyah. Please deh’ tuh ajaran ngakunya Islam tapi kalimat syahadatnya diganti sama dia pake nama tokohnya (Mirza Gulam Ahmad). Yah tolong yah, gimana orang-orang Islam ga sewot! nah elonya sii yang mulai, gue aja yang awam tau kalo orang Islam itu kalimat syahadatnya pake Nabi Muhammad, nah elo berani-beraninya ganti pake Mirza Gulam Ahmad. Sakit lo! Itu mah jelas-jelas beda sama Islam (bukan Islam). Kalimat syahadat tuh dasar banget buat Islam karena orang agama lain aja yang mau masuk Islam (muallaf) itu baru resmi masuk Islam kalo dia udah ngucapin dua kalimat syahadat.. nah’ itu kalimat syahadat lo ganti, ih’ sakit lo mah!

Tolong yah buat orang-orang yang mau bikin ajaran baru tolong deh dipikir 1.000.000.000.xxx kali, jangan sampe ajaran lo itu menodai agama lain yang sudah ada. Jangan mancing api permusuhan deh’, ntar lo-nya juga yang kena..

Kayanya segitu aja ah’ males nulis lama-lama.. nah’ gue mah cuma orang awam.
Maaph-maaph deh kalo ada yang tersinggung, gue mah cuma mau ngamalin UUD tahun 1945, pasal 28 tentang kebebasan mengeluarkan pendapat, hehehee…

Jumat, 12 Desember 2008

SaArab.. aneh' tapi lucu ajaahh'

Huaa… nguap mang enak yah!
Kayanya gue baru aja ngelepas sedikit kepenatan yang terjadi hari ini.
Mau tidur tapi gue rasa belum saatnya gue untuk tidur.. jadi aj gue nyalain kompi trus nulis-nulis dah’

Hoiya! Beberapa hari yang lalu gue dapet kabar cukup menarik buat gue. Temen senasib dan seperjuangan gue c Wahid, baru aja mampir ke blog gue ini. Kabar baguusss tapi lagi-lagi seperti temen gue yang lain, dia juga Cuma mampir liat dan baca tanpa ngasih komeennn..

Blog gue miskin banget ma komen dahh.. Sampe-sampe gue sedikit ngegembel komen juga sampe sekarang blum ada tuh tanda-tanda kemakmuran komen di blog gue..

Okee.. Kembali ke Wahid. Kemaren dia bilang, ehmm.. lebih tepatnya bertanya sii.. kata dia qo di blog gue blum ada si cerita-cerita yang berbau sastra Arab (jurusan gue). Untuk pengetahuan juga gue kebiasaan manggil Wahid dengan Raden, ya itu juga karena dia memang bner-bner keturunan kraton..

Sebenernya banyak yang pengen banget gue tulis apalagi sesuatu yang menggambarkan kehidupan gue selama masuk? Oke, kecebur di sastra Arab, Unpad. Sastra Arab yang telah memberikan gue sesuatu yang beda tentang bagaimana belajar tentang arti kehidupan. Pola pikir gue yang sekarang berbeda pun akibat dari gue masuk Sastra Arab. Walaupun nilai akademik gue jauh dari kata memuaskan tapi setidaknya gue memiliki pengalaman lebih dibidang lain. Anehnya justru pengalaman itu gue dapet bukan di sastra Arab tapi ditempat lain. Gue ga mau jadi kacang yang lupa ma kulitnya, gue bisa dapet tempat lain itu juga karena gue masuk dan tetap di sastra Arab. Kalo seandainya gue ga masuk sastra Arab ato ngga gue jadi pindah, mungkin pemikiran gue yang sekarang belum tentu seperti sekarang..

Di jurusan gue ini komplet deh dengan orang-orang yang karakternya beda-beda. Ada yang pinter, sholeh, bodoh dan bejad! (dua karakter yang terakhir ya orang2’y kaya gue gini). Waktu awal masuk gue sama c Raden ngegolongin mereka-mereka yang sholeh-sholeh itu masuk ke golongan sayap kanan, nah sedangkan yang tipe-tipe perusak kesejahteraan umat ya pasti masuknya golongan kiri.. hahahaa…gokil! Ada-ada aja dah!

Satu event yang sangat menyatukan kita semua melebur menjadi satu yaitu, UAS (Ujian Akhir Semester), hahahaa…lucu dah, pas yang satu ini nih kita ga da beda-bedanya. Bersatupadu dah! Nah dari sini nih gue tau bahwa anak-anak di jurusan gue yang ikutan DKM (Dewan Kesejahteraan Masjid) bisa nyontek juga ternyata kalo kepepet, hahahaa.. gue pkir itu hukumnya tetep aja haram kan? Tapi kalo terdesak gue rasa bisa diampunin deh ma Allah, hahahaa.. Asal muasalnya, babi yang notabene haram aj bisa jadi halal kalo lagi terdesak, hahahaa.. nyari-nyari pembelaan aja ni gue. Ada lagi nih orang yang aktivis-aktivis gtu! beuhh suka aksi-aksi demo gtu dah' tapi sama aja kalo lagi otaknya panas pas UAS mah tengok kanan-kiri jg.. aktivis bukan hanya jago orasi aj nih! Jago juga tengokannya (contekannya), hahahahaa…

Ada juga si beberapa kejadian lucu lain trus ada juga yang kadang bikin gue ga betah di sastra Arab tapi nantilah kapan-kapan kita lanjut.. sekarang segini aja dulu..
See you..

Kamis, 11 Desember 2008

haduehh..dasar komentator !!!

Seorang oh’ salah dua orang komentator Indonesia sewaktu timnas Indonesia vs Singapura di piala AFF kemarin gile bener dah. Tuh’ orang berdua ngomong kemenangan laga ini (Indonesia vs Singapura) sangatlah penting, mengingat kalo Indonesia kalah dalam laga ini Indonesia yang berada di grup A akan tetap lolos ke semifinal. Namun lawan tangguh Thailand sudah menunggu, tuh orang berprediksi Thailand sudah dapat dipastikan menjadi juara grup B. kalo menang Indonesia bisa menghindari Thailand di semifinal.

Kurang bijak bangetlah komentator Indonesia itu. Logikanya kalo Indonesia menang lawan Singapura terus Indonesia lolos dari penyisihan grup sebagai juara grup A. Indonesia di semifinal ga ketemu sama Thailand dah. Nah! Kalo Indonesia menang di semifinal terus Thailand juga masuk final, bukannya Indonesia bakal ketemu Thailand juga?

Gue agak tidak sependapat nih sama kedua komentator, kurang asyik aja dengernya. Disaat rakyat Indonesia dengan sepenuh hati yang lurus mendukung Indonesia, eh’ mereka malah ngebelokin.. emang ada apa sih kalo lawan Thailand? Seharusnya tuh komentator ngomong gini “pada laga ini Indonesia sudah memastikan tempat di semifinal dan siapapun lawan di semifinal Indonesia maju tak gentar akan menghadapinya” nah khan lebih enakan tuh. Selain karena semboyan “maju tak gentar” itu adalah semboyan Indonesia sebagai tuan rumah, kata-kata tersebut juga lebih baik gue rasa, terlihat sebagai sosok yang berani menghadapi lawan siapapun akan dilawan.
Nih komentator pikirannya instant bangetlah, pengen Indonesia masuk final tapi ga mau ketemu lawan tangguh di semifinal. Kaya ga mau kerja keras aja. Kalo mau sukses ya mboya kerja keras..bukan milih-milih lawan. Siapapun lawannya kalo pake kerja keras mah puaslah ngeliatnya, hasil mah urusan nanti yang penting proses dulu yang bener, bukan yang instant!

Venezuela aja pernah ngalahin Brasil, Indonesia baru lawan Thailand kale mas..
Bukannya mau ngeremehin tapi hayo donk! Bangun jiwa optimisme buat Indonesia tercinta..

Maju Tak Gentar Indonesia !!!

Minggu, 23 November 2008

Terimakasih Engkau Mimpiku

Semakin Lama Waktu Yang Terlewatkan
Semakin Lama Dirimu Dalam Ingatan

Aku Masih Saja Terlelap Dalam Satu Impian
Sedangkan Engkau Telah Membangun Mimpi Baru
Menggenggam Indahnya Hari Esok
Merajut Ruang Waktu Yang Elok

Disaat Aku Masih Termenung
Engkau Telah Merasa Riang dan Bahagia
Melewatkan Hari Dengan Tawa
Merangkai Senja Dengan Warna

Walaupun Aku Masih Saja Termenung Dengan Satu Impian
Aku Tak Merasakan Kecewa

Aku Berharap Ada Secercah Harapan
Yang Dapat Aku Raih, Lalu Aku Wujudkan
Menjadi Puing-Puing Kasih Sayang
Yang Kuikatkan Dalam Cinta
Dan Kuberi Wadah Dengan Kebahagiaan

Kini Maafkanlah Aku
Karena Mungkin Mimpi Ini Akan Segera Ku Akhiri

Terik Matahari Telah Datang Menyapaku
Menerangkan Pandangan Mata,
Menyadarkan Raga

Aku Harus Bergegas
Menyiapkan Diri,
Menghadapi Pagi

Terimakasih Untuk Engkau, Mimpiku
Terimakasih Telah Hadir Dalam Lelapku


by; Yudi Bastian

Selasa, 18 November 2008

Kontroversi Laskar Pelangi

Aneh banget! Pas tuh novel ma filmnya udah melambung tinggi, ada aja yah yang ngaku-ngaku..
Dasarlah orang Indonesia (kaya gue ga aja’)..

Kalo kata gue sih ni orang ga mau aja ketinggalan terkenal, hahahaa..
Kenapa yah si mawar (sebut saja wanita itu mawar) itu mengakunya pas filmnya booming yah, padahal novelnya lebih dulu booming. Kalo emang dia itu salah satu dari karakter dalam ceritanya seharusnya pas novelnya booming dia udah ngaku-ngaku tapi kenafaa..baru sekarang?? Telat banget sii lho’
Tapi masa bodo ah dengan aspek eksternalnya, Laskar Pelangi (novel n filmnya) tetap karya yang patut diberi pujian..

Hidup Andrea Hirata!
Hidup Karya Sastra Indonesia!
Hidup buat gue juga! Hehehee..ga mau ketinggalan juga ahh..

Sabtu, 08 November 2008

Hayo' Majukan Budaya Nasional, Dananya???

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Rabu siang, gue dateng ke acara puncak Dies Natalis Fakultas Sastra yang ke-50. Sebenarnya rangkaian acara Dies Natalis ini sudah dimulai dari minggu sebelumnya tapi berhubung gue lagi KKNM ya baru bisa ke kampus pas ada kuliah ajah.

Pada acara puncak ada yang menarik dan patut gue datengin, yaitu stadium general oleh Bung Rano Karno a.k.a Si Doel. Kenapa gue harus menghadiri?? Jawabannya pas denger nama Rano Karno pasti memori yang terlintas adalah Si Doel Anak Sekolahan. Alasan yang tepat bukan! Si Doel Anak Sekolahan identik dengan budaya Betawi dan gue lahir dari seorang ayah dan ibu yang kebetulan berasal dari suku Betawi, maka bangkit pulalah rasa kesukuan gue..

Diacara tersebut bang Doel dalam makalahnya menyampaikan kuliah bertema “Memberdayakan Potensi Budaya Lokal (Sunda)”. Bang Doel menyampaikan kuliah dengan baik dan tidak kalah juga dengan kuliah yang disampaikan oleh dosen sini. Bang Doel dalam ceramahnya memberikan semacam masukan motivasi untuk kita semua bersama-sama untuk mengembangkan budaya lokal, budaya dari suku-suku kita. Pengalaman yang berharga bisa menjadi bagian dari kuliah bersama ini.
Ketika telinga ini masih tertuju perkataan-perkataan Bang Doel, otak ini justru mampir ke memori beberapa bulan yang lalu. Bukan ketika melihat “Merah Marun” yah (hanya orang-orang tertentu yang tau dibalik nama “Merah Marun” itu). Saat itu kami berjuang keras untuk mengadakan suatu acara yang bertemakan budaya. Huh! Luar biasa perjuangannya, mulai dari konsistensi panitianya yang naik turun karena kejelasan acara yang berubah-ubah, penolakan proposal-proposal oleh calon sponsor, sampai perizinan sana-sini yang menguras tenaga, pikiran, dan perasaan. Namun akhirnya kami tetap berhasil melaksanakannya. Nama acara tersebut “Kampung Budaya Unpad”. Kini Kampung Budaya Unpad sedang berproses ditahunnya yang ke-2. Sukses untuk kalian teman-teman yang bergabung dalam kepanitiaan. Maaf kami terpaksa tidak bisa bergabung kembali.

Kembali ke acara kuliah bersama oleh Bang Doel. Saat sesi pertanyaan ditawarkan beberapa orang yang hadir langsung mengacungkan tangan. Dalam hati gue juga punya pertanyaan yang gue ambil dari pengalaman mengikuti kepanitiaan Kampung Budaya Unpad. “Ketika sekelompok mahasiswa dengan semangat yang tinggi untuk mengembangkan potensi budaya nasional, kendala klasik tapi menentukan adalah kendala keuangan. Adakah solusi untuk kendala tersebut? Karena setiap kami memasukkan proposal-proposal selalu dipentalkan oleh perusahaan-perusahaan, menurut mereka tema budaya tidak cocok dengan konten produk mereka. Padahal diantara perusahaan tersebut terdapat salah satu perusahaan yang diiklannya selalu menampilkan sisi-sisi budaya nasional dan yang ironi ketika proposal kami hampir ditolak oleh dinas pariwisata. Bahkan kalo kami tidak bernegosiasi yang baik bantuan dari pihak rektorat pun tak akan turun”. Pertanyaan tersebut gue mau sampaikan kepada Bang Doel selaku budayawan dan seorang ibu dari dinas pariwisata Indonesia. Namun pertanyaan itu masih dalam angan gue aj karena terkendala waktu, maka terjadi pembatasan pertanyaan. Sudahlah pertanyaan tersebut masih tersimpan.

Rabu, 05 November 2008

Surat Untuk Mama Terkasih

Gue nemuin sebuah surat yang mengharukan (setidaknya menurut gue)..

coba aja nih lo baca..

"Surat Untuk Mama Terkasih"

Mamaku sayang, aku mau cerita sama mama. Tapi ceritanya pake surat ya.Kan, mama sibuk, capek, pulang udah malem. Kalo aku banyak ngomong nanti mama marah kayak kemarin itu, aku jadinya takut dan nangis.

Kalo pake surat kan mama bisa sambil tiduran bacanya. Kalo ngga sempet baca malem ini bisa disimpen sampe besok, pokoknya bisa dibaca kapan aja deh. Boleh juga suratnya dibawa ke kantor.

Ma, boleh ngga aku minta ganti mbak? Mbak Jum sekarang suka galak,Ma. Kalo aku ngga mau makan, piringnya dibanting di depan aku. Kalo siang aku disuruh tidur melulu, ngga boleh main, padahal mbak kerjanya cuman nonton TV aja. Bukannya dulu kata mama mbak itu gunanya buat nemenin aku main?

Trus aku pernah liat mbak lagi ngobrol sama tukang roti di teras depan. Padahal kata Mama kan ngga boleh ada tukang-tukang yang masuk rumah kan? Kalo aku bilang gitu sama mbak, mbak marah banget dan katanya kalo diaduin sama Mama dia mau berhenti kerja.

Kalo dia berhenti berarti nanti Mama repot ya? Nanti Mama ngga bisa kerja ya? Nanti ngga ada yang jagain aku di rumah ya? Kalo gitu susah ya, Ma? Mbak ngga diganti ngga apa-apa, tapi Mama bilangin dong jangan galak sama aku

Ma, bisa ngga hari Kamis sore Mama nganter aku ke lomba nari Bali? Pak Husin sih selalu nganterin, tapi kan dia cowok, Ma. Ntar yang dandanin Aku siapa? Mbak Jum ngga ngerti dandan. Ntar aku kayak lenong. Kalo Mama kan kalo dandan cantik.

Temen-temen aku yang nganterin juga mamanya. Waktu lomba gambar minggu lalu Pak Husin yang nganter; tiap ada lomba Pak Husin juga yang nganter. Bosen, ma. Lagian aku pingin ngasi liat sama temen-temenku kalo Mamaku itu cantik banget, aku kan bangga,Ma. Temen-temen tuh ngga pernah liat mama. Pernah sih liat, tapi itu tahun lalu pas aku baru masuk SD, kan Mereka jadinya udah lupa tampangnya mama.

Ma, hadiah ulang tahun mulai tahun ini ngga usah dibeliin deh. Uangnya Mama tabungin aja. Trus aku ngga usah dibeliin baju sama mainan mahal lagi deh. Uangnya Mama tabung aja. Kalo uang Mama udah banyak,kan Mama ngga usah kerja lagi. Nah, itu baru sip namanya. Lagian mainanku udah banyak dan lebih asyik main sama Mama kali ya?

Udah dulu ya, ma. Udah ngantuk. I love you Mom,..(aku tanya bu guru katanya artinya "aku cinta padamu", berarti aku juga boleh mencintai mama ya )


Coba bayangkan! Bagaimana perasaan seorang ibu jika menerima surat semacam itu dari anak yang dikasihinya? Dan bagaimana pula reaksi seorang ayah jika membaca surat tersebut? Masa bodohkah? Marahkah? Sedihkah? Bingungkah? Atau menantang kita untuk memikirkan kembali prioritas hidup yang kita jalan selama ini?

Mengharukan Bukan!

Rabu, 22 Oktober 2008

In Memoriam Timdis


Banyak orang mengatakan ospek adalah kegiatan yang tak berguna. Kegiatan yang diadakan untuk senior-senior yang senang menginjak dan menjatuhkan juniornya.

Berbeda dengan orang-orang tersebut, gue justru senang dengan adanya kegiatan ospek. Ok! Sekarang namanya bukan ospek lagi. Disetiap universitas, fakultas atau bahkan jurusan sudah mengharamkan penggunaan kata “ospek” sebagai kegiatan penyambutan mahasiswa baru. Terlepas dari nama-nama kegiatan pengenalan kampus tersebut, gue justru senang dengan keberadaan acara ospek dan sejenisnya. Aneh! Tapi buat gue ajang tersebut banyak bermanfaat, bisa lebih kenal sama temen-temen baru bahkan sampai senior-senior yang boleh dikatakan seniornya senior.. hahahaa…

Acara tersebut mengenalkan kita bagaimana bertindak dalam situasi senang (kaga’ akan bisa senang sii dalam ospek mah, sedikit ketawa ada aja senior yang ngomel-ngomel), Susah ( gimana ga susah disuruh bawa yang macem-macem?), dan lelah (klo ini kolektif rasa ikut acara beginian)..

Ospek atau apalah namanya buat gue sangat asyik buat dikenang. Sangat lumayan buat bercerita kepada adik, saudara, anak, cucu nantinya..

Saat ini alam bawah sadar gue sedang membawa makhluk yang bernama lengkap Yudi Bastian ini berkelana dalam memori ketika menjadi Steering Committee Pengenalan Fakultas Sastra 2008 (SC PFS 2008). Setelah dua tahun berturut-turut berpartisipasi menjadi panitia pelaksana, sekarang di tahun yang ketiga gantian gue yang harus berbagi ilmu dan pengetahuan ke adik-adik panitia pelaksana atau Organizing Committee (OC).

Pengalaman hebat teman-teman!
Ternyata gue dan teman-teman SC yang lain bisa membuat OC melaksanakan tugasnya dengan baik dari awal sampai akhir. Walaupun ada banyak kekeliruan, kesalahan, dan kekurangan, namun mereka juga membuat banyak hal-hal yang bagus dan patut mendapat pujian.

Ketika menjadi panitia selama dua tahun gue selalu menjadi Tim Disiplin (Timdis), maka otomatis ketika menjadi SC pun gue ga lepas dari Timdis. Membantu teman-teman SC satu divisi, M. Aji Moerdani (kordinator SC Timdis), Muhammad (fisik), dan Bintang Stevi Tania (vocal) gue memegang tugas utama sebagai penyampai materi teori dan praktek latihan malam. Oh iya ada satu lagi yang tak patut dilupakan Bapak Gilar Ramdhani sebagai kordinator SC keseluruhan..

Selama penyampaian materi gue bersama teman-teman kadang menyimpan keirian kepada OC. Klo dibolehkan kami ingin berposisi seperti mereka kembali. Hal yang sangat mustahil diwujudkan, mengingat ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, menjadikan kami bertugas sebagai OC selama dua tahun saja.

Banyak hal yang membuat kita kadang merindukan masa-masa latihan dan saat beraksi dihari pelaksanaan. Saat latihan banyak kejadian-kejadian lucu dan menyenangkan serta sedih yang mengharukan tersaji oleh kita untuk kita. Selama hari pelaksanaan kesulitan dan penyebalan disajikan oleh kita ke mahasiswa baru. Semuanya menjadi lucu ketika kita mengingat-ingat dimana kita yang berada sebagai mahasiswa baru. Lugu, polos yang penuh kepatuhan terhadap perintah senior dan sedikit kenakalan untuk mencari perhatian.

Tanpa maksud membeda-bedakan inilah orang-orang yang mendapat kesempatan langka menjadi Timdis 2008, Timdis yang kata salah satu kita disebut mempunyai Idealisme tentang bagaimana memandang kesalahan yang terjadi di dalam sebuah tim. Mereka adalah:
1. Agus Priyanto, si kordinator.
2. Febriyana, pasangannya si bapak koor.
3. Fushila Insani Solihat, masih tetep dengan cerewetnya.
4. Laras Sukmaningtyas a.k.a boyas, dengan kaca mata dan agak kecengoannya.
5. Rona Maryefti N, dengan kekalemannya.
6. Amelia Triane, lebih okeh Mel di Provokator..keren’
7. G. A. Rilis Cininta, yang suka bermanja-manjaan klo sehabis latihan.
8. Adi Prasetya, si orator dengan aksen jawanya dan ehm.ehmm..cinlok ni a’
9. Rico Verdian, masih dengan pertanyaan-pertanyaannya yang polos.
10. P. Jaka Pratama, payah Jekk.. ahahaa..ngga-ngga canda.
11. Resya Aprilian, ehm..push-upnya
12. M. Rizky Akbar, dipuji dikit dah ge-er..
13. R. Rakhmawati Khasanah, satu-satunya cewe berkerudung di Timdis kali ini, oh iya idealismenya mbak ehm..jangan kejurusan atuh ini kahn acara fakultas..
14. Amelia Hani, heran deh pas latihan disuruh ke depan langsung pucet-pucet tapi pas hari H, beuhh..galak amat mbak’
15. Saskia Soraya, patut disayangkan ya mbak ga bisa ikut pas hari H, tahun depan ikut lg aj ya.
16. Shinta Agustin, si kecil yang hobi ngupil.. dah dalem Taa..
17. Yuni Khairrunisa, ehm..cinloknya pak orator nih, dan masih tetep dengan aksen sundanya.
18. Dewi Yuliani, nah ni dia yang kata salah satu senior disebelin pas pengukuhan.
19. Feny Febriantini, pindah jalur ya mbak tapi maaf keinginanmu tak bisa dikabulkan.
20. Kristha Immanuel G, kritis c kritis tp so iye ni orang.
21. Yuki Permana, ni orang sedikit banget klo ngomong, panteskan ditaro di eksekutor.
22. Revyna Nurlisa Bella, selalu dengan eye shadow-nya, hampir sama kaya Yuki , Bella juga hemat klo ngomong tapi ini pas latihan aj, pas dah diluar mah ramee..
23. Rangga Hargo Baskoro, jalannya itu lho mas..hehehee…
24. Rinaldi Pratama, dasar’ bocah! Ga bisa diingetin sekali.
25. Didit Mardiansyah, hayo mas ajak nak-nak Timdis offroad, hahaa…
26. Nanda Yuniastuti, keras kepala parah ni orang.
27. Ghea Raissa, anak gahulnya Timdis nii, pas hari H nyerocos ajaa..
28. Imas Khotimah H, klo yang ni ce-es-nya c anak gahul, ahahaa.. keren’ Mas jd eksekutornya.
29. Mochamad Davie, jangan bisa cuma ng-plagiatin orang, kerja yang bener.
30. Andri Asmoro, sayang ya ga ikutan pengukuhan jadi ga tau deh jawaban yang ditanyain tempo hari.

Hohoo…masih ada satu lagi tapi dia ini Timdis yang sukses berposisi sebagai korlap (kordinator Lapangan) Deni Kurniawan..

Jaga Terus Kekompakan, Go-Fight-Win Timdis!!!

Rabu, 08 Oktober 2008

Pagi Ini

Alhamdulilah pagi ini Allah masih memberi aku kesempatan untuk menghirup udara pagi
Walaupun hari-hari yang lalu selalu aku lewatkan dengan perbuatan dosa yang hina

Ketika udara yang diselimuti embun pagi mulai memasuki lubang-lubang hidungku
Ketika matahari meranjak dari ufuk timur
Kurasakan indahnya pagi ini
Manusia hina ini kembali diberi kesempatan merasakan dunia fana ini

Manusia ini kembali akan perbuatan dosanya
Entah apa bentuknya,
Entah apa besarnya,
Entah berapa banyak jumlahnya
Namun Engkau selalu setia dengan ke maha pengampun-Mu

Aku tak tau kapan ku perbuat dosa itu
Aku tak tau mengapa aku berbuat dosa
Bahkan setiap kebaikan pun aku takut berbuat dosa

Engkaulah yang berkehendak menentukan segalanya
Aku hanya bisa berbuat dengan usahanya
Engkaulah yang maha mengetahui segalanya
Aku hanya tau Engkau selalu memberikan apa yang umatmu butuhkan
Bukan apa yang ia inginkan

Setengah Nafas

“Setengah Nafas”

KuSandarkan Diri pada Lamunanku
Bersama Cinta tak SadarkaH Dia,
Aku Hanya Mampu Memendam Rasa ini Dalam-dalam

Ragaku Mungkin diSini, BerSama Mereka,
tapi JiwaKu Pergi
PikiranKu TerSandar olehnya dan
Semua AnganKu Hanya Mampu KuSimpan Sendiri Malam ini

KuSandarkan DiriKu pada Bahu Mereka yang Ada diSini
Saat Malam Semakin Larut,
JiwaKu Pun Semakin Larut TerBawa Pergi

Sampai AkhirNya
Aku Mampu Menghela Setengah NafasKu dan
SetengahNya Lagi Belum TerJawab,

Sudah BiarKan SemuaNya TerJawab hari Esok,
Karena Ku Tahu
Malam Ini Dia Telah Terjaga..

(ioudi)

Behind The Love


Manusia memang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri. Hal-hal yang pingin kita omongin, atau yang harus kita bilang, justru malah nggak pernah kita ungkap. Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau kata-kata lain buat nunjukin arti sebenernya. Walhasil, seringnya maksud kita itu jadi nggak terkomunikasikan dan bikin orang lain ngerasa bete, nggak disayang, nggak dihargai.

Iya sih, ada saat-saat kita ngerasa nggak nyaman mengekspresikan cinta yang kita rasa. Karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri, kita ragu buat bilang, “I love you”. Jadinya, kita menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain; “jaga diri baik-baik”, “belajar yang bener”, “hati-hati di jalan”, “jangan ngebut”, “jangan lupa makan”. Tapi, sebenernya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang sesungguhnya; “saya sayang kamu”, “saya peduli sama kamu”, “kamu sangat berarti buat saya”, “saya nggak mau kamu terluka”.

So, nggak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA lewat kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting, tapi bagaimana kita mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting. Setiap pelukan bermakna cinta meski kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang diberikan orang lain menyimpan cinta walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar. Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada dibaliknya.

Seorang ibu bisa ngomelin anaknya karena nilai rapot atau kamar yang berantakan. Si anak mungkin hanya mendengar omelannya. Tapi kalo dia bener-bener MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana. Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk omelan. Tapi gimana pun juga, itu adalah cinta.

Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya dapet “kuliah gratis” dari bokapnya. Gadis itu cuma nangkep kemarahan sang bokap. Tapi kalo dia mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. “Kamu gimana sih, Papa jadi khawatir sama kamu”, kata bokapnya. Tau nggak, itu sama aja dengan “Papa sayang dan peduli sama kamu. Kamu sangat berarti buat Papa” yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.

Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara–hadiah ulang tahun, pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan air mata. Cinta nggak hanya ada dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang nggak mau mendengar cinta yang kita sampaikan.

Masalah dalam “mendengarkan cinta” adalah kesulitan dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang kerap terjadi,kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita nggak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif, penolakan, kesalahpahaman dan mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.

Dengerin deh, cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalo kita bener-bener berusaha mendengarkan, kita bakal temui bahwa kita sebenarnya memang dicintai. Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu indah.

Cinta adalah anugerah.
Membuat kita tertawa.
Membuat kita bernyanyi.
Membuat kita sedih.
Membuat kita menangis.
Membuat kita bertanya “kenapa?”
Membuat kita menerima.
Membuat kita memberi.
Dan yang paling penting, membuat kita hidup.

Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; kita nggak perlu merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu, lho. Dan itu jangan sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.

Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita. Lakukan, buat perubahan, hindari penyesalan.

Satu lagi, tetaplah dekat dengan kawan dan keluarga, karena mereka udah berjasa membangun diri kita yang sekarang. Cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah saat hidup menjadi penuh makna.

Merah Marun (Mencoba Mencerpen)


”Dit uangnya udah kakak kirim 200rb, nanti tasnya kamu paketin aja yach.”
06/04/2007
04:43
Sender : kaka’Qu

Hari ini gue memulai kehidupan dengan membaca sms dari kakak gue. Kakak terbaik yang sangat pengertian terhadap adiknya ini. Dia minta tolong untuk dibelikan tas di Bandung. Sebagai seorang laki-laki, gue bingung harus membeli tas seperti apa untuk seorang wanita. Apalagi tas yang bisa dibawa ke kantor. Huh! Merepotkan. Namun sebagai seorang adik gue harus membelikannya. Aha! Muncul ide, gue akan minta tolong ke Dina untuk membelikan tasnya. Soalnya teman gue yang satu ini sangat stylish fashion dan gue yakin, Dina pasti tau selera untuk seorang wanita seperti kakak gue. Tanpa pikir panjang gue langsung mengirim sms (short message service) ke Dina, isinya minta tolong dibelikan tas yang sesuai selera kakak gue.

***

Selesai kuliah jam 11:30 gue pergi ke atm. Tapi nanti gue harus ke kampus lagi, gue janjian mau memberikan uang, untuk membelikan tas kakak gue ke Dina siang ini. Karena dia masih kuliah sampai jam satu kurang sepuluh jadi kita janjian mau ketemu di kampus aja. Gue ada perkuliahan lagi nanti jam satu pas, sekarang jadwal gue kosong. Jadi gue pikir ngambil uang di atmnya sekarang aja.

Sesampainya di atm center yang ada di gerbang utama kampus terlihat antrian yang sangat panjang. Kalo seperti ini biasanya gue akan mengurungkan niat masuk antrian, lalu segera gue putuskan untuk ke atm yang ada di kantor bank cabang pembantu di gerbang timur. Jaraknya sekitar lima ratus meter dari gerbang utama.

Awalnya gue berpikir pergi ke bank dengan menggunakan angkutan gratisan yang ada dilingkungan kampus, tapi berhubung angkutannya selalu penuh terus jadi gue putusin untuk berjalan kaki sajalah. Terik matahari begitu menyengatnya sehingga terasa seperti membakar kulit, bahkan trotoar yang diberi atap ini pun (red. kanopi) seolah tidak berpengaruh menangkal teriknya sinar matahari.

Sesampainya di bank pun masih terlihat antrian, namun setidaknya di sini lebih baik dan tidak sebanyak antrian di gerbang utama tadi. Gue masuk antrian, masuk antrian ketiga dari depan, lalu tidak lama kemudian gue berhasil dengan sukses mengambil empat lembar uang pecahan lima puluh ribu senilai dua ratus ribu rupiah dari mesin atm. Sambil berjalan menjauh dari mesin atm tersebut gue melihat jam yang ada di ponsel. Waktu menunjukkan pukul 12:13, berselang beberapa detik terdengar suara panggilan shalat saling bersahutan dari satu masjid ke masjid lain. Waktu zhuhur pun tiba.

Gue pun bergegas meninggalkan area bank, namun ketika gue menoleh ke arah…

”braakk” uh! Shittt . . ponsel gue jatuh, gue ambil tapi masih tetap melihat ke arahnya. Ada seorang wanita cantik berjalan dari arah gerbang timur, ditengah teriknya matahari. Seolah tidak menyadari, dia berjalan tanpa menoleh ke arah manapun. Pandangannya hanya terfokus pada satu arah ke depan. Bahkan ketika melewati gue yang sedang setengah berdiri pun dia tetap hanya menatap ke satu arah. Berjalan dan berlalu begitu saja. Gerak langkahnya terlihat cepat, mungkin untuk menghindari terik matahari yang sangat menyengat hari ini.

Gue berjalan dibelakangnya, bukan maksud gue untuk mengikutinya. Namun secara kebetulan arah tujuannya berjalan sama dengan gue. Entah siapa nama wanita cantik itu. Akan tetapi sepertinya gue merasa tidak asing ketika sekilas memandang wajahnya tadi. Otak gue berjalan cepat mencari stimulus memorinya, dalam sekejap gue dapat. Dia satu kampus dengan gue, dia satu tingkat dibawah gue, dan kalo tidak salah juga, gue pernah berpapasan dengannya dikampus.

Terlihat wajahnya memerah tersengat teriknya matahari. Air keringatnya pun mengalir dari wajahnya. Mengingat perjalanan yang cukup menguras energi, cukup wajar bila air keringat itu keluar. Gue pun sama berkeringatnya tapi sepertinya lebih banyak dia, mungkin karena dia berjalan dengan langkah yang lebih cepat. Sampai-sampai nafasnya pun sedikit terengah-engah.

Sebelum mencapai kampus wanita itu memberhentikan langkahnya. Nafasnya agak tersendat-sendat. Dalam pemberhentiannya tiba-tiba saja seorang lelaki menghampirinya. Lelaki yang bersamanya ketika gue berpapasan waktu itu. Terjadi pembicaraan diantara mereka, entah apa yang mereka bicarakan. Namun dari sekilas pandangan gue bilang sepertinya sangat penting dan sedikit menegang, bertengkar. Tiba-tiba gue dikagetkan dengan tingginya suara lelaki itu berbicara, suara tersebut menghentikan langkah gue. Sontak! Gue lebih dikagetkan, ketika lelaki itu tiba-tiba saja melayangkan tangannya diwajah wanita tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi? Tanya gue dalam hati. Wajah wanita tersebut memerah tapi kali ini bukan karena sengatan terik matahari. Wanita tersebut masih tetap berbicara seperti mencoba menjelaskan segala sesuatunya. Matanya pun terlihat berkaca menahan air mata, namun perih di hatinya lebih deras sehingga tidak sanggup menahannya, air mata itu pun terjatuh dari kelopak matanya yang indah. Akan tetapi lelaki tersebut malah terlihat semakin murka dan seolah tidak mau mendengar apa yang diucapkan wanita tersebut. Suatu perbuatan egois tentunya. Kejadian tersebut berlangsung beberapa menit namun gue rasa akan menimbulkan efek berkepanjangan, terutama untuk si wanita cantik tersebut.

Apapun alasannya bagi gue perbuatan tersebut bukan suatu cara yang baik untuk menyelesaikan suatu masalah, terutama perbuatan bodoh lelaki tersebut. Kesalahan apakah yang wanita itu lakukan? Dan apakah baiknya menyelesaikan masalah seperti itu? Apapun alasannya gue merasa menjadi orang yang salah sudah membiarkan kejadian tersebut berlangsung. Apalagi perbuatan bodoh laki-laki tersebut. Seharusnya seorang laki-laki dewasa itu tau bagaimana memperlakukan wanitanya, bukan seenak hatinya menghukum rimba seperti itu. Yang lebih patut disayangkan, wanita itu adalah kekasihnya, orang yang seharusnya mendapatkan perlindungan bukan penganiyaan.

Wanita itu masih tersendat dengan tangisnya dan berbicara dengan terpatah-patah. Perjalanannya begitu sia-sia, karena tiada sedikit pun penghargaan dari lelaki tersebut atas pengorbanannya. Ingin sekali rasanya membantu wanita itu, namun siapa diri ini? Aku sadar, aku bukanlah siapa-siapa diantara keduanya. Aku hanyalah seorang pejalan kaki, yang mengagumi wanita yang telah berjalan di depannya. Kagum terhadap apa yang dia memperjuangkan untuk cintanya.

***

”Dit tasnya udah kakak terima. Bagus modelnya, warnanya juga, merah marun. Kakak suka, makasih yach Aoli tanya kapan kamu pulang ke Jakarta lagi?”
09/04/2007
10:47
Sender : kaka’Qu

Gue harus berterima kasih banget sama Dina, karena berkat jasanya gue bisa memenuhi amanat dari kakak gue. Setidaknya membuat kakak gue bisa sedikit tersenyum dengan tas barunya tersebut.

Dan hari ini di kampus gue kembali dipertemukan dengan mereka. Kali ini dalam suasana yang sangat jauh berbeda. Kini canda dan tawa mengiringi mereka. Sedikit tawa ku dalam hati ketika melihat mereka dengan kemesraan yang penuh kehangatan. Lalu dari hati gue yang terdalam keluar pertanyaan, apakah yang menyatukan mereka? ”Cinta?”. Lalu dimanakah cinta itu berada, ketika siang itu. Apakah cinta itu selalu datang ketika kita sedang merasa senang atau bahagia saja? Bagaimana ketika kita sedang sedih, benci, dan marah? Kemanakah cinta itu pergi?. (ioudi)

Berfikir Sederhana

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, ‘untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?’

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, ‘Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia.’ Agak lama pemburu menunggu.

Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburu pun mulai siaga penuh, tetapi ternyata, ah… kijang. Ia pun membiarkannya berlalu.

Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, ‘Rusa!!!’ sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

***

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa. (Dikutip dari Ivan’s Website)

Mengejar Cinta???


Memang benar kata orang tua, bahwa Tuhan itu selalu memberikan yang terbaik buat umatnya. Baik dan buruk tergantung kita yang memilih memandangnya seperti apa?. Kebaikan tidak akan terasa baik klo seandainya buruk itu tidak diciptakannya juga. Begitu pula kebahagiaan dan kesengsaraan (ya lebih halusnya, kesulitan aja dee..).

Sudah menjadi hukum alam (sok tau gtu) bahwa manusia itu makhluk yang serakah. Selalu ingin memiliki dan mengusai lebih banyak (adueh bener ga nih frasenya). Namun ada pula diantaranya yang merasa cukup dengan apa yang telah ia miliki, tergantung lagi-lagi bagaimana kita memandangnya.

Banyak orang terdengar selalu mengeluh dengan kesulitan dan kesengsaraan yang begitu beratnya mereka alami. Lalu cenderung menyalahkan Tuhan atas kesulitan dan kesengsaraan yang datang kepada mereka. Sebuah pertanyaan menyikapinya, apakah mereka pernah mengeluh tentang kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka dapatkan? Apakah mereka menyalahkan Tuhan juga? Rasanya kurang adil, namun itulah realita sebagian umat manusia di bumi ini (kalo di mars ada manusia juga, bolehlah ditambahin mars dibelakang bumi ☺).

Korelasi yang dekat dengan kebahagiaan dan kesengsaraan adalah tentang cinta (nyambung ngga? Klo ga nyampung, sambung-sambungin ajalah). Pepatah kuno (tapi masih ng-trend sampe sekarang) mengatakan cinta itu berjuta rasanya. Cinta bisa mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa indahnya, dan tidak sedikit pula atas nama cinta banyak manusia yang mengalami kesengsaraan luar biasa buruknya.

Kenapa yang dinamakan cinta itu bisa memberikan rasa yang begitu lengkap yah? mau bahagia ada, mau gelisah ada, mau resah ada, dan mau sengsara ato merana juga ada. Tinggal kalian ajalah yang milih (gue sih milih yang bahagia hehehee..). Pilihannya tidak ada yang benar atau salah dan kembali kepada individu masing-masing. Kalo seandainya ada seseorang memilih merana karena cinta, biarkanlah. Mungkin dengan merananya dia bisa mendapatkan kebahagiaan (merana – bahagia, wadueehhh..gimana nih?).

Biarkanlah orang lain menemukan cintanya dan mengejar cintanya. Namun kalo cinta itu hakiki kenapa harus dikejar? (ada yang punya jawaban??? ☺).

Aulia Rachma (The Special One)


Minggu lalu gue merasakan kejenuhan yang datang secara tiba-tiba. Gue butuh hiburan ya setidaknya refreshing. Alhamdulillah-nya kamis lalu libur nasional. So gue putusin untuk pulang ke rumah.
Dari awal sebelum pulang gue bilang ke kakak gue mau pulang kamis itu tapi gue blum tau mau baliknya kapan. Gue masih bingung ninggalin kosan cos ada tugas yang musti gue selesain. Ya tugas makalah yang musti gue selesain buat presentasi senin ini. Karena mendesak jadi gue bawa aja artikel-artikel tugas gue pulang bersama. Huh! payah niatnya mau senang di rumah malah ngerjain tugas.

Namun kenyataannya berbeda banget, gue hanya mengutak-atik tugas gue itu selama kurang dari dua jam. Sisanya gue habiskan untuk bercengkrama dengan adik-adik sepupu gue yang masih balita. Hampir seluruh waktu gue di rumah gue habiskan bersama mereka, terutama dengan Aulia.
Senang sekali rasanya selalu bersama Ouli (panggilan gue ke Aulia) selama di rumah. Entah kenapa setiap kali gue pulang ke rumah, Ouli pasti sudah menunggu di rumah gue. Rumah kami memang cukup dekat hanya sekitar 200 meter menuju rumahnya dari rumah gue. Setiap gue sampai di rumah pun gue selalu memeluk dan menggendongnya, bahagia sekali rasanya. Gelagat kanak-kanaknya yang lucu setiap kali gue bersamanya semakin membuat gue senang, bahagia dan membuat kejenuhan itu hilang untuk beberapa saat.

Hampir sekitar 80% waktu Ouli selalu di habiskan di rumah gue. Mungkin dia kengen sama gue ya, hahahaaa..gue jg kangen banget sama dia. Pagi-pagi sekali dia sudah diantar ibunya ke rumah, bahkan dialah orang yang membangunkan gue setiap harinya di rumah. Biasanya ketika dia membangunkan gue dengan memanggil-manggil nama gue persis di depan muka gue. Ketika itu biasanya gue akan pura-pura belum bangun. Lalu dia akan ikut tidur disamping gue sambil bernyanyi-nyanyi, anak ini memang sangat pintar bernyanyi. Gue akan mendengarkan dia bernyanyi dengan mata terpejam. Lalu ketika gue belum juga bangkit dari tidur, dia dengan paksa membuka mata gue dengan tangannya. Ketika tangannya ada di muka gue itu langsung gue pegang, lalu kami pun bercanda-canda. Membuatnya tertawa merupakan suatu kebahagiaan buat gue.

Seharian gue pastikan bersamanya, bahkan ketika gue pergi pun dia pasti akan mengikuti. Ada satu hal yang membuat tertawa ketika mengingatnya, yaitu ketika dia ngambek gue bohong akan membelikannya es cream. Selama gue membelikannya es cream, selama itu pula dia ga mau deket sama gue. Padahal gue udah ngerayu-rayu habis-habisan. Sampai akhirnya gue membawakan sekotak es cream dia baru mendekat lagi. hahahahahaaaaa Pinterkan anak ini?!

Ouli sangat berbeda dengan adik sepupu-sepupu gue lainnya. Perawakannya halus, Pintar, lucu, dan tidak manja. Anak ini sangat menurut apa yang dikatakan oleh ibunya ato orang lain jika membuat kesalahan. Sungguh anak yang sangat pintar untuk anak seusianya. Dia juga memiliki hafalan yang sangat kuat, beberapa lagu yang sedang tune in di tv dapat diikutinya dengan santai. Adik sepupu gue yang satu ini memang sangat pandai dan gue harap gue bisa membantunya tumbuh berkembang sampai menuju dewasa. Amin

♥ Love Aulia Rachma ♥

Plaguematic Melancholis

Melihat karakter itu terkadang memang harus dilakukan. Dari sana kita akan tau dimanakah potensi besar yang ada didalam jiwa kita, dan inilah hasil dari tes karakter yang gue lakukan. Gue adalah orang yang termasuk berkarakter Plegmatis-Melankolis (Plaguematic-Melancholis). hahahaaaa…ga nyangka gue. Plegmatis adalah salah satu 4 karakter yang diungkapkan Florence Litauer, orang yang berkarakter Plegmatis itu orang yang tenang dan damai, hidup bagaikan tenangnya air yang mengalir.

Sedangkan Melankolis adalah orang yang hidupnya teratur, kalau mau melakukan suatu tindakan maka dia akan menunggu sampai semua komponen yang dibutuhkan terkumpul semua. Paling tidak suka melihat suasana yang berantakan dan tidak teratur.

kekuatan orang yang Plegmatis;
Sabar, Seimbang dan pendengar yang baik
Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
Simpatik, peduli dan baik hati (Sering menyembunyikan emosi)
Penengah masalah yang baik (Cenderung Bijaksana)
Cenderung berusaha menemukan cara yang termudah
Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
Kuat dibidang Administrasi (Ingin segalanya terorganisasi)

Kekurangan orang yang plegmatis;
Kurang antusias, terutama terhadap perubahan
Kurang berorientasi pada tujuan
Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
Tidak senang didesak-desak
Humor kering dan sarkatis
Khawatiran
Pemalu dan pendiam

Itulah jabaran karakter gue menurut penelitian Florence Litauer. Untuk sekedar mengetahui potensi diri ga da salahnya khan ikut hal-hal seperti ini. Percaya atau tidak itu urusan masing-masing dan mungkin dari sana kita tahu bagaimana memahami orang lain.

Superb !!! Anak Pesisir

”Tak mau ibunda, pagi ini ketika berangkat sekolah aku hampir diterkam buaya, maka aku tak punya waktu menunggu, jelaskan disini, sekarang juga” kata-kata Lintang, seorang tokoh dalam sebuah novel karangan Andrea Hirata, "Laskar Pelangi". Untaian kata-kata itu begitu mengena, kental dengan rasa keingintahuan yang sangat besar dan meluap-luap. Lintang tak mau pengetahuannya dihambat oleh waktu. Sebuah kisah yang patut dicontoh.

Lintang. Anak pesisir di bumi belahan Belitong yang cerdas dan rendah hati. Seorang anak yang setiap harinya harus menempuh jarak 80 kilometer untuk menggapai pendidikannya. Bersepeda sejauh 80 kilometer, sebuah angka yang luar biasa tentunya, apalagi ini harus dialami oleh seorang anak sekolah dasar. Sebuah fenomena yang mampu membangkitkan orang untuk berselera menggapai cita-citanya lebih giat. Usaha yang patut dikagumi.

Dengan jarak yang sedemikian jauhnya selama menempuh pendidikan, Lintang tak pernah mengeluh sekalipun. Sikap pemberani seorang pejuang. Kadang buaya-buaya yang menghadangnya pun dihadapinya dengan sabar. Sabar mencari kelengahan musuh. Melewati rawa-rawa yang curam nan seram diaruminya dengan penuh semangat yang bergejolak. Mengayuh sepeda dengan perasaan riang dengan harapan bisa menambah sebuah pengetahuan dan bisa bertemu dengan gerombolan teman-temannya.

Namun sayang kecerdasan dan semangat yang ia miliki tidak bisa mengangkat level kehidupannya yang lebih tinggi. Dia hanya bisa menambah satu level di atasnya. Takdir memang berkata lain namun dimata sang pencipta mungkin Lintang menempati posisi yang terpenting, level utama.


Nasib, usaha, dan takdir bagaikan tiga bukit biru
samara-samar yang memeluk manusia dalam lena. Bukit-bukit rahasia itu membentuk
konspirasi rahasia masa depan dan definisi yang sulit di pahami sebagian orang.

Sahabat Timdis


“Tahun depan gue mau jadi kordinator” itulah kata-kata Aji disaat PFS selesai. Akhir dari kegiatan yang kita persiapkan selama hampir tiga bulan. Sebuah perjalanan hidup yang tak terlupakan. Bagaimana kita semua bisa melewatkan hari-hari penuh kebersamaan. Canda, tawa dan bahkan sedih kita lalui dengan kebersamaan yang kokoh tersebut. Tahun itu adalah tahun pertama kami menjadi panitia PFS dan ingin mengulanginya tahun depan (red; Tahun 2007).

Rasa kebersamaan yang ditanamkan para SC sangat mengena bagi Personal TIMDIS masing-masing. Pelajaran yang sangat berharga yang pernah gue dapet dan sangat mungkin teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Terutama untuk gue, Aji, Muh, dan Dani.
Semua berawal dari sana, dari kecintaan kita terhadap salah satu Divisi Terbaik di Pengenalan Fakultas Sastra. Dan Persahabatan kita pun bermulai dari sana. Dari seringnya kita berkumpul dan bertukar pikiran. Sebuah hal yang hampir selalu dilakukan oleh kita disetiap pertemuannya.

Teman-teman terbaik yang bisa diajak bertukar pikiran diberbagai hal kehidupan. Siapa yang dapat menyangka bahwa seorang Aji yang kocak dan jenaka memiliki pemikiran yang plotis dan mengakar logika diatasnya. Begitu juga Dani dan Muh dengan pemikiran yang penuh kesederhanaan. Sebuah hal yang baru gue dapet selama hidup gue. Dan bekerja sama dengan mereka adalah kesenangan berarti buat gue.

Sampai saat ini persahabatan kita masih terus berjalan. Walaupun kadang saling kritik namun kita juga saling mendukung dengan memberi solusi-solusinya. Dilarang sakit hati diantara kita. Karena seseorang akan menjadi besar jika mau mendengarkan apa yang ada disekitar dirinya.

Indahnya SMA (Warna Persahabatan)


Meniru lirik salah satu penyanyi legendaris Indonesia, bahwa masa-masa paling indah adalah masa-masa di sekolah, khususnya jaman-jaman SMA. Yup! betul skali. Di SMA gue memahami apa itu arti persahabatan.

Semua berawal ketika gue mutusin untuk masuk sekolah yang sebetulnya bukan pilihan utama gue dan mereka, para sahabat gue. Namun kita semua sepakat bahwa persahabatan kita dimulai dari sana, dari sekolah yang bukan pilihan utama kita.
Sekolah itu secara sengaja mempertemukan kami, eskul basket. Yah, dari salah satu eskul tersebut secara langsung menjalinkan persahabatan kami.

Gue, orang yang sangat beruntung memiliki para sahabat seperti mereka. Mulai dari Budi, temen sekelas gue yang jago pencak silat dan Gopal yang masih temen sekelas gue juga yang biasa menyanyikan lagu cinta disaat senggang sekolah. Padahal ketika nge-band dia selalu membawakan lagu-lagu keras, band-band metal. Selanjutnya ada Fajar si item kecil yang jago main basketnya, bahkan lebih jago dari gue, heheheeee…..setelahnya ada Daliz, orangnya cool dan ngga macem-macem tapi jago skale main gitar. Lalu ada Alam si mbah dukun yang TAMPAN, udah makan banyak korban ni mbah. Kebanyakan korban rata-rata mengalami depresi hati, dipacarin sama dia, lalu kenapa kemaren-kemaren diterima sewaktu dia tembak? Dan terakhir Riki, orangnya style, gaul, dan dia yang paling tinggi diantara kita ya walaupun cuma beda 5cm aja. Hahahaaa sedikit bocoran dia punya kenangan ngga ngenakin sama mantan pertamanya, dan perlu diketahui mantannya itu salah satu temen deket gue di kelas sewaktu sekolah dan bingunglah gue musti gimana…

Persahabatan tetap berlangsung sampai saat ini, mungkin hanya satu yang kurang. Semenjak Alam dan keluarganya pindah ke Medan, kita hilang kontak sama dia. Namun kami tak akan pernah melupakan orang yang satu ini, bukan karena kejahatannya memacari kecengan-kecengan kami tapi karena dia lah kita belajar bagaimana menerima suatu kenyataan bahwa cewe-cewe SMA itu suka sama cowo GANTENG, hahahaaaaaa……(maap Lam, tp faktanya kaya gtu khn?)

Rumah Riki adalah rumah yang paling nyaman kita kunjungi, karena selain rumahnya yang terdekat dengan sekolah. Ayah Riki, Om Edward sangat baik orangnya, sebenernya langsung ke intinya saja, hehehe kita selalu ditraktir makan klo ada c Om…

Buat gue mereka salah satu bagian terbesar dalam hidup gue, satu lagi tentu saja keluarga gue. Memahami arti sebenar-benar persahabatan. Sahabat yang selalu berani menegur jika salah dan mendukung disaat susah…

The First Write

Mau tau ada apa dengan saya dan blog ini?
maka sering-seringlah kalian mampir k blog saya ini!