Selasa, 07 Desember 2010

Untukmu Wanita

Senang rasanya bisa kembali menyapa kalian. Langsung saja, satu lagi persembahan dari ane ^_^

Untukmu Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita , Dia lembur pada hari ke-6. Malaikat datang dan bertanya, "Mengapa begitu lama Tuhan?"

Tuhan menjawab, "Sudahkah engkau lihat semua detail yang Aku buat untuk menciptakan mereka? 2 tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga anak-anak, memiliki pelukan yang dapat menenangkan hati dari keterpurukan. Semua dilakukannya dengan 2 tangan ini."

Malaikat itu takjub, "Hanya dengan 2 tangan?"

Tuhan menjawab, "Ya dan Aku akan menyelesaikannya, karena ini adalah ciptaan favoritku. Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri"

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk ciptaan Tuhan itu.
"Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?"

"Ya, Aku membuatnya begitu lembut, tapi engkau belum bisa membayangkan kekuatan yang Aku berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa?"

"Dia bisa berpikir?", tanya malaikat.

Tuhan menjawab, " Tak hanya berpikir, dia mampu bernegoisasi."

Malaikat itu menyentuh dagunya.
"Tuhan Engkau buat ciptaan ini kelihatanya lelah dan rapuh, seolah terlalu banyak beban baginya."

"Itu bukan lelah atau rapuh. Itu AIR MATA"

"Untuk apa?", tanya malaikat

Tuhan melanjutkan, " AIR MATA adalah salah satu cara dia mengekspresikan kebahagiaan dan penderitaannya"

"ENGKAU memikirkan segala sesuatunya. Ciptaan-Mu ini sungguh menakjubkan! "

"Ya. Wanita ini akan mempunyai kekuatan bagi laki-laki.
Dia dapat mengatasi bebannya sendiri dan bahkan mengatasi beban laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagian dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Dia menerjunkan diri untuk keluarga.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.

Hatinya akan begitu sedih ketika mendengar berita sakit dan kematian. Akan tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah pelukan dapat menyembuhkan luka.

Hanya 1 Kekurangan dari Wanita itu,
DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA


Makasih udah mau nyimak gan ^_^

Senin, 04 Oktober 2010

Dimsum (Idola Sang Pacar)

Hai..!! akhirnya bisa posting-posting lagi..
Gimana kabar agan-agan di-seberang sana nih? Baik-baik sajalah yah. Kalo kabar ane? Uhm..*sambil keselek salak*, lagi rada kurang bersahabat sama yang namanya leye-leye. Di mana 5 dari 7 hari harus dilewatkan bergaul dengan buku-buku yang ga kalah tebel sama modulnya anak kedokteran. Dunia semakin mendekati kiamat karena ane harus hafal, setidaknya 90% dari isi buku-buku itu! FYI, Hafal-menghafal adalah perbuatan yang sulit ane lakukan. Ane masih suka ketinggalan dalam hal hafal-menghafal, bahkan untuk rata-rata kemampuan orang menghafal. Meskipun demikian ane tetep usahakan yang terbaik, so minta doanya agan-agan yak! ^_^

Lagi, belakangan ini ane kembali masuk dalam taraf panceklik postingan baru. So, main-mainlah ane ke folder-folder lama di kompi dan menemukan ada sesuatu yang bikin ane senyum-senyum sendiri di depan monitor. Langsung aja cekidot..!!

Dimsum
Hai. Nama gue Ule dan gue adalah pacar paling sial di dunia. Pacar gue yang bernama Guti…uhmm, let me re-phrase that. Pacar gue, yang bernama Guti, tergila-gila dengan seorang bintang film Indonesia bernama Dimas Sumitro. Seorang bintang muda Indonesia yang gemilang. Akting dalam semua film layar lebarnya memang sih gue akui, jago. I tell you, gak ada yang lebih bikin minder dari pada seorang pacar yang tergila-gila sama orang yang lebih terkenal, 160 kali lebih kaya dan kurang lebih, 2 juta kali lebih ganteng di umur yang sama dengan gue.

Gue dan Guti berusia 20 tahun dan yang membuat gue minder adalah bahwa Dimsum ini, begitu gue menyingkat dia, di-umur yang sama sudah membintangi 5 film layar lebar. Kebayang dong minder gue seperti apa. Untuk menambah kesengsaraan hidup, tega-teganya Cannes Film Festival menobatkan dia sebagai actor terbaik dalam kategori film asing 2003. Itu di saat dia berumur 19. If that’s not enough, santer isu yang beredar IPK-nya di Universitas Jakarta juga terancam 4. Gue? Terancam gak lulus-lulus. Uhm, … where was I? oh yes, he’s a star, I’m basically a toad. Satu-satunya konsolasi bagi gue adalah kenyataan bahwa dia medok.

Entah gue dosa apa, mungkin waktu kecil gue salah omong ke nenek atau apa, ada stasiun TV yang memutar film Tukang Siomay ini 5 malam berturut-turut. Guti ada dasarnya seperti diem di sofa menunggu semua film itu. Dia bahkan bersumpah untuk tidak kuliah satu minggu ini dengan alasan, “Kalo pulang kuliah dan macet, kelewatan dong Guti.”

Janjian ama gue aja, ngaretnya se-abad.

Malam pertama, gue ikut menyaksikan film pertama di rumah Guti. Ini Adalah film Dimsum pertama. Film ini berjudul “Malin Kundang”, sebuah film dari legenda minang yang sukses dibawakan Dimsum dengan medok yang anehnya, tidak ada yang kritik. Sebenarnya gak terlalu ikhlas juga sih menonton tapi di luar, hujan. So there I was stuck.. di samping Guti yang berdecak kagum “Gantengnyaaaa..” setiap -mungkin, 2 detik sekali.
Iklan! Hore! Gue sedikit lega.
Iklan itu produk pasta gigi.
Bintang wanitanya cantik.
Bintang prianya?
Dimsum
ARRRGGHHHH!!

“Kamu suka banget sama dia?” Tanya gue, dengan bodohnya.
“Biasa aja.” Gue ulek juga ni anak.
“Basi banget kamu.”
“Ya iya lah gua suka banget sama dia, gimana sih?” Lha, jadi gue yang salah?
“Aktingnya keren banget. Ngerti gitu bikin percaya penonton. Ganteng pula. Trus pinter, trus..” kalimat berikutnya gue cukup blur karena terlalu sibuk doa TV ini disambar petir.
*DZEEEEZZZZZ*
Ha! Petir! Makan tuh Siomay, sayangku.
“Yaaahh…. mampus banget. Aduh gue pengen banget nonton ini.”
“Kamu kan udah punya VCDnya.”
“Rusak. Baret. Gara-gara….” ada jeda lama di kalimat itu yang disertai lirikan dari matanya di sela poni panjang yang cantik “…. keseringan Guti tonton.”
“Ah..sakit jiwa cewek gue.”
“Eh Le….uhm, betulin antenanya dong sayaaang..”
“Rumah kamu ini udah 3 tingkat..” gue berusaha menjadi orang yang lebih sensible, menjelaskan.
“Makanya.. cepetan.” Et dah buset ni bocah.
“Guti mau Ule kesamber petir?”
“Ule mau Guti kesamber petir?”
“GKGKGKGKKIKKK” gue memberikan pantomime, ‘sini-lo-gue-cekek’ sambil mengalah beranjak ke lantai tiga.

Pas gue lagi basah-basah itulah gue mendapat ide brilyan. Kenapa gak gue cari alamat Dimsum, set-up satu kencan dengan Guti di hari Valentine? That’s brilyant! Okay, okay, that’s dumb utterly. But it’s so stupid that’s brilyant! Sekarang begini,
1. Gue pertemukan Guti dengan Malin Kundang ini.
2. Mereka makan malam sebentar, biarkan Guti bertanya apa saja langsung pada bintang favoritnya.
3. Guti akan puas mengenal Dimsum ini. Tidak akan ada lagi acara Guti penasaran.
4. Dimsum akan keluar dari semua system pendarahan Guti dan mengurangi resiko menjadikan Guti seorang psikopat. Seperti apa ya…uhm, memberikan es kirim ke arwah penasaran yang mengantui rumah karena mati ditabrak truk pas mau beli es krim.
5. Gue dan Guti dapat melanjutkan kehidupan dengan damai. Pacaran, nikah and have lots and lots and lots, of sex tanpa salah satu memfantasikan Dimsum. In my case, membayangkan memotong-motong Dimsum. See the logic now?

Gue pikir gak apa-apa Guti kencan dengan Dimsum. Gue sayang Guti. Bener-bener sayang sama Guti. Itu, dan gue akan masuk jurang jika gue denger sekali lagi Dimsum disebut. So, keesokan harinya gue bolos kuliah dan memutuskan untuk mencari teman-teman gue yang kira-kira tahu bagaimana cara mengontak Dimsum. Sebuah keputusan yang salah karena ternyata semua masuk kuliah !!

Fine, gue pergi dari rumah gue di Jakarta Selatan menuju kampus, di Depok, Selatan Jakarta hanya untuk menemukan bahwa semua sudah pulang. Tenang, tenang. Belum saatnya melempar belimbing ke orang jelek, begitu gue bilang ke diri gue.

Akhirnya gue ada ide cemerlang. Gue pergi ke tempat rental VCD dan mencari rumah produksi film-film dari Dimsum. Dari sana akan gue cari di yellow pages nomor kontak PH dan gue tanya nomor kontak Dimsum.

‘Klining, klining’
Kenapa sih ada sebagian orang di dunia ini yang mengira bahwa memasang lonceng di pintu itu sesuatu yang cerdas? Anway, fokus.
“Siang Mbak. Ada film-filmnya Dimas Sumitro?” Ternyata pertanyaan ini meniumbulkan efek mata penuh mimpi bagi gadis penjaga rental. “Mbak? Mbak? Hai?”
“Oh? Uhmm sori otak saya brenti. Saya gak ngeces kan tadi?”
Sabar. Sabaaaaaaar sabar. “Gak kok Mbak. Ada film-filmnya Dimas Sumitro?”
Kembali sang mbak dengan mata penuh mimpi.
“Would you STOP THAT?” gue hampir mencekik sang mbak.
“Mas anggota sini?”
“Nggak.”
“Maaf saya gak bisa layani.”
Akhirnya gue membayar keanggotaan dan mengisi lembar keanggotaan yang mana jauh lebih rumit dari mengantri imunisasi anak. Selesai.
“Ya udah. Nih. Saya mau minjem salah satu film Dimas Sumitro. Yang mana aja terserah.”
“Pada keluar Mas namanya juga bentar lagi valentine.” Ujar sang mbak dengan air muka ‘gimana-sih?’
“ARRRGGGHHHH GJGKJGKIGKGKJGKGHLJGKGKKK”

Gue keluar dari tempat VCD itu dan mendapatkan akal baru. Gue pergi ke TU kampus, mungkin mereka memiliki nomor telfon kantor TU kampus dari Dimsum. Gue cukup yakin ikatan antar TU kampus itu erat. Setiap tahun mungkin mereka saling berkumpul dalam KTUKI (Konferensi TU Kampus Indonesia) di mana pegawai TU kampus Dimsum akan dengan secara kasual minum teh, makan biscuit dan memulai percakapan dengan,

“Dek Dimas Sumitro ganteng sekali lo.” Yang dibalas dengan malas oleh yang lain dengan,
“Denger-denger secara kasat mata, jidatnya gak proporsional ya Bu?”

I’ sure of that. Regarding the conference.. and the jidat issue.

Anyway, where was I? oh yes, on the way to to my TU. Sampai di sana gue meminta agar gue dapat berbicara langsung dengan pegawai TU, maksud gue agar lebih sopan. Pegawai TU di seberang bernama Mbak Pipit, seorang wanita yang telah lewat masa mbak-mbaknya namun masih berstatus ‘mbak’.

“Siang Mbak Pipit. Nama saya Ule. Rulli Prasetya. Boleh saya tahu nomor telfon Dimas Sumitro?”
“Ada alasan khusus kenapa mas ingin tau nomor telfon mas-mas lain?”
“Oh sori. Jadi gini Mbak. Saya ingin mengatur sebuah kencan di hari valentine dengan Dimas Sumitro.”
“Uhmmm setahu saya dia bukan gay loh mas, maaf loh….”
“Oh bukan Mbak. Bukan dengan saya. Dengan pacar saya.”
“SAKIT!”
-Klik-

“Loh? Loh? LOHH!!” Akhirnya gue coba telfon lagi dan berusaha menjelaskan kepada Mbak Pipit sebaik mungkin. Mbak Pipit akhirnya kembali tenang.
“Tapi saya gak tau mas nomor HP-nya, Kalo pun tau, ngapain saya ngasih tau Mas?”
“Hhh…..Tapi dia ada di sana? Kuliah gak?”
“Kuliah Mas. Saya yakin. Soalnya tadi dia baru saja masuk ke dalam kantor ini dengan rambut coklatnya. Dia menatap saya dengan tatapan dingin gagah yang memperlihatkan bahu bidang dibalut kemeja John Curtis biru. Tato di lengan kokohnya terlihat ketika dia menyerahkan buku absen dosen sambil berkata penuh chemistry pada saya ‘Ini mbak….’ Hhh hhh hhh..”
“SAKIT!”
-Klik-

Gue menghormati kenyataan bahwa tukang Siomay ini pasti sibuk. Jadi gue memutuskan untuk melakukan perjalanan lintas kota di panasnya Jakarta dari selatan ke utara, sebuah perjalanan yang dapat mentransformasi pria baik-baik perlente rapih seperti gua sampai di tujuan terlihat seperti yang baru saja melakukan kesalahan dan di-arak massa.

Dalam bus pertama Gue dengan sukses menduduki kursi yang ternyata baru saja di-ompoli anak kecil penduduk sebelumnya.

Dalam bus kedua, gue ikut mendorongnya.

Dalam mikrolet sesudahnya, gue dipalak anak STM yang meski 3 tahun lebih muda, 30 kali lebih banyak.

Di bus ketiga ada nenek-nenek muntah di atas pangkuan.

Di mikrolet kedua gue bertemu lagi dengan para anak STM itu. Gue berusaha menginisiasi percakapan dengan mengatakan bahwa Jakarta itu sangat panas namun percakapan ini tidak ditanggapi dengan baik.

Di bus keempat gue terpaksa memberikan jam tangan gue kepada supir yang tidak percaya bahwa gue baru saja ditodong dua kali oleh anak STM yang sama.

Bus kelima, diserang anak STM itu.

Sekali lagi bertemu mereka, sumpah deh gue bakal bikin milis.

Setelah 6 jam, di pukul 17:00, gua sampai di kampus si Joko Tingkir eh maaf, Malin Kundang itu. Sekarang gue memakai sandal hasil barter palak. Tapi tak apa. Yang penting sampai, pikir gue sambil masuk gerbang.

“Maaf Dek. Masuk kampus ini gak boleh make sandal.”

Meninggal aja gue sekalian! Tepat di saat itu, sebuah mobil Jaguar keluar perlahan dari gerbang. Ha! Dimsum!

“STOP!”

Alhamdulillah akhirnya bertemu juga dengan dia. Dia membuka kaca. Ada konvensi di alam sosial Jakarta bahwa semakin mahal mobil, semakin lambat power window terbuka untuk menimbulkan kesan lebih dramatis dan angkuh. It works like hell. Ini saatnya. Gue harus baik-baik untuk membujuk dia ikut dengan rencana gue.
“Siomaynya satu Dim.” DAMN!
“Sori?”
“Uhmmm sori Dim..” Gue kemudian mengutarakan rencana gue. Meminta satu malam kesediaan dia untuk makan malam di restoran yang dia pilih dan semua biaya gue yang bayar. Wajar karena dia artis dan dia pasti lebih tahu restoran mana yang membuat wanita klepek-klepek. Gue ceritakan juga bahwa pacar gue adlaah fans terberat dia dan dia akan sangat menghargai acara ini. Gue sempat kehilangan fokus presentasi ketika gue sadar di dalamnya penuh dengan artis lain. Semua wanita. Lucky bastard!

“..jadi gimana?”
“Sori. Gue gak nge-date sama orang yang gue gak kenal.” Jawabnya, tanpa menimbang bahkan ½ detik dan berlalu. Lengkap dengan kaca angkuhnya.

Gue speechless.

Jam yang gue serahkan pada kondektur adalah pemberian Guti untuk valentine 2002. Sepatu favorit yang gue pakai setiap hari, yang dipalak oleh anak-anak STM itu, pemberianya di valentine 2001.

“Gila ya, kamu.” Begitu reaksi pertama Guti dengan mata nanar. Tidak mempercayai kebodohan pacarnya mungkin. Gue hanya dapat mengangkat bahu.
“Ule cuman pengen Guti seneng. Ule tau Guti gak akan ngapa-ngapain. Ule tau Guti sayang sama Ule. Bagi Ule, Siomay gila itu gak lebih dari sekeping VCD rental yang dipinjam semalam. Bedanya VCD ini bisa makan bareng kamu. Kamu kan fans berat. Ya kenalan lah. Kaya temu selebriti gitu.”
“Idih ngapain banget? Guti juga suka George Clooney tapi kan bukan berarti mesti ketemu. Masak kamu gak tau sih betapa sombongnya dia? Infotainment berantakan gitu di mana-mana.”
“Lain kali tergila-gila sama orang, jelek-jeleknya juga kasih tau dong!”
“Iya iya.”
“Ya sud. Kamu valentine mau apa? Ule gak kepikiran lagi apaan. But you deserve something special.”
“Ya saya cuma pengen kamu aja coz you’re my something special.” (end)

Maaph kepanjangan gan! Dan makasih udah mau nyimak.. ^_^

sumber: suamigila.com

Sabtu, 02 Oktober 2010

Kenapa Orang Tua Melarang Anaknya Pacaran?

Akhirnyaaaa.. bisa juga menjamah ini blog/notes lagi.
Apa kabar agan-agan semua? Baik-baik saja khan?
Alhamdulillah gan, kabar ane juga baik-baik aja. Yaa paling cuma lagi rada pusing dikit aja tapi biasalah..kayanya semua orang yang udah kerja juga pasti ngerasain hal yang sama yak.

Ok.. langsung ke topik yang pengen di-share..

Kenapa orang tua melarang anaknya pacaran?
Ini adalah satu pertanyaan berikut pemberontakkan yang dilakukan anak-anak sekolah di masa ABG dan remaja. Tapi, perlu diakui juga tidak sedikit ada orang tua yang mengizinkannya. Orang tua yang mengizinkannya pun memiliki aturan-aturan tersendiri yang harus dipatuhi anaknya. Nah, yang menjadi persoalan adalah bagaimana anak yang dilarang orang tuanya berpacaran? So pasti akan ada dua jawaban. Ada yang patuh dan mendengar perkataan orang tuanya dan ada kubu yang di mana mereka memanfaatkan baik-baik anugerah Tuhan yang disebut akal (mengakali). ^_^

Tapi..ane bukan mau ngajak share akal-akalannya yak! Hehee.. agan-agan pasti udah pada tau sendiri dah caranya gimana-gimana..lagian sekarang khan rata-rata agan-agan yang mampir ke blog/notes ane minimal udah/lagi kuliah, pasti sedikit banyak pernah ngalamin dahh.. ^_^

Nah itu tuh gan! Kebanyakan dari kita sayangnya memandang hal tersebut sebagai “pengekangan hak-hak dasar ABG/remaja yang (katanya) sedang mencari jati diri, termasuk dalam hal cinta”. Padahal kalo dipikirkan secara positif, hal tersebut adalah salah satu bentuk kasih sayang orang tua. Namun sayangnya kadang orang tua kita tidak pandai memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya. Sehingga kita kebanyakan pun menyebutnya sebagai pengekangan.

Berikut adalah hasil ane searching sana-sini, kenapa orang tua melarang anaknya pacaran?

Takut hamil
Ini adalah alasan yang paling banyak ditemukan. Mereka, orang tua, takut anaknya hamil/menghamili di luar nikah, sehingga akan bikin malu keluarga dan yang paling ditakutkan orang tua, hamil itu akan menghancurkan masa depan si anak. Si anak akan menjadi bapak/ibu mendadak yang bahkan dia sendiri tidak inginkan sebelumnya.

Terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan narkoba
Para orang tua sekarang sadar betul, keterkaitan antara pacaran, pergaulan bebas dan narkoba. Menurut mereka pacaran adalah sebuah jembatan yang bisa menghubungkan anaknya dengan pergaulan bebas. Karena alasan itulah mereka melarang anaknya pacaran.

Belum cukup umur
Faktor umur menjadi pertimbangan lain bagi orang tua untuk melarang anaknya pacaran. Semua ada masanya. Kalau sudah dewasa, toh! orang tua juga tidak akan melarang-larang lagi anaknya untuk pacaran. Bahkan, mereka justru akan menganjurkan anaknya untuk cepat mencari pasangan dan menikah.

Mengganggu waktu belajar
Yang dikhawatirkan orang tua ketika anaknya pacaran adalah keasyikan berpacaran. Sehingga akan mengganggu jadwal dan konsentrasi belajar si anak. Sebagai seorang pelajar, tugas utamanya tentu belajar dan orang tua menganggap pacaran akan memecah konsentrasi anaknya dalam belajar.

Takut anaknya salah pilih
Orang tua takut anaknya salah pilih dalam menentukan pasangan buat dirinya. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik buat anaknya. Seharusnya, pada usianya sekarang seorang anak punya banyak pilihan untuk bergaul dan mengenal lebih banyak karakter orang. Menurut orang tua pacaran justru hanya akan membuat ruang gerak si anak terbatas, karena merasa terikat oleh pacarnya. Bagus kalau pacarnya itu bisa memberikan pengaruh yang baik dan positif. Bagaimana kalau justru memberikan pengaruh yang buruk..?

Takut kehilangan
Pada diri orang tua terkadang ada rasa cemburu ketika melihat anaknya dekat dengan orang lain selain mereka. Ada perasaan takut kehilangan. Buah hati mereka yang dulu masih ingusan ternyata sekarang sudah mulai menapaki fase kedewasaan. Satu bentuk lain dari kasih sayang orang tua terhadap anaknya.

Nah segitu deh gan hasil searching-searching ane. Kalo ada yang mau nambahin yuk ah di-share di mari..

Sekali lagi ya gan.. Alasan orang tua melarang pacaran itu bukan suatu bentuk pengekangan dan pemasungan kebebasan anak. Tapi itulah salah satu bentuk kasih sayang orang tua yang kadang salah kita menafsirkan.

Makasih gan udah mau nyimak ^_^
Semoga bermanfaat untuk kita, adik, sepupu, saudara, teman dan anak-anak kita di masa yang akan datang, Insya Allah.

Rabu, 25 Agustus 2010

Ketika Perempuan Memberikan Pilihan & Pepotoan

Salamlekuumm...
Musti dijawab yah! Soalnya kalo tidak pasti dosa hukumnya. Ahahahaa.. seperti biasa nii..ane lagi lumayan pengen sering nge-post cerpen. Sebenernya bukan cerpen juga sii..ini bagian dari cerita panjang yang lagi ane cobain. Cuma ane bikinnya emang per-part per-part gtu, jadi kalo diposting ya kaya posting cerpen aja. Trus selain posting itu ane juga mau posting pepotoan ane pas masih di Nangor. Ane lagi lumayan teringat sama kondisi yang ane poto nih. Eh! tapi pepotoannya cuma pake camdig, jadi mungkin hasilnya mah biasa-biasa aja. Yawdah langsung ke TKP aj ye..

Ketika Wanita Memberikan Pilihan
Sabtu malam ini gue sama si pacar bakal menghadiri pesta salah satu teman kantornya.
Dasar wanita yah! Kalo dandan pasti suka kalap waktu. Ini aja kurang lebih udah hampir 40 menitan gue nunggu di ruang tamu rumahnya.

Pucuk datang ulam pun tiba. Akhirnya perempuan yang gue tunggu-tunggu, perlahan tapi pasti mulai memunculkan sosoknya. Dituruninya anak tangga satu per satu. Hmm..okeh! Kayanya gue harus memaklumi kenapa perempuan membutuhkan waktu lebih untuk bersolek. Hasilnya memuaskan! Cantik.

Dari anak tangga itu, gue juga melihat sosok perempuan itu tampil cantik dengan gaun hitam yang dikenakannya. Mungkin akan terlalu berlebihan kalo gue membandingkannya dengan putri raja tapi apapun yang ditampilkannya malam ini, gue patut bersyukur karena udah diizinkan Tuhan menjadi pacarnya saat ini.

Kalo boleh gue ilustrasikan, tampilan gaunnya akan seperti gambar dibawah ini. Harap maklum yah, gue kurang begitu bisa mendeskripsikan tampilan secara mendetail. Jadi gue gunain ilustrasi gambar langsung aja yah.

Selepas anak tangga terakhir dia berjalan ke arah tempat gue menunggu, di sofa ruang tengah.
“Hon(honey.red), mana yang cocok aku kenakan untuk gaun ini?”, ujarnya sambil menunjukkan dua buah sepatu berwarna merah marun dan hitam yang disembunyikan dibelakang pinggulnya.

Ah! Pertanyaan pilihan itu jadi mengingatkan gue sama kejadian beberapa tahun yang lalu nih. Saat Toni, sang pakar cinta dan wanita kita mengeluarkan salah satu petuahnya.
‘kalo cewek ngasih pertanyaan pilihan jangan sekali-kali lo secara spontan memilih satu diantaranya. Kalo itu terjadi dan yang lo pilih itu ternyata salah! lo pasti akan mendapat pertanyaan susulan yang ngga kalah ngebingunginnya. For Your Information, sebetulnya para kaum hawa ini udah punya pilihan sendiri sebelum pilihannya itu ditanyakan. Nah, jadi untuk menanggulangi hal yang bukan masalah tapi bisa menjadi awal kiamat ini, kita harus selidiki kemauan si perempuan. Seperti yang tadi gue bilang mereka udah punya pilihan jadi kita perhatiin aja dari gerak-geriknya, tatapan matanya, liat gerakan tangannya atau tanda-tanda lain yang bisa diartikan sebagai pilihannya ketika mengajukan pilihan ke kita. Kalo perlu bolehlah kita mengajukan pertanyaan balik tentang pilihan mereka tadi’, gue, Laras dan Fajar untuk kesekian kalinya merasa takjub dengan teori yang dijabarkan Toni.

‘kenapa bisa gitu Ton?’, Laras penuh antusias

‘Karena sesungguhnya kaum hawa ketika memberikan pilhan tidak dengan sungguh-sungguh meminta solusi kaum adam. Mereka hanya butuh dukungan dan pengakuan kuat kaum adam atas pilihan yang sudah mereka tetapkan sebelumnya. Betul saudari Laras?’

‘bet-tul. Hehehee..’, jawab Laras dengan senyum. Standing Applause to Toni..

“Honey?!”
“Oh!” spontan gue kaget disadarkan si pacar.
“ih. kamu malah ngelamun lagi. Hayo! honey menurut kamu lebih cocok yang mana?”, si pacar kini berada tepat sejajar sama gue yang lagi duduk di sofa. Posisi dia setengah berjongkok sambil mengangkat dua pasang sepatu beda warna itu di tangan kanan dan kirinya sebatas tinggi mata.
Gue cuma senyum dan bilang, “Kalo menurut kamu sendiri pilih yang mana?”
“lhoo.. aku khan tanya kamu honeeyyy... Kok malah ditanya balik?”
“Iya, karena diantara kita berdua, kamulah orang yang paling tau tentang menyesuaikan penampilan. Tentu dalam hal ini pun kamu tidak akan kehilangan kemampuan itu”, gue ngga nyangka bisa ngeluarin kata-kata barusan; yang ngga gue sadar, itulah fakta yang selama ini terjadi kalo kita akan menghadiri suatu pesta.
Si pacar pun tersenyum, dengan mata berbinar dia mantapkan pilihan , “aku pilih yang merah”.
“Perfect!!”
“Gaunku berwarna hitam, sepatu berwarna merah marun pasti akan cocok!”
“Betul. Khan undangannya pun ke pesta pernikahan yah bukan pesta pemakaman yang serba hitam”
“hahahaa.. ih, kamu bisa aja!”
Dia lalu berdiri, diusap rambutku sebentar dan beranjak kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan menaruh sepatu yang satunya lagi. Kalo boleh gue ilustrasikan tampilan sepatunya akan tampak seperti gambar dibawah ini.

Sebelum menuju mobil dan berangkat kami berpamitan dengan ibunya. Lalu dia gandeng tangan kiri gue sambil berjalan menuju mobil, sedikit berbisik gue bilang, “Pilihannya cocok hon. Cantik!”
“aduh, aduh”, bukannya dapet ucapan terima kasih karena gue puji. Eh, gue malah dapet cubitan dipinggang. Tapi tak apa, malam ini pasti mengagumkan. Tuhan, sampaikan terima kasihku kepada Toni. (end).


Pepotoan!!
Iseng-iseng main sama si camdig di pagi hari di Jatinangor, jadi hasilnya kaya gini nih:
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Makasih udah mau nyimak yak!
Buat agan Kevin, makasih yak gara-gara main ke blog ente, ane jadi gatel pengen posting hasil camdig, hahahahaa..

Selasa, 17 Agustus 2010

Mengapa Pria Tidak Lebih Peka Dari Wanita?

Well, posting-an ini bisa dibilang ane buat secara kebetulan. Secara kebetulan ane lagi baca buku, trus secara kebetulan juga liat status di facebook yang bunyinya seperti ini nih, “Facebook must be a woman. A man would never ask, ‘What’s on your mind?’”. Untuk keamanan dan kenyaman ane ngga usah cantumin siapa pemilik status itu yak? ^_^.

Entahlah ada atau tidak adanya hubungan antara status itu sama buku yang lagi ane baca, yang penting ane cuma pengen posting, ehehehee.. langsung aj deh ke TKP..

Mengapa Pria Tidak Lebih Peka Dari Wanita?

Mengapa pria tidak lebih peka dari wanita?
Itu bukan karena wanita memiliki indera yang lebih hebat. Hanya saja, indera pria lebih tumpul jika dibandingkan dengan indera wanita. Dalam dunia wanita yang sangat peka, mereka mengharapkan pria mampu membaca lisan, suara dan tanda-tanda bahasa tubuh mereka.

Untuk alasan revolusionerlah, maka hal itu didiskusikan –meski bukan itu masalahnya. Wanita secara diam-diam menduga bahwa seorang pria akan tahu apa yang diinginkannya atau dibutuhkannya; dan ketika para pria itu tidak mengerti tanda-tanda yang diberikan, wanita itu akan menuduhnya sebagai “tidak peka”. Sedangkan pria di manapun akan membela diri, “apakah aku harus bisa membaca pikiran mereka?”.

Lyn dan Chris sedang mengendarai mobil pulang dari sebuah pesta. Chris mengemudi, Lyn menunjukkan arah. Mereka rupanya baru saja bertengkar karena Lyn mengatakan untuk berbelok ke kiri, padahal sesungguhnya yang dimaksudkan adalah berbelok ke kanan. Sembilan menit berlalu dalam kebisuan, sehingga Chris menduga ada yang tidak beres. “Sayang.. kamu tidak apa-apa?” tanya Chris. “Ya. Aku tidak apa-apa!” sahut Lyn.

Penekanan pada kata “tidak apa-apa!” berarti bahwa segalanya jauh dari ‘tidak apa-apa’. Chris mengingat kembali pesta yang baru saja mereka hadiri. “Aku melakukan kesalahan malam ini?” tanya Chris. “Aku tidak mau membicarakannya!” bentak Lyn.

Ini artinya Lyn sangat marah dan betul-betul ingin membicarakannya. Sementara Chris, ia betul-betul kebingungan mengingat-ingat kesalahan apa yang telah dilakukannya sehingga membuat marah Lyn. “Katakan padaku, sayang. Apa yang aku lakukan di pesta?” ia memohon. “Aku betul-betul tidak tahu apa yang telah kulakukan tadi!”

Dalam percakapan seperti ini, biasanya si pria memang mengatakan yang sebenarnya – dia betul-betul tidak mengerti masalahnya.

“Baiklah,” kata Lyn. “Aku akan katakan masalahnya, walau kamu pura-pura bodoh!” –tetapi Chris tidak berpura-pura bodoh. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Lyn marah. Lyn menarik nafas panjang. “Wanita centil murahan itu, selalu berada di dekatmu sepanjang malam dan mengirim tanda-tanda ajakan padamu. Sementara kamu tidak menghindarinya –kamu bahkan membuatnya semakin berani!”

Sekarang Chris benar-benar bingung. Wanita centil murahan yang mana? Tanda-tanda ajakan apa? ia tidak melihat apa-apa.

Berikut adalah yang terjadi di pesta: Ketika ‘wanita centil murahan itu’ berbicara pada Chris (ini adalah istilah yang digunakan wanita untuk wanita semacam itu. Sementara pria akan menyebut wanita seperti itu sebagai ‘ wanita menawan’). Ia tidak melihat bahwa wanita itu mengangkat pinggulnya ke arah Chris, menyibakkan rambutnya, mengusap-usap pahanya sendiri, menatap Chris lebih lama dari yang bisa disebut tatapan sopan, dan mengelus-elus tangkai gelas minumannya serta berbicara dengan nada manja seperti seorang gadis sekolahan.

Yah, Chris adalah ‘seorang pemburu’(hakikat seorang pria pada umumnya). Ia mampu melihat seekor Rusa diujung cakrawala dan mengatakan seberapa cepat hewan itu bergerak. Namun ia tidak memiliki kemampuan untuk mengerti tanda-tanda bahasa tubuh, arti suara dan tatapan yang ditujukan padanya.

Semua wanita dalam pesta itu akan melihat ‘wanita centil murahan itu’ tanpa harus memalingkan kepalanya untuk benar-benar menyaksikannya. Lalu sebuah naluri jarak jauh ‘waspada akan wanita nakal’ terkirim dan diterima oleh semua wanita dalam pesta itu. Sementara kebanyakan pria di sana, tidak mengerti sama sekali akan hal itu.

Maka ketika seorang pria mengaku bahwa ia memang mengatakan yang sebenarnya –tentang apa yang dituduhkan padanya– ia mungkin saja memang mengatakan yang sesungguhnya. Hal ini bisa terjadi karena otak pria tidak dilengkapi dengan bagian untuk mendengar atau melihat lebih rinci dibandingkan wanita. Oleh karena itu para pria selalu membutuhkan bantuan wanita untuk mengetahui ketidakpekaannya tersebut.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa pria merupakan pembaca pikiran yang payah. Tapi kabar baiknya adalah pada umumnya mereka dapat dilatih untuk meningkatkan kewaspadaan mereka akan pesan-pesan tak terucap dan nada suara. (end)

Btw, sampel yang disajikan tadi itu hanyalah satu sampel dari sekian banyak sampel yang ada di dunia ini. Jadi, untuk penerapannya tinggal disesuaikan dengan kondisi terkini yang terjadi yak!

Makasih buat yang udah mau nyimak dan mau meninggalkan komentarnya di-postingan ini ^_^

Sumber: Why Men Don’t Listen and Woman Can’t Read Maps – Allan + Barbara Pease.

Kamis, 05 Agustus 2010

Cinta-cinta.. SUNGGUH ANEH !! (Fiksi saya lagi)

Halloo..brader-sister..
Saya posting karya fiksi lagi nihh.. ^_^ ini sebetulnya satu bagian dari beberapa bagian yang belum tau kapan selesainya, ehehee.. mohon saran dan kritiknya aja ah! Wajib..!!

Bab 1
Cinta-cinta.. SUNGGUH ANEH !!


Cinta itu kadang suka aneh yah?

Salah satu keanehannya itu terjadi ketika Laras, sahabat gue cerita tentang Fajar, pacarnya yang marah banget ketika dia udah ngga lagi mengingatkannya akan pentingnya bahaya merokok. Padahal sebelum-sebelumnya pas diingatkan pun Fajar selalu enggan untuk berhenti dari kebiasaannya itu. Menurut Laras, alasan dia berhenti mengingatkan Fajar, ya karena dia sudah pada taraf mengerti akan kekurangan Fajar. Tapi, kenapa respon dari Fajar sangat bertolak belakang?

Haduhh.. apakah urusan cinta itu terlalu sensitif?
Bahkan untuk hal-hal yang mungkin, bisa dikatakan sepele.

Akibat rokok tadi, mereka sempat bertengkar hebat. Bahkan hal-hal yang ngga ada sangkut-pautnya sama rokok pun jadi topik pertengkaran. Ni rokok udah kaya bensin kesamber api. Kena satu langsung nyamber kesemua. Sesensitif itukah urusan rokok-merokok? Atau lagi-lagi, sesentif itu-kah urusan cinta?? Kalo versi gue mah, ANEH..

Semakin aneh lagi nih sama alasannya si Fajar. Dia bilang Laras udah ngga perhatian lagi gara-gara hal rokok tadi. -???-

Sebagai sahabat dari mereka berdua, gue coba deh cari-cari akar masalahnya di mana. Gue coba lihat masalahnya dari sisi logika dan emosional. Bukan gimana-gimana yak! Menurut gue cinta bukan hanya permainan emosi. Cinta juga perlu logika, agar cinta itu bisa berjalan dengan baik dan normal.

Secara logika gue ngga nemuin adanya indikasi kerugian di kubu Fajar. Bahkan kalau pikirannya normal, harusnya si Fajar itu merasa senang! Dia bisa melanjutkan kegiatan rokok-merokoknya tanpa adanya rongrongan dari Laras. Tapi, nyatanya Fajar malah marah. Aneh..

Secara emosional, gue melihat adanya indikasi Fajar selalu ingin diingatkan. Selalu diperhatikan. Meskipun dia suka melanggar aturan-aturan yang dibuat Laras, tapi dia selalu ingat apa yang dilakukan Laras untuknya, dan dia tidak mau kehilangan hal itu.

Nahh..tinggal gue dah yang bingung sendiri. Tapi kenapa gue yang bingung yak? Lhaa..yang pacaran mereka bedua. Lha trus gue? Iyak-lahh..gue khan sahabat mereka berdua. Repotnya mereka hampir selalu curhat(curahan hati) ke gue kalo lagi ada urusan sama yang namanya berantem gara-gara cinta. Aduehh..mau gue kasih saran apa nih bocah bedua. Sulit..!!

Akhirnya dari pada bingung sendiri, mending gue temuin aja deh mereka berdua. Jadi wasit lagi deh gue! Mudah-mudahan di tempat ketemuannya nanti ga ada yang namanya benda-benda tajam yang bisa dilempar atau bisa dipake buat nusuk!

Nah! Lagi-lagi nih, gue keheranan sama yang namanya cinta. Gue temuin tuh mereka berdua. Ehh..gue sama sekali ngga ngeliat mereka marahan dah! Mereka malah udah saling senyum, sayang-sayangan, bahkan udah manja-manjaan di depan gue. Seolah sudah saling memaafkan dan sudah saling melupakan kejadian yang lalu. Makin ga ngerti aja, gue sama yang namanya cinta!

Beres menjadi mediator (yang harusnya tidak perlu!). Gue pergi ke kampus. Ada tugas yang harus gue kumpulin siang ini. Cukup panas Jatinangor hari ini. Sekedar informasi bahwa hari-hari sebelumnya di Jatinangor juga panas. Jadi, sebetulnya informasi ini sungguh tidak penting, hehehee..just to the intermezzo. Kembali lagi, meskipun terik matahari mengganas, itu bukan satu halangan yang berarti buat gue melangkahkan kaki ke kampus. Tentu saja! Gue ga rela-lah bakal dapet nilai jelek gara-gara cuma telat ngumpulin tugas.

Trus terang aja nih. gue juga rada ga rela sama cewe yang barusan nyenggol tas gue dari belakang tanpa minta maaf.. “Buru-buru mau ke mana si mbak? Tenang,, kampus ga akan pergi ke mana-mana.”, gumam gue dalam hati. Tapi, buru-buru juga deh gue hapus itu hujatan jelek. Gue perhatikan langkahnya, ni cewe sepertinya emang lagi buru-buru. Gue perhatiin lagi, dia cukup cantik! Hmm..oke oke dia cewe yang CANTIK tanpa ada kata “cukup” di depannya.

Entah siapa namanya, ni cewe udah jelas-jelas meruntuhkan teori gue tentang perilaku sombong cewe-cewe cantik di kampus ini. Menurut pengamatan gue selama hampir setahun ke belakang ini, banyak sekali ditemukan sampel-sampel adanya keengganan cewe-cewe cantik di kampus dalam hal menggunakan kakinya berjalan dari gerbang kampus ke gedung kuliah.

Tentu saja, semua asumsi ini sudah ditambahkan dengan cewe cantik yang sudah punya pacar, yang kebetulan pacarnya memiliki kendaraan untuk antar-jemput. Serta, keberuntungan cewe-cewe cantik yang kebetulan jomblo, yang kebetulan juga sedang didekati senior yang sudah paham betapa memiliki kendaraan itu begitu penting, terutama dalam hal urusan PDKT. Atau, kelihaian cewe-cewe cantik yang memanja dan meng-iba kepada temen sekelas yang punya kendaraan untuk mengantarkannya ke sana-sini dengan senang hati. Asumsi ini ditambah fakta terjadi keyakinan dikalangan pria-pria di kampus bahwa memboncengi cewe cantik jelas akan mempengaruhi prestise-nya di kampus.

Dan, sesungguhnya asumsi-asumsi itu tidak hanya berlaku terhadap cewe-cewe cantik saja, cewe yang biasa pun bisa melakukannya. Jadi lagi-lagi, ini sungguh informasi yang NGGA PENTING !!

Terkait urusan antar-mengantar, salah satu teman gue, sebut saja namanya Toni. Mahasiswa tingkat dua yang berstatus pacar Intan, mahasiswi tingkat satu. Dengan segala hormat dan tidak adanya niat untuk menjatuhkan kredibilitas Intan sebagai mahasiswi yang ber-IPK 4 kurang nol koma nol empat.

Gue merasa sangat heran sama sikapnya yang lebih meminta dijemput dan diantar Toni ke gerbang kampus hanya untuk memfotokopi bahan kuliah. Padahal di dalam kampus juga banyak kios-kios fotokopi. Karena itu, otomatis deh, Toni yang lagi ngerjain tugas kelompok, yang 30 menit lagi bakal dikumpulin, langsung pamit dan segera menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara.red).

“Demi cinta”, ujarnya sebelum bergegas pergi.

Nah di sini baru deh gue mempertanyakan kredibilitas Intan sebagai mahasiswi yang ber-IPK hampir 4. Dia ga mungkin, ga tau jarak antara gedung tempat kuliah di kampus dengan gerbangnya akan menempuh perjalanan hampir 2 kilometer. Tidak mungkin, tidak tau bahwa di dalam kampus pun tidak hanya ada satu kios fotokopi. Dan, ga mungkin, ga tau jika harus ke kampus Toni harus menempuh jarak memutar mengelilingi kampus belakang yang memakan waktu 20 menit perjalanan sebelum sampai ke gedung tempatnya kuliah.

Apakah Intan telah memikirkannya pula?
Gue rasa ngga, tapi yang jelas, “demi cinta” menurut definisi Toni, SUNGGUH ANEH !!

Gue udah hampir sampe gedung fakultas dan ternyata si cewe cantik yang barusan juga satu fakultas! Aheiy..nanti deh dicari infonya tapi, ah! Kecewa. Itu ada cowo yang nemuinnya disimpang jalan depan gedung fakultas. Kayanya mah cowonya.. Baru ketemu udah langsung pegang tangan sih. Wah-wah.. keliatannya mereka lagi ada cek-cok tuh. Keliatan kaya lagi berantem-berantem gitu. Alaahh..paling juga masalah sepele kaya si Laras sama si Fajar atau kaya si Toni sama si Intan.

What-The-Fuck !!
Itu cowo ngegampar itu cewe cantik!
Cowo laknat dari mana dia? Pengecut, GA-PUNYA-ETIKA!!
Jelas-jelas itu cewe baru nyampe, udah main gampar-gampar aja! BEJAT!!

Gue udah siap nolongin tapi baru aja gue masuk langkah pertama, itu cewe cantik udah keburu dibawanya ke tepi jalan dan terus menuju kantin. Pengen diomongin baik-baik kayanya dan semoga aja deh itu cewe cantik baik-baik aja di sana. Kalaupun tidak, semoga ada orang lain yang menolongnya. Gue sangat ingin menolongnya tapi situasi lagi ngga memungkinkan. Gue lagi harus cepet-cepet ke kampus dan menyerahkan ni tugas akhir. Dosen yang satu ini udah paling terkenal tepat waktunya. Kalau ngga sekarang gue kumpulin. Bisa dipastiin nilai gue pasti jatoh. Gue harus cepet-cepet ketemu dia karena sebentar lagi dia akan berangkat keluar kota dan baru akan kembali ke Jatinangor dua minggu kemudian. Itu artinya kalau gue ngga ngumpulin tugas sekarang otomatis gue baru bisa ngumpulin lagi 2 minggu berikutnya dan itu udah pasti melewati batas akhir pengumpulan, hari ini.

Gue emang ngga mau berspekulasi terlibat langsung sama urusan kedua manusia tadi. Tapi gue paling ngga suka sama sikap pengecut tuh cowo. Rasanya gue udah gatel dan pengen ngeberi satu pukulan tepat dihidungnya!

Besoknya di kampus, gue ngga sengaja ketemu mereka lagi. Dari informasi salah satu teman kampus, gue udah tau mereka berpacaran. Aneh! Mereka sama halnya Laras dan Fajar. Sekarang mereka udah (seolah) melupakan kejadian kemarin. Sekarang gue liat mereka lagi mesra-mesraan. Peluk-pelukan. Manja-manjaan.

Lagi-lagi gue keheranan sama yang namanya cinta !!

***

Kalo bisa nebak, silahkan ditebak nanti endingnya seperti apa? Ehehee..
Kerangkanya udah beres, jadi ane udah tau endingnya seperti apa, tapi kalo saran dari kalian bisa lebih bagus kenapa ngga ane terima. Makasih nihh..udah mau nyimak..

Sabtu, 24 Juli 2010

Golongan Pria dan Wanita dalam Kehidupannya

Alhamdulillah bisa ketemu lagii.. Secara tidak disengaja beberapa waktu ini ada satu obrolan yang masih jauh dipikiran dan rencana saya, yaitu obrolan persiapan meningkatkan status, dari taraf berpacaran menjadi hubungan yang dicatat Kantor Urusan Agama a.k.a pernikahan. Satu hal yang belum terpikirkan sebelumnya bagi saya. Hmm..masih ada hal yang ingin saya capai terlebih dahulu sebelum kearah sana. Tapi, tentu bukan hal yang salah juga kalo kita iseng-iseng mendiskusikannya saat ini. Mungkin dari obrolan-obrolan ringan ini bisa diambil banyak pelajaran untuk ke depannya.

Terkait hal tersebut saya jadi mau menambahkan satu posting di blog/notes ini nih, ehehee.. Tadinya saya ingin menulis langsung dari isi kepala saya sendiri, tapi ketika mulai menulisnya saya malah keingetan sama beberapa bagian di salah satu novel. So, saya buka kembali aja bagian-bagian di novel itu dan hampir sama persis dengan apa yang akan saya tulis. Daripada nanti malah menjiplak mending saya tulis ulang aja bagian novel itu. Langsung aja yak! Cek-dis-ot..!!

Golongan Pria dan Wanita dalam Kehidupannya

*Bagian percakapan Gege dengan teman-temannya di saat makan siang*
.....
“Cowok itu pada dasarnya dibagi jadi dua..”
“ah ah, aku tau lah ini. Mereka yang sepanjang lontong dan sependek tahu?” Eman dengan penuh aspirasi bertanya.
“Hhh! Hina!” Tia memandang dengan jijik.
“Pertama adalah mereka yang percaya adanya seorang wanita dalam kehidupan mereka, akan membuat mereka lebih bersemangat meraih cita-cita. Kata mereka,
‘Malu dong sama pacar kalo nganggur.’
‘Malu dong sama dia kalo ga ranking.’
Bagi mereka, kalo nggak pacaran malah kurang motivasi idup. Mereka butuh orang di samping untuk proses kedewasaan mereka.
Mereka ini butuh dihargai dulu sebelum mereka PD menghadapi hidup.
Mereka bilang
‘Liat deh, gue pengen jadi orang yang lebih dewasa karena elo.’

Kedua adalah mereka yang terkesan jomblo seumur idup. Mereka nggak berani pacaran sebelum tua. Mereka bilang,
‘Takut IP-nya ditanya sama orangtua pacar.’
Gua belum punya apa-apa yang bisa dibanggain.’
Mereka memotivasi diri.
Sebenarnya mereka menempa diri mencari penghargaan dalam hidup agar suatu saat bisa PD menghadapi seorang perempuan.Agar suatu saat bisa bilang,
‘ini loh, gua udah mendewasakan diri. Gua yakin kok gua bisa ngebahagiain elo.’

*Bagian percakapan Gege dan Caca*
.....
Gege menghela nafas panjang. Saatnya dia menjelaskan pada wanita yang dia cintai, apa yang selama ini dia lakukan. Gege kemudian menjelaskan dengan panjang lebar teori yang dulu dia pernah kemukakan di makan siang bersama teman-teman.
“menarik”
“wajar ya Ca.. Gege kan udah 27. Mikirnya kalo pacaran, ya untuk nikah,” kali ini Gege memang bertutur terus terang, tentang bagaimana dia memandang perjodohan.
“Pria itu pemimpin keluarga. Tugasnya melindungi, membina, dan mencukupi. Mereka bangga kalo mereka bisa mencukupi istri dan anak.”
“...”
“Contoh paling gampang. Masalah pria dan harta. Kita lihat banyak pria yang bela-belain nikah tua. Mereka itu pengen maksain kalo mereka punya cukup bekal untuk nikah.”
“Tapi kan nggak semua wanita itu matre Ge. Jangan digener...”
“Bukannya kita memandang bahwa wanita itu matre...” Gege segera meneruskan argumennya.
“...tapi justru kita yang menuntut diri kita untuk mampu membiayai hidup anak istri. Sedablek-dableknya pria, nggak ada suami yang pengen ngeliat istri susah kan?”

“...”
“Itu dari materi. Sekarang dari mental. Banyak juga pria yang nggak mau nikah dulu karena mereka mikir, ngurus diri sendiri aja masih nggak disiplin, susah. Gimana mau ngurusin sebuah keluarga coba? Pria kan imam keluarga. Gimana berani jadi imam, kalo sholat juga masih bolong-bolong?”
“...”
“Di saat semua itu sudah siap, baru kita mencari pasangan. Semua pria dalam kadar yang berbeda mencari tempaan ya Ca. Pria itu membutuhkan pencapaian.”
“untuk?”
“Supaya mereka bisa yakin sama diri sendiri. Dan bisa ngeyakinin wanita bahwa dia layak dicintai.
‘Nih liat gue bisa cari duit.’
‘Nih liat, gue dewasa.’
‘Nih liat, gue bisa mimpin keluarga.”

Mereka saling menyandarkan badan. Mereka melihat gelas masing-masing dan saling tenggelam berusaha meresap apa yang baru Gege katakan.
***

Nah! Kalo menurut kalian gimana nih? Atau mau pilih yang mana?? ^_^
Ini saya bukan mau promosi ya, tapi saya emang harus mencantumkan sumbernya.
Sumber; Gege Mengejar Cinta – Adhitya Mulya.

Selasa, 13 Juli 2010

Tawamu Membuat Saya Senang (Cerpen)

Ole..!!
Akhirnya bs juga muncul kembali nih di dunia pertulis-tulisan. Hmm..tinggal di rumah ternyata lebih banyak godaannya! Dikit-dikit, Kak Yudi..main ini, main itu.. trus kak Yudi..beli ini, beli itu.. ahahaa..tp gapapa, semua itu sungguh menyenangkan dan sekarang, mulai dari senin kemarin semua itu resmi berakhir. Setidaknya dari pagi sampe jam 12 siang. Karena mereka, keponakan-keponakan ane itu udah pada balik ke sekolahnya masing-masing. Aheiy!!

Awalnya ane mw meneruskan hasil percobaan olahan kerangka cerita panjang ane tempo hari tapi ternyata pas udah nulis jadinya malah jadi keluar konten, ahahahaa..dari pada tanggung yawdah ane selesain buat jadi cerpen aj deh. Biar tidak ada kesalahpahaman jadi ane perlu menegaskan bahwa cerita ini adalah FIKSI ^_^. Langsung di-cek aja gan dan jangan lupa dikomentarin yak!! Wajib..!!


Tawamu Membuat Saya Senang

Seperti biasa sehabis bekerja saya mengajak pacar pulang bersama. Seperti biasa saya yang akan menjemputnya. Seperti biasa juga dia, si pacar saya, menunggu di depan kantornya. Tapi, tidak seperti biasa wajah cantik pacar saya berubah jadi kusut seperti itu ketika saya jemput.

“Pasti ada sesuatu”, curiga saya dalam hati.

Oleh karena kusutnya wajah cantik pacar saya, jadi saya harus tau situasi. Bahwa saat ini bukan saat yang tepat buat saya mengatakan, “saya mau menyetrika wajah kusut kamu biar lurus”. Karena bercanda di saat seperti ini, bisa saja menimbulkan tabrakan antar planet atau rusaknya rotasi planet-planet di galaksi Bima Sakti. Sensitifnya pasti masih tinggi.

“Neng beli cartridge dulu ya”, ujar saya kepadanya tapi si-nya masih kusut dan lesu. Dia hanya menjawab singkat dengan mengangguk, “iya”

Sungguh teman, ketika pacar lagi kusut seperti ini rasanya tidak enak. Ingin rasanya segera menyampaikannya ke rumah. Tapii..ah kena macet! Baiklah sepertinya menaikkan kecepatan motor ini adalah alasan yang cukup baik. “Neng pegangan”, ujar saya langsung kebut itu motor!

Saya salip itu semua mobil sepanjang jalan!
Ngesot di tikungan!!
Terabas lampu merah!!
Jemping di depan rumah sakit!!
Turun kek orang gila sepanjang gang!!
ampir nabrak becak di komplek!!
swiiinnggg… akhirnya nyampe juga di rumahnya.

“a, katanya mau beli cartridge?”
--Krik..krik..krik..--

Akhirnya dengan setengah mengulang rute tadi saya berhasil membeli itu cartridge dan kembali sampai di rumah pacar untuk kedua kalinya. Maklum terlalu bersemangat.

Si pacar sudah habis mandi ketika saya datang (lagi) ke rumahnya. Ah, beruntung rasa punya pacar seperti dia. Dikala mandi pun cantiknya tidak luntur oleh air. Bahkan karena mandi badannya malah jadi bersih dan segar. Tapi raut mukanya masih agak kusut jadi menurut saya itu tidak cantik.

Di rumahnya sedang tidak ada orang. Orang tuanya pergi menjenguk saudara yang sedang sakit. Jadi saya dipinta untuk menemaninya. Saya dipersilahkannya duduk di sofa ruang tamu. Dibuatkannya saya segelas orange juice dingin. Diserahkannya itu orange juice dingin ke saya dan dia duduk disamping saya sambil menyandarkan kepalanya dibahu saya. Segar rasanya itu orange juice saya minum. Tapi kurang indah karena yang membuatnya sedang kurang bergairah.

“kenapa?”, saya bertanya dengan hati-hati. Dia lalu cerita. Alaaahhh…nyatanya soal biasa. Masalah kantor yang bikin dia sedih. Bikin dia kesel. “oh, jangan kesel. Justru harusnya kamu harus senang, biar orang yang bikin kamu kesel jadi merasa tidak berhasil bikin kamu kesel. Jangan sedih juga, nanti kita yang rugi..”
“Rugi apa?”
“karena ketika kita lahir orang tua kita senangnya bukan main..” sumpah demi Tuhan, saya sendiri tidak sadar bias berbicara seperti ini.
“hehehe. Iya”, akhirnya dia tertawa.

Tidak lama kemudian hujan datang membawa komplotannya sehingga menjadi deras.
“Neng tau kenapa orang-orang takut kehujanan?”, demi Tuhan, sekali lagi ini keluar secara spontanitas.
“kenapa?”, dia jawab dengan pertanyaan.
“karena hujan datengnya keroyokan”
“hehehee..garing”, ujarnya tapi tetap saja.. meskipun garing dia tetap tertawa. Lanjut.

“Neng tau di dalem matahari itu dingin?”
“lho! Emang gtu?”, sebagai mantan penghuni kelas IPA dia patut keheranan dan beginilah ekspresi jika manusia sedang dilanda kesensitivan tingkat tinggi, mudah tertipu daya.
“khan ada AC-nya neng”
“huuu…garing-garing. Hehehee.”, lagi, meskipun garing tapi dia tetap tertawa. Mungkin tertawanya karena dia merasa ditipu daya kali yah.

“ganti singkatan a!”, nah sekarang dia mulai ikutan, “neng duluan!”, pintanya
“iya”
“Apakah kepanjangan? Singkatan IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS? Jawab a!”
Wah dia sungguh ingin mengetes kemampuan saya, “Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Kemanan Nasional”, jawab saya bersemangat dan bergaya seperti orang pintar saja laga-nya.

“salaahhh..ahahahaa..”, dia tertawa geli sekali. “jawabannya iya betul kepanjangan, ahahahaa..”, dia tertawa lagi. Saya juga tertawa. Tertawa akibat malu. Tadi saya menipu dia, sekarang gantian saya yang kena tipu.

Tidak lama kemudian hujan pun reda. Orang tuanya pun tiba di rumah. Oleh sebab itu kini tugas saya menjaganya akan saya limpahkan kembali ke orang tuanya. Eh! Ini bukan karena saya lelaki yang tidak bertanggung jawab yah. Ini karena memang kami belum menikah. Jadi, masih tanggung jawab orang tua masing-masing.

Saya berpamitan kepada orang tuanya dan dia, si pacar mengantarkan saya ke gerbang rumah.
“lebih baikan khan?”, tanya saya padanya
“iya”, jawab si-nya dengan senyum termanisnya malam ini
“Terima kasih donk..”
“iya, terima kasih ya a”
“...kepada Tuhan”
“iya kepada Tuhan”
“...karena sudah memberikan pacar yang baik”
“hrrk..hrrkk..hrrkk..”, itu suara dia pura-pura ngorok sambil menyandarkan kepalanya dibahu saya.

Saya pamit dan saya pulang dengan senang.
***

Jangan lupa komennya yak!

Sabtu, 26 Juni 2010

Survey Wanita Indonesia dan Celana Dalam

Sebelumnya mohon maaf bila ada sebagian manusia di muka bumi ini yang merasa tersinggung atas servey ini. So, langsung aja, check T-K-P..

Survey Wanita Indonesia dan Celana Dalam
Pada suatu waktu ada 2 orang penjual celana dalam yang bernama Paiman dan Paijo yang sedang meributkan daganganya.

Paiman: "Kamu percaya enggak kalo 99% wanita di Indonesia tidak memakai celana dalam?"
Paijo: "Ahhhhh… tidak mungkin."
Paiman: "Mau bukti?"


Sambil menawarkan dagangannya Paimen lalu membuktikan asumsinya dengan bertanya kepada setiap wanita yang lewat di depannya.

"Mbak, pakai celana dalam nggak mbak?", ujar Paiman sambil menunjukan CD berwarna pink.
Diluar dugaan sang wanita pertama menjawab seperti ini, "Ahhh… kemarin khan sudah!".

"Mbak, pakai celana dalam nggak mbak?", ujar Paiman sambil menunjukan CD berwarna Ungu
"Ahhh… enggak-enggak!", jawab wanita kedua.

"Mbak, pakai celana dalam nggak mbak?", ujar Paiman sambil mengangkat kedua tangannya yang memegang CD berwarna Pink dan Ungu.
"Enggak mas… lain kali saja!!", jawab wanita ketiga.

Benar apa yang dikatan Paiman. Ternyata 99% wanita Indonesia tidak memakai celana dalam bahkan wanitanya pun menolak ketika ditawarkan celana dalam baru. ^_^

Survey ini dibuat hanya untuk kepentingan hiburan semata. So, terhibur ga nih? ^_^

sumber; http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4513218

Kamis, 03 Juni 2010

Yuk kita Share (Skripsi)

Salamlikuuumm..
Harus dijawab yak! Ga dijawab hukumnya langsung vonis “DOSA”, hahahahaa..

Apa kabar nih agan-agan? Baik-baikkah?? Atau malah lebih dari baik?? ^_^
Ane harap sii jawabannya hanya sekitar itu-itu aja yak! Ane ga mau deh denger kabar agan selain itu tapii kalopun memang keadaannya berbeda, ane doain semoga cepet-cepet baik gan!

Huh! Sebulanan nih ane ga posting-posting. Sungguh tidak produktif !!
Tadinya ane mau posting tentang Palestina dan Israel tapi ternyata buku ane yang History of Arab karangan Philip K. Hitti lagi ga ada di tempatnya.. Jadi aja susah nyari sumbernya. Hah!

Baiklah gan!
Nih sekarang ane juga punya sesuatu yang mau di-share ma kalian. Ini berkaitan sama tugas akhir ane selaku pemangku tahta civitas akademik strata satu, atau yang lebih simpelnya disebut dengan SKRIPSI. hehee.. Biarlah terdengar to much, yang penting kalian tau maksud saya.

Skripsi kalo disimak lebih jauh bisa memiliki tafsir yang berbeda-beda. Ada yang menganggap skripsi adalah sebuah kewajiban yang menyulitkan. Trus ada juga yang menganggap ni tugas akhir biasa aja layaknya tugas-tugas sebelumnya pas masa perkuliahan.

Btw, ane bukan mau bahas masalah tafsir-menafsir skripsi nihh.. Di mari justru ane mau share sedikit tips yang mungkin bisa membantu menghilangkan kejenuhan, stagnant idea, atau terlelap dalam kemalasan. Bagi yang udah pernah skripsian, yuk! Mari deh kita sharing-sharing di marii.. sapa tau bisa bantu-bantu yang lagi jalan skripsi.

Oke, ini share-an dari ane untuk mengurangi menghilangkan masalah kejenuhan, stagnant idea, dan rasa malas yang mendalam saat mengerjakan skripsi:

Pertama, skripsi memang tugas akhir perseorangan tapi bukan berarti tidak bisa dikerjakan bersama-sama. Waktu skripsian kemaren, ane sama beberapa temen ane yang sejurusan ngeluarin ide kaya gitu tuh. Skripsi masing-masing tapi dikerjainnya bareng-bareng.

Nih ane kasih tau kronologisnya. Jadi, ane sama temen-temen sering kumpul di satu tempat yang emang kita udah tentuin (untuk informasi; rata-rata tempat kumpul ane kemaren ga jauh dari yang namanya mall, hehee..). Trus pas kumpul itu kita-kita presentasi dah tentang progress report skripsi masing-masing. Abis itu kita diskusiin, setiap ada yang abis presentasi. Kira-kira progress report-nya gimana? Kalo ada yang perlu disaranin kita ga sungkan-sungkan tuh buat ngasih masukan. Tapi, namanya juga sederajat ya, sama-sama sedang skripsi/mahasiswa dan bukan dosen, jadi kadang kita suka tuh yang namanya debat mempertahankan dan mematahkan teori-teori.. biasalah, sama-sama ngerasa bener. Padahal mah pas bimbingan ke dosen belum tentu dibenerin jg. ^_^



Dari pertemuan-pertemuan itu ane dapet poin pentingnya gan! Gara-gara ngerjain bareng-bareng gtu ane kadang dapet banyak pencerahan tentang skripsi ane. Trus suka juga muncul ide-ide baru yang sebelumnya ga kepikiran dan paling penting gan, ini nih bisa mengurangi kesalahan sepele yang sebetulnya kita tau salah tapi ga sengaja kita lakuin juga –misalkan kaya salah ngetik atau salah nentuin redaksi kata (mungkin karena saking konsentrasi sama isinya kali ya jadi kadang otak sama tangan suka ga sinkron. Otak loncatnya kemana? Tangan ngetiknya kemana?). Jadi pas bimbingan sama dosen ga ada lagi dah tuh diomelin cuma gara-gara hal sepele, kalaupun masih ada yaa kuantitasnya ga begitu banyak.

Poin penting lainnya. Gara-gara suka debat mempertahankan dan mematahkan argumen ini-itu, ane cukup terbiasa tuh ngobrol sana-sini sama pembimbing, sampe ane dapet julukan si anak pembangkang dari pembimbing, hihii..bagusnya cuma satu dosen aja. Trus gara-gara sering presentasi, meskipun dihadapan temen-temen sendiri, ane jadi cukup terbiasa tuh ngomong di depan orang-orang. Lumayan banget gan buat latihan presentasi di hadapan penguji pas sidang nanti. Karena terbiasa, grogi lumayan berkuranglah. Ya ane tau grogi tuh hal paling haram kalo pas sidang tapi ya namanya juga manusia biasa gan, wajarlah grogi-grogi dikit, yang penting khan bisa mengatasinya.

Kedua, ini nih berkaitan sama yang namanya kegiatan yang kita suka versus ngerjain skripsi. Kalo saran ane mah, jangan ditinggalin deh tuh kegiatan yang disukai cuma gara-gara skripsi. Emang si gan, kita perlu waktu ekstra buat ngerjain nih tugas akhir, kita perlu ngubek-ngubek data, bolak balik perpus, nyari buku ini-itu. Gara-gara sibuk ini-itu malah kadang ada juga orang yang sampe berkomitmen ga ngelakuin lainnya sampe skripsinya beres.

Huah! Kalo menurut ane mah justru pas kita ninggalin kegiatan yang disukai itu tuh justru malah mengundang rasa jenuh datang gan.. emangnya otak kaga bakal jijik apa tuh ngadepin skripsi tiap hari? Ane mah ogah dah! Kalo pendapat ane si dua hal itu bisa jalan bareng-bareng, tinggal kitanya aja ngatur-ngaturnya gimana. *Kegiatan yang ane maksud bebas yak, bisa main, bisa organisasi atau apapunlah yang penting agan suka lakuin..

Kenapa si gan kegiatan itu jangan ditinggalin sepenuhnya? Gini gan, selain untuk mengurangi kejenuhan, Ini tuh dilakuin buat ngakalin psikologis agan-agan biar itu beban skripsi bisa lebih ringan dijalankan..

Kadang jenuh itu tuh lahir akibat kita mengeksklusifkan skripsi sebagai kegiatan utama kita gan.

Eh iya, ane dulu kumpul-kumpul kaya gini juga ga disengaja gan. Gagasan ini muncul akibat kita-kita yang dapet pembimbing super sibuk ngakalin gimana caranya biar pas bimbingan bisa efisien waktu dan hati. Hati gan.. kudu diperhatiin nih! Ga enak khan udah dapet pembimbing killer, waktu bimbingannya susah eh pas bimbingan dikasih omongan yang nusuk tepat di hati, hmm..pasti ga enak dah. Oleh karena itu dah muncul ide ini. O iya trus pas bimbingan kita juga suka ngerekam perkataan dosen pas bimbingan gan! Agar nanti kalo lupa bisa diputer lagi deh kata-kata pembimbing pas bimbingan apa aja. Ini juga buat ngakalin pembimbing yang suka ga konsisten, kemaren dia ngomong gini trus besok dia ngomong gtu. Nahh..karena ada rekamannya, kita jadi punya pertahanan bagus deh tuh..

Tapi perlu diinget juga ya gan, kita ini cuma manusia biasa yang kadang sering melakukan kesalahan. Punya pertahanan bagus, bukan berarti kita menutup mata dan telinga saran-saran bagus yang diberikan dosen pembimbing atau malah penguji kepada kita. Dengarkan baik-baik saran mereka gan trus dipikirkan apakah saran mereka itu cocok sama kajian skripsi kita dan yang paling penting pertimbangkan apa kita sanggup mengerjakan saran-saran itu. Kalo sarannya bagus trus cocok sama pembahasan dan sanggup dilakuin, ambil aja gan! Trus kalo ga sanggup, ga usah maksa ngerjain gan. Ntar malah berantakan lagi, resiko buruknya, bisa bikin jalan skripsi yang tersusun rapi jadi berubah arah. Repot lagi deh agannya..

O iya, mumpung masih inget. Ane punya kejadian unik nih. Jadi, pas seminggu sebelum sidang ane iseng-iseng main ke perpus trus liat-liat skripsi yang pembimbing utamanya itu penguji ane. Hasilnya secara ga sengaja ane jadi tau gan, bahwa setiap pembimbing itu punya ciri khas masing-masing ternyata. Ada skripsi yang dosen pembimbingnya itu lebih efektif/langsung menuju poin/tidak bertele-tele dan pas jadi penguji ya seperti itu juga gan. Ada juga yang sangat teliti soal pemakaian teori-teori dan pas jadi penguji juga dia teliti banget soal teori siapa yang kita gunain.

Trus ada lagi gan! Ane secara ga sengaja ketemu sama penguji ane beberapa hari sebelum sidang. Ane berani-beraniin tuh ngobrol-ngobrol sama dia, nanya ini-itu sama dia, dan hasilnya gan, ane diuji sama dia berasa ngobrol-ngobrol biasa aja. ihihihiii… syukur alhamdulillah itu gaaannn! dan lebih bersyukurnya lagi gan, ane sama temen-temen kumpulan itu lulusnya barengan.. so, wisudanya juga bareng.. ^_^



Nahh..dari ane cukup sekian deh.. Sisanya agan-agan dunk share di marii..

Buat agan-agan yang udah nyimak makasih yak!
Maaph rada panjang gan. Salam damai deh untuk kita semua.. ^_^

Kamis, 22 April 2010

Surat ke-18 (Surat Cinta Terakhir)

Haii..saya Upin, dan ini adik saya Ipin.. lho-lho-lhoo..kenapa jadi itu? Aiihh.. sorry yak! Ehehehee.. Ok ok, langsung aja deh keintinya. Ini gan ane posting-in surat cinta lagi, tapi ni surat cinta beda dari edisi-edisi terdahulu. Kalo kemaren-kemarenkan rada komedian tuh! Nahh..kali ini tema kita ganti jadi metal (melankolis total), biar seimbang gan..

Oh iya, ini surat cinta bukan asli bikinan ane yak (sumber liat di akhir tulisan).
Oke deh! Langsung ke TKP aja gan! Eh tapi maaph juga yak! Rada panjang suratnya. Moga-moga aja betah bacanya yak ^_^


Surat ke-18 (Surat Cinta Terakhir)

Dear Cantik,
Ini adalah surat ke-18 yang aku kirim untukmu. Entahlah, apa kamu menghitungnya atau tidak? Namun, aku selalu berharap kamu membacanya, meskipun setelahnya, mungkin, surat-suratku itu kamu buang.

Tadi siang, aku melihat matamu sembab. Sinar matamu terlihat redup dan tidak lagi memancarkan gairah hidupmu yang membara. Senyummu pun tak banyak kau umbar. Senyum itu hanya muncul ketika kamu menatap wajah orang-orang yang menyapamu.

Aku sedih melihatmu seperti itu. Hatiku sakit. Otakku pun tak henti berpikir. Ada apa dengamu? Andai saja aku tahu masalahmu, aku pasti membantumu. Tidak peduli apa pun yang harus aku korbankan. Aku rela melakukannya. Namun itu semua sulit terjadi. Aku sama sekali tidak tahu masalah apa yang sedang kau hadapi kali ini. Kamu pun tak mungkin bercerita padaku, karena kamu tak tahu siapa aku sebenarnya.

Ya, kamu boleh sebut aku pengecut karena tak mau menampakkan batang hidungku dihadapanmu. Tapi, ada yang harus kamu ketahui. Aku seperti ini karena aku bukanlah laki-laki yang kau harapkan. Jika kita bertemu dan saling mengenal. Cepat atau lambat. Aku pasti akan mengecewakanmu. Aku juga tahu, surat-surat yang selalu aku kirim selama ini telah membuatmu mulai menyukaiku atau lebih tepatnya, menyukai tulisan dalam surat-suratku dan kamu mulai mencari tahu siapa aku.

Aku sangat mengenalmu, Cantik. Bahkan, aku lebih mengenalmu daripada aku mengenal diriku sendiri. Memang terdengar sedikit ekstrim, tapi itu semua benar karena aku begitu memujamu. Aku bukan hanya memujamu, melainkan juga menyayangimu. Menyayangimu melebihi aku menyayangi diriku sendiri. Karena itu, aku melakukan apa saja yang aku bisa lakukan untuk membantumu walau tanpa sepengetahuanmu.

Kamu memang tidak mengenalku meskipun aku sangat mengenalmu. Walaupun begitu, kita memiliki banyak kenangan yang mungkin tidak pernah dimiliki orang lain, selain kita berdua. Kamu ingat, ketika buku catatan berisi curahan hatimu yang sudah kamu isi sejak SMP terjatuh ke dalam selokan besar di belakang kampus? Saat itu, kamu hanya bisa menatap sedih dan berusaha menahan air mata yang hampir keluar dari matamu yang indah. Kamu langsung pulang ke rumah. Padahal masih ada satu mata kuliah yang harus kamu ikuti waktu itu.

Aku yang tidak tahan melihat kesedihan di wajahmu langsung membenamkan kakiku ke dalam selokan itu. Aku meraba-raba ke dalam dasarnya, berusaha mencari buku tebal berwarna hijau tua itu. Aku memang cukup lama berada di dalam selokan itu karena bukumu tak juga ditemukan. Beberapa orang yang melihatku mengira aku sedang depresi, tapi aku tidak peduli sama sekali. Kususuri selokan yang panjang itu tanpa menghiraukan pakaianku yang kotor karena air selokan yang bercampur dengan lumpur. Sampai akhirnya, dengan perjuangan yang cukup melelahkan, kutemukan buku kesayanganmu itu.

Di rumah, kukeringkan lembar demi lembar ratusan kertas bukumu menggunakan pengering rambut. Aku lakukan dengan hati-hati agar tidak robek. Butuh waktu berjam-jam untuk membuatnya benar-benar kering. Peluhku pun jatuh tak terelakan lagi, tapi aku benar-benar tulus melakukannya. Aku bahagia bisa melakukannya untukmu karena aku selalu ingin melakukan sesuatu yang berarti untukmu.

Keesokan harinya, tepat pukul enam lewat dua puluh menit, aku sudah sampai di depan rumahmu. Buku hijaumu kubungkus rapi dengan bungkus kado bercorak bunga Anggrek dan kurekatkan amplop kecil berisi kertas bertuliskan: “Untuk Reyna. Jangan ceroboh lagi!”.

Amplop itu kuletakkan di depan pintu rumahmu. Lalu, aku menekan bel rumahmu dan langsung berlari ke belakang pohon beringin yang ada di seberangnya. Beberapa detik kemudian, ibumu keluar dan mengambil bingkisan itu. Selang satu menit kemudian, aku mendengar sayup-sayup teriakan bahagiamu. Lega aku mendengarnya, hanya itu yang ingin kudengar darimu dan aku berhasil. Saat itu, aku terus mengucap syukur kepada Tuhan.

Cantik, seberapa besar masalahmu kali ini, tolong untuk selalu ingat pesanku yang pernah kutulis pada surat kesembilan: “Sempatkanlah untuk tertawa dalam satu hari meskipun cuma sedikit. Dengan demikian, energi positif akan mengalir dalam tubuhmu dan akan membuat jiwa dan pikiranmu lebih tenang. Kamu pun akan lebih siap mengatasi segala masalah dengan baik”. Aku masih ingat kejadian yang kau alami waktu itu. Dengan mata kepalamu sendiri, kamu melihat laki-laki yang sudah menjadi pacarmu selama satu setengah tahun merangkul mesra seorang wanita bertubuh tinggi, berhidung mancung. Saat itu, kamu menangis di pelukan sahabatmu. Aku pun berpikir, apa yang bisa aku lakukan untukmu?

Memperbaiki hubungan kalian yang sudah berantakan, jelas aku tidak bisa. Lagi pula, aku tidak rela kamu meneruskan hubungan dengan laki-laki berengsek seperti dia. Akhirnya, aku hanya fokus untuk menenangkan dirimu dulu, berusaha menghibur walau tidak secara langsung, agar kamu tidak terus larut dalam kesedihan. Kuputuskan untuk mengirimmu sepuluh buku kumpulan cerita lucu dari penulis dan penerbit yang berbeda, dengan ketebalan yang berbeda pula. Kukirimkan bersamaan dengan surat kesembilanku. Dan, aku berhasil lagi. Kulihat kamu membaca salah satu bukunya di sela-sela menunggu jam kuliah di kampus. Sesekali, kamu tertawa geli, bahkan tak jarang kamu pun sampai terpingkal-pingkal.

Berangsur-angsur, kesedihanmu pun hilang dan kamu berhasil melupakan laki-laki buaya itu. Oh ya! Selain itu, aku juga melakukan sesuatu yang aku sendiri tidak menduganya, tapi kamu jangan marah ya! Aku memberikan hadiah satu pukulan keras tepat di wajah laki-laki yang pernah kamu panggil “sayang” itu dan dia K.O dengan keadaan tulang hidung yang mungkin patah.

Di surat kedelapan belas ini, entah kenapa aku ingin menceritakan kenangan-kenangan lainnya yang mungkin tidak kamu sadari. Namun, aku tidak bisa menuliskan semuanya, karena aku sudah tidak seperti dulu. Tubuhku kini sudah lelah menopang segala keinginanku. Aku sakit. Beberapa organ tubuhku perlahan-lahan hancur digerogoti penyakit yang kuidap ini. Tadi siang, mungkin, adalah hari terakhir aku bisa menatap wajahmu –walau hanya dari balik jendela mobil yang kubuka setengah kacanya. Untung aku punya kakak perempuan yang baik, yang mau mengantarku melihat wajah cantikmu untuk kali terakhir.

Sekarang, kamu sedang membaca surat terakhirku yang diantar langsung oleh kakakku kepadamu. Kakakku pasti memberikan surat ini sambil menangis, kan? Ya, dia mirip seperti kamu, mudah mengeluarkan air mata. Cantik, terima kasih karena kamu mau mengikuti peraturannya untuk tidak membuka amplop berwarna merah muda sebelum kamu selesai membaca surat ini.

Kamu tidak mengenalku, tapi tenang saja, aku tidak akan setega itu membiarkanmu penasaran sepanjang hidupmu. Sekarang, silahkan kamu buka amplop warna merah jambu itu. Kamu akan tahu siapa aku, tapi kamu tidak akan bertemu dengan laki-laki di foto yang ada di dalam amplop itu. Kini, aku sudah pergi ke tempat di mana aku tidak akan pernah bisa mengirim surat cinta untukmu lagi. Di sana, aku hanya bisa melihatmu membaca surat ini dari alam yang tak terjamah.

Jangan menangis, Cantik! Aku tidak akan tenang melihatmu seperti ini. Yakinlah bahwa kelak kita akan bertemu walau hanya di alam keabadian dan saat itu kamu akan tersenyum untukku.


Your secret admirer.


Sekian gan! Makasih dah nyimak yak!
Sumber; Kepada Cinta: True Love Keeps No Secret (R. Intan Suci K, 2009: 143).

Senin, 29 Maret 2010

Damri, 28 Maret 2010



Hari ini, hari Minggu tanggal 28 Maret 2010, pukul 10 pagi, gue pergi ke Bandung dari Jatinangor. Naik transportasi favorit warga Jatinangor yang hendak ke Bandung. Damri.

Untuk apah saya ke sana? Pasti dalam benak kalian bertanya seperti itu ke saya. Kalo tidak, ya seolah-olah saja seperti itu yah! Hitung-hitung memperbanyak pahala dengan bikin orang seneng. Orangnya siapa? Ya sayalah.. Tapi sudahlah tidak usah saya beri tahu. Toh! saya juga tidak tahu urusan kalian yang ada di sana. Di sana di mana? Bebaslah kalian mau di mana saja yang pasti di tempat kalian bisa membaca postingan ini.

Eh! Ini gimana sih gue nulis? Ga jelas gitu! Maaph-maaph, maaphin saya yah rekan-rekan sekalian alam. Alam itu temen gue yang lagi ada di Medan tapi sudahlah lupakan. Itu cuma figuran aja.

Back to the topic!
Jadi gini sodara-sodara, gue pagi itu ke Bandung naik Damri. Wuihh..lihat saya duduk di deretan bangku paling dekat dengan jendela di belakang sopir. Tidak lama kemudian datanglah seorang wanita berparas cantik di duduk di sebelah saya. Saya sombong dan tidak menyapa, kenapa? Karena saya tidak kenal dan saya juga tidak mau berkenalan. Sudah pasti, Malulah!

Ehh..jangan menganggap saya pengecut yah!
Saya bukan pengecut tapi saya mah orang beriman. Sebab kata Nabi, malu itu sebagian dari iman.. ehehee..

Selama perjalanan dari Jatinangor ke Bandung itu, saya dan dia-yang-saya-tidak-tahu-namanya hanya sibuk masing-masing. Saya membaca Negri van Orange yang untuk kedua kalinya sambil mendengarkan lagu-lagu dari mp3 player yang saya punya. Sedangkan dia-yang-saya-tidak-tahu-namanya, saya tidak tahu dia sedang apa? Saya tidak sempat memperhatikannya.

Di tengah perjalanan masuklah seorang kesatria bergitar*. (*Wadueh! Jadi kaya filmnya bung Rhoma aja nih kesatria bergitar!). Berdiri dia di barisan bangku hampir paling depan. Bersandar dia diurutan bangku nomor 2 seberang kemudi sopir*. (*Kalo susah ngebayanginnya, cek Damri langsung aja dah!). Dimainkan itu gitar, genjrang-genjreng..genjrang-genjreng..trus masuk ke intro lagu yang lumayan pernah gue denger hampir tiap hari waktu pamor lagunya lagi tinggi-tingginya. Jason Mraz – I’m Yours. Edaann..aje gile dah itu pengamen! Mantap itu dia bawa lagunya mamang Mraz. Buat ditelinga gue si enak didenger. Cocok genjrengan gitar sama liriknya. Ajiibb..!!

Lagu pertama selesai. Gue tepuk tangan dalam hati. Soalnya kalo tepuk tangan beneran takut ganggu orang yang di depan gue lagi tidur. Kebebasan berekspresi tidak harus mengganggu kenyamanan orang lain khan?!

Trus genjrang-genjreng lagi dia. Langsung deh!
Wake up everyone
How can you sleep at a time like this
Unless the dreamer is the real you

Beuhh..lancar dah. Eh tiba-tiba si dia-yang-saya-tidak-tahu-namanya ikutan nyanyi. Gue ketawa sendiri. Ehh..bukan kenapa-napa bro?! ini gue jadi mikir, bagusan suara yang ngamen! Hehehee..

Beres nyanyi abis itu biasalah ritual pengamen pada umumnya. Pamitan mau turun..
Edanlah itu pengamen. Harusnya dia masuk Indonesian Idol. Bagus nyanyinya. Ini baru pengamen yang ngga setengah-setengah full mencintai dunianya. Ngga kaya yang ada di Jatinangor yang kadang pengamennya suka bau-bau alkohol. Terus terang gue salut! Salut sama yang ngamen di Damri yak! Adueh, Jadi mikir. Pekerjaan apapun kalo dilakukan dengan sepenuh hati akan menghasilkan karya yang indah yah :)

Gue udah nyampe kampus Unpad bagian kota. Gue duduk-duduk. Nunggu teman yang udah janjian di sana. Di toko yang sedang tutup. Gue perlu ditolong sama teman yang lagi gue tunggu. Dia itu anak Arab. Meskipun KTP-nya WNI tapi nih orang emang lahir di Arab, trus dia juga kuliah di Sastra Arab, jadi bisalah yah sebut dia anak Arab*. (*Ini nih salah satu enaknya kuliah di Sastra, kalo ditanya anak mana? jawabnya bisa bilang anak Arab, anak Inggris, anak Jerman, anak Jepang, de-el-el. Meskipun ga pernah lahir langsung di Arab, Inggris, Jerman atau Jepang tapi itu negara bisa diakui sebagai indentitas! ehehee.. )

Selesai berurusan sama anak Arab itu gue balik ke Jatinangor, masih dengan Damri. Sial kali ini sodara-sodara gue dapet tempat duduk bersama dengan miss-miss gaul nan modis. Dari awal jalan sampe berenti ini Damri omongannya cuma pakean ini-itu, sepatu merk ini-itu, tas made in ini-itu, hair style dan lain sebagainya, sampe-sampe dia juga partisipasi bikin dosa dengan membicarakan seseorang yang digandang memiliki kecenderungan-kecenderungan karena jadian sama si ituh, ah siapalah namanya tadi.

Eh! Ini bukannya gue mau ikutan ngomongin juga yah. Itu bocah bedua ngomongnya pake loud speaker !!. Kaga mau denger, ya kedengeran. Didenger ya.. yang didenger begituan. Hah! Serba-serba dah pokoknya.

Ini perjalanan pulang kontras banget dah sama perjalanan pergi. Perjalanan pergi menceritakan bagaimana seseorang mencari uang dengan pekerjaan yang dicintainya sepenuh hati, meskipun ia tahu bahwa uang yang didapatkannya kadang tidak cukup untuk membeli makan. Sedangkan, Perjalanan pulang menceritakan bagaimana seseorang memperpendek jarak orang tuanya hidup damai di hari tua, karena harus bekerja keras extra di hari muda hanya untuk melayani pola konsumtif anaknya tersayang.

Adueh! Maaf yah kalo kata-katanya semena-mena dan tidak konsisten. Saya lagi males ngedit. Meskipun demikian saya ucapkan terima kasih kepada kalian yang sudah mengunjungi dan membaca posting-an ini.

Salam damai,


Yudi Bastian

Rabu, 24 Maret 2010

Modul Penipuan dengan Nama Poin Plus-Plus Indosat [Real Story]

Ehh.. ketemu lagi nih! Aheiy! Ehehehee..

Lama tak jumpa inih kitah gan! Ahh.. kangenlah pasti kalian sama sayah :)
Mohon maaf ya gan, ane belakangan terakhir ini jarang ng-update blog/notes. Harap dimaklumlah yah gan, ane lagiii.. apa yah? Oh iyah, lagi ngurusin skripsi. Ihihihii.. udah beres si gan, cuma ya maklumlah rada beda jalan pemikiran sama dosen, jadi masih musti sering ketemuan. Ehh..udah-udah, soal skripsinya udah dulu. Ini ane mau ngasih info yang mudah-mudahan bermanfaat.

Kronologis ceritanya gini gan. Beberapa hari yang lalu ane dapet sms, gini gan bunyinya. eh! Emang bunyi? Sorry gan. Maksud ane tulisannya gini:
“From:
INDOSAT
22.03.2010
02:04 PM

Poin Plus-Plus INDOSAT, Mengucapkan Selamat anda mendpt hadiah Rp.25juta
utk info Hub Call Center
(021)37488111
(021)37488222 Terima Kasih.”


Beuhh..gile gan 25 JUTAA..!!
Ane langsung mikir. Wahh.. bisa beli laptop merk apel digigit ini mah (read. Macbook). Tapi ane langsung kepikiran lagi, ini beneran apa bukan? Kalo bohongan itu sender-nya INDOSAT, call center nomornya juga bagus. Nomor cantiklah.. dan poin plus-plus itu emang program andalan ane di kala pulsa sekarat, uang pun tak punya.. hehee..

Nahh.. beruntungnya ane ga langsung ngehubungin call center-nya gan. Ane justru main ke kosan Aji, temen ane. Ane mau numpang browsing-browsing memastikan kebenaran..

Wis! Bener aja khan dugaan ane itu penipuan. Ane masuk itu situs Indosat, ane klik sana-klik sini. Hasilnya, di site-page Poin Plus-Plus Indosat tidak ada konten hadiah uang Rp 25 juta. Trus call center-nya untuk im3 program Poin Plus-Plus itu adanya 300 dan 100. Ada lagi gan, di site-page poin plus-plus itu bilang kalo mau cek pemenang bisa sms ke 7887. Nah kalo yang 7887, ane sering gunain nih. Ane cek deh lewat sms.. hasilnya, “Maaf, Anda belum termasuk salah satu PEMENANG POIN PLUS-PLUS. Isi ulang kartu Indosat dan kumpulkan POIN PLUS-PLUS Anda. Info: 100”. Alhamdulillah gan..Allah masih melindungi, kaga kena tipu deh ane.

Abis dari kosan temen ane iseng nelpon call center yang palsunya gan. Padahal si Aji bilang, udah ga usah! sayang-sayang pulsa. Tapi dasar yah ane mah geblek! tetep aja itu ditelpon. Hehee..penasaran gan! nih ane tulisin aja deh percakapan ane sama call center palsu itu.

Ane ketik 02137488111 dilayar hp, trus ane tekan deh lambang telpon warna ijo di-hp. Bunyinya gini, tuttt..tuttt..tuttt… diangkat sama yang di sana gan!
Call center palsu (CCP): halo selamat malam.. (yang angkat CCP dengan suara cowo gan)
Ane: selamat malam.. ini dengan call center poin plus-plus. (ane langsung to the point! Hehee..biar hemat pulsa)

CCP: iya di sini dengan call center poin plus-plus. Maaf dengan bapak siapa saya berbicara. (wuihh..sopan gan, kaya ga punya dosalah ngomongnya)
Ane: Yudi pak, lengkapnya Yudi Bastian. (ya ini bodohnya gue gan! udah tau ditipu ehh..pake nama asli, jujur banget dah!!)

CCP: Pak Yudi, boleh tau nomor hape-nya?
Ane: (ane sebutin nomor ane gan)

CCP: Pak Yudi, saya Hari Gunawan dari program poin plus-plus mengucapkan selamat kepada bapak atas hadiah Rp 25 juta. Semoga hadiah ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya..
Ane: oh, iya pasti itu mah pak. Tapi saya masih ga nyangka aja ini pak. (hihihii..)

CCP: iya pak kami mengerti, sekarang ini memang banyak sekali modus-modus penipuan. (hehee..baik ya gan, dia sampe ngingetin tuh tentang modus penipuan. Hihihii..)
Ane: hehee..iy iy pak tapi ini beneran khan?

CCP: iya pak ini asli, bapak sebagai pemenangnya akan menerima Rp 25 Juta tanpa dipotong pajak. (huiiihhh..cihuy banget tuh gan Rp 25 Juta, bersih!). Pak Yudi hadiahnya akan kami transfer langsung ke nomor rekening bapak. Bisa kami tau nomor rekening bapak berapa?

Entah kenapa ane keceplosan ngasih tau nomor rekening ane. Trus dia nanya saldo minimal ane berapa? Ane bilang di rekening saldonya tinggal 108rb, wkwkwkwk.. ehh.. Dia bilang gan katanya saldo minimal ane kurang, katanya musti bersaldo minimal 500rb. ane bingung?! sejak kapan transfer uang ada saldo minimal si penerima? Ada juga minimal saldo si pengirimlah..

Nah! dari sana ane bisa ngambil kesimpulan dah. Bahwa, modus penipuan ini adalah modus penipuan via pembobolan rekening. Kalo menurut ane ini penipu keren gan. Tuh liat aja sms-nya pake nama INDOSAT, ini udah pasti mereka menggunakan internet dan mereka pasti ngerti IT. Sender indosat itu bisa pake domain INDOSAT yg mereka bobol atau mereka buat sendiri lagi dengan domain INDOSAT. Trus call center nomornya cantik, ane menduga penipuan ini sudah direncanakan dengan matang. Liat aja nomornya bagus gtu dan bukan persoalan yang mudah juga bisa dapet nomor telepon rumah bagus gitu dari Telkom.

Di sini ane mau share, biar nanti kalo seandainya dapet hal seperti itu, agan-agan udah tau dan kalo mau ngikutin ane ngisengin ya bolehlah..tapi resiko tanggung sendiri..

Huh! Jadi penjahat aja musti pinter, apalagi jadi orang bener ini!
Makasih dah nyimak gan!

ini gambarnya gan!


Selasa, 16 Februari 2010

Mencari Sesuap Barang Gratisan

Ketemu lagi nih.. ehehee..
Sebelumnya ane mau mengucapkan terima kasih nih sama orang-orang yang dah mau mampir/nengok-nengok ke blog ane. Ga nyangka ternyata viewers blog ane udah menembus angka 1700. Ok, hmm.. sekarang mau ngapain yak? Ehehee..

Wah! Ane lagi rada khawatir sama perkembangan internet nih. Sekarang kalo mau nulis apa-apa musti hati-hati. Kalo ga hati-hati bisa kena UU ITE. Trus ane juga sudah mulai menangkap gejala-gejala akan menurunnya kadar kegratisan dalam internet. Hmm..beberapa waktu yang lalu ada isu yang bilang setiap account facebook akan kena cash! Mungkin ada yang bilang itu hanya hoax alias isu yang ga bener tapi coba aja deh liat facebook kalian masing-masing. Untuk account facebook-nya kalian tetap gratisan..tapi sekarang coba liat ada beberapa aplikasi di dalam facebook yang penggunaannya perlu mengeluarkan kocek kalian.

Inget ya gan, hanya beberapa aplikasi. Untuk saat ini.. dan ada kemungkinan bisa berkembang juga nih. Tentu saja ini akan membahayakan kita gan yang hobi nyari barang gratisan dari dunia maya. Ane sedikit berpikir, apa perkembangan ini ada kaitannya kerja sama perusahaan aplikasi dengan penyedia jasa kartu kredit? Soalnya..banyak pembayaran lewat internet itu dilakukan melalui kartu kredit.

Ah, sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Tenang gan! Banyak jalan menuju gratisan.. ehehee.. salah satu caranya mungkin dari sekarang agan-agan bisa gabung di forum-forum internet yang ada, semacem kaya; kaskus, bluefame, indowebster, detikforum, de-es-be.. Biasanya di forum itu banyak orang baik yang mau berbagi link donlod-donlodan gratis, mulai dari software-software ringan sampai yang berat. Bahkan kita tidak hanya dikasih link donlod master/mentahan software-nya aja tapi serial number, keygen atau crack-nya pun dikasih juga.

Terus terang aja si gan, ane saat ini belum sanggup kalo gunain software-softwarenya bayar. Meskipun gitu ya kita perlu sadar diri juga. Itu yang kita donlod khan bikinan orang, sewajarnya si emang kita tidak mendapatkannya secara gratis mulu. Kalo kita dapet barang itu orang gratisan mulu, trus yang beli siapa? Trus apa orang itu bakal punya uang untuk hidup dan melanjutkan keahliannya membuat aplikasi yang kita gunain?? Perlu jadi pertimbangan pula bukan???

Makasih dah nyimak gan! Eh tapi belum selesai nih. Ane mau share lagu yang lagi tune in di-playlist kompi ane, mungkin aja agan-agan pada suka juga! Ehehee.. ane kasih link donlod-nya yang gratisan! (tinggal klik aja lagunya yak!).

1. Drive – Tentang Kita (ane lagi suka bener ni yang ini, dibawah ane kasih juga tuh liriknya)

Kulewati banyak cerita
Perjalanan penjang yang penuh suka dan juga duka
Ku coba semua yang bisa membuatku puas
Dan ternyata ku tak pernah bisa

Dan di sini segalanya akan dimulai
Kau dan aku

Kita kan bersama untuk waktu yang lama
Membuat mimpi jadi nyata
Tak perlu kau tanya yang kan ada di sana
Semua akan baik adanya

Begitu banyak keraguan
Antara sedikit keyakinan tentang kita
Harapan muncul tak terduga
Bangkitkan semangat yang terpendam takkan terlupa

Dan di sini saatnya membuktikan
Kau dan aku

Jika kau tanyakan aku
Kemanakah kita harus melangkah setelah ini?
Aku tak pernah peduli hanya kan terus berusaha

Lirik-lirik sisanya cari sendiri yak! Ehehehee..
2. Drive – Akulah Dia
3. Zigaz – Sahabat Jadi Cinta
4. Kotak – Kembali Untukmu (pagi-pagi dengerin ini, ajib!)
5. Lyla – Tersenyumlah
6. Ten 2 Five – As Long As I Got You
7. Abdul & The Coffee Theory – Beauty Is You
8. Chris Richardson – Floating off The Ground
9. Jason Mraz – Try Try Try
10. Owl City – Vanilla Twilight
11. Saras Dewi – Lembayung Bali

Bagaimana gan ada yang suka ga dari playlist diatas?
O iya, kalo mau donlod semua silahkan.. ^_^

Minggu, 31 Januari 2010

Gambar Iseng-iseng (lagi)

Waaasssssaaaaapppp….!!!
Lama tak jumpa.. Apa kabar kalian semua? Ane harap semuanya baik-baik aja ya.. kalo lagi ada yang kurang enak badan, ane doain semoga cepet enakan lagi badannya..

Mau nulis tentang apa ya gan?
Aih bingung juga ni belum ada ide mau nulis apa. Yoweis kita mengalir aja sampai ide itu datang. Ahaa.. ane mau posting gambar ane aja kali ye. Ini ada gambar-gambar iseng ane gan! Kalo jelek harap maklum yak! Yoweis..cekdisoott..!!







mohon masukannya gan.. ^_^

Minggu, 10 Januari 2010

Kisah Semalam [harian] dan Saya Benci Ekspetasi! [cerpen]

Semalam, menuju tanggal 10 Januari 2010, seperti biasa sama seperti hari-hari sebelumnya. Saya melakukan ritual sebelum saya tidur. Jangan mikir yang macem-macem dulu.. Ritual saya ini bukan ritual-ritual aneh layaknya seorang penganut voodoo-isme.. Saya hanya ingin selalu mengucapkan terima kasih kepada-Nya dan sedikit memberikan sedikit kado untuk almarhum dan almarhumah kakek nenek saya di sana.

Semalam ritualnya rada maleman, sekitar hampir jam 12.. Pertama jelas ya, shalat dulu.. soalnya saya belum shalat Isya. Kedua, saya sedikit komat-kamit bacaan-bacaan yang sudah mulai dihafalkan bahkan sebelum saya masuk SD. Ketiga, saya bengong! Bingung apa yang harus saya curhatkan pada-Nya? Curhatan tentang skripsi, saya rasa Dia sudah terbiasa mendengarnya. Saya udah sangat-amat sering bercerita masalah yang satu itu pada-Nya. Untuk malam ini saya harus ganti topik.

Setelah bengong-bengong sambil duduk bersimpul selama lebih dari lima menitan, akhirnya saya dapet topik baru. Saya cerita tentang rencana, angan dan cita-cita. Hampir setengah jam saya membicarakan itu dengan-Nya. Kalo dipikir-pikir saya ini kurang ngajar banget! Saya ngasih waktu sedikit buat ingat sama Dia, tapi mintanya banyak, ini-itu udahnya pengen lancar dan beres seketika. Ehehee..dasar manusia!

prikitiuw! prikitiuw! (suara ringtone di-hape saya berbunyi)

ah, ada sms masuk di-hape. Biarkanlah dia menunggu dulu, saya lagi tanggung, sibuk meminta ini-itu. Tapi mata saya nakal, meliriklah dia ke layar hape yang masih bercahaya itu. Sebuah nama yang sangat familiar muncul dilayar. Hmm..bukan apa-apa, di-hape saya ada beberapa orang yang namanya hampir sama. Jadi untuk membedakan, saya kasih mereka inisial tambahan dibelakangnya. Dan sms yang sekarang masuk adalah dari inisial tambahan “08”.

Saya tunda membalasnya. Karena saya punya topik baru yang mau saya ceritakan pada-Nya. Saya teringat beberapa orang, hmm..baiklah, beberapa ini kita ganti jadi banyak. Saya ulangi. Saya teringat banyak orang yang mungkin tak sengaja tersakiti oleh saya. Pria dan wanita. Tapi sepertinya lebih banyak yang setelah kata “dan”.

Saya ingin meminta maaf sama mereka. Maaf atas segala ketidakpekaan saya, ketidaksopanan saya, keteledoran saya, kebodohan dan kejahilan saya lainnya sama mereka. Tapi saya bingung mau memulai minta maafnya dari mana? Baiklah nanti saja pas lebaran tiba saya minta maaf lagi. Pas lebaran say ga butuh ngomong minta maafnya dari mana, langsung aja minta maaf atas segalanya. Saat lebaran kemarin pun sebetulnya saya sudah minta maaf sama mereka. Tapi entahlah dimaafkan atau tidak, yang jelas saya sudah usaha.

Selesai ritual saya ke kamar mandi untuk buang air kecil. Lalu ke kamar lagi untuk tidur tapi tidak janganlah dulu saya tidur. Saya harus membalas sms yang tadi masuk. Saya balas sms-nya dengan sedikit bercanda. Dia balas, saya balas lagi. Kali ini dengan kata-kata yang serius tapi maksud hati sebenarnya ingin bercanda. Kejahilan saya kembali datang. Efek abis ketemu skripsi seharian kali ya? Apa hubungannya? Ada, otak saya penat sama yang serius-serius, jadi butuh di-refresh pake becandaan..

Dia balas sms saya dan saya pun balik membalas. Lagi, masih dengan kata-kata serius yang kalo sempat diperhatikan itu hanya sebuah jebakan kata-kata untuknya. Saya tunggu beberapa menit sambil membaca novel yang entah saya sendiri lupa belinya kapan. Setelah 15 menitan tak kunjung ada sms yang masuk lagi. Dia tidak membalas. Saya pun matikan lampu kamar, bersembunyi dibalik selimut, lalu mata saya terpejam, tidurlah saya.

Eh! beberapa waktu sebelum itu. Sebelum saya ritual malam. Saya sempat menulis sebuah cerpen. Kalo mau baca silahkan lanjut liat ke bawah. Kalo tidak mau ya tidak apa-apa, saya juga tidak akan memaksa kalian membacanya. Bagi yang berminat, silahkan disimak..

Saya Benci Ekspetasi! [cerpen]

Entahlah perasaan ini sudah lama terpendam dan selalu menghantui kehidupan saya. Saya bingung mau memulai dari mana, tapi yang jelas semua ini terjadi tanpa rencana. Spontanitas dalam hidup.

Saya merasa ingin melawan ekspetasi besar orang-orang disekitar saya, yang kadang tanpa mereka sadari harapan besar mereka itu menuntut saya untuk selalu melakukannya dengan baik.

Kata orang disekitar, saya dianggapnya pintar. “Buktinya kamu pernah menjadi yang nomor satu di sekolah”, ujar ayah sewaktu debat kusir tempo hari di rumah. Saya hanya terdiam, waktu itu saya merasa sangat bersalah kepada ayah, ibu, nenek, dan orang-orang yang ada di rumah. Saat itu adalah untuk kesekian kalinya saya mengecewakan mereka dengan nilai buruk yang ada di raport saya. Selepas SMP sampai akhir tahun perkuliahan kini, saya belum pernah lagi membuktikan kata-kata ayah. Namun dia selalu menunggu dan yakin kalau saya adalah salah satu anaknya yang pintar.

Kata teman dekat disekitar, saya dianggapnya baik. “Terima kasih ya kamu dah sering banget bantu aku. Kamu baik banget”, ujar salah satu teman. Lagi-lagi saya hanya terdiam. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, “Apakah saya ini orang yang baik? Mengapa mereka bilang saya baik?”. Padahal saya juga senang berbuat jahat. Buktinya banyak orang yang kena saya kerjai. Bahkan kadang mereka ada yang sampai sakit hati, lalu mereka menolak bersapa ketika bertemu. Namun, teman dekat itu selalu percaya bahwa saya adalah orang yang baik dimata mereka.

Dua perihal diatas sedikit banyak saya rasa sudah mewakili problematika ekspetasi besar itu. lalu,

“Apakah orang pintar tidak pantas melakukan kebodohan?”, dan
“Apakah orang baik tidak layak berbuat kejahatan?”. Naif sekali hidup itu.

Saya hanya mampu menyelesaikan beberapa soal ujian dan beberapanya lagi, tak mampu saya kerjakan. Saya hanya membantu beberapa waktu saja dan sisanya saya sibuk dengan diri saya sendiri. Termasuk mengerjai mereka.

Saya hanya mengikuti apa yang katanya benar dilakukan, menurut referensi yang saya dapat selama hidup ini.

Saya tidak ingin mereka menganggap saya selalu pintar. Karena mereka akan sangat kecewa ketika saya melakukan satu kebodohan. Mereka akan lebih kecewa dari saya karena ekspetasi itu.

Saya tidak ingin mereka menganggap saya selalu baik. Karena mereka akan sangat kecewa ketika saya melakukan satu kejahatan. Dan lagi-lagi mereka akan lebih kecewa dari saya karena ekspetasi itu.

Saya benci ekspetasi!
Sebab, ekspetasi itu akan menganggap saya seperti robot yang harus selalu konstan dan stabil melakukan perintah sesuai setting programnya.

Saya bukan robot!
Saya adalah manusia dengan segala perubahan dan perkembangan!

Saya ingin mereka berharap sederhana kepada saya. Saya tidak ingin mereka lebih kecewa dari pada saya. Saya tidak ingin melakukan satu hal secara terus-menerus. Saya butuh suatu perubahan. Saya ingin melakukan kebodohan untuk menghilangkan kepenatan. Saya ingin menjahati mereka untuk menambah keakraban.

Namun sayangnya, banyak orang tidak bisa menerima hal itu. Mereka terlalu sibuk dengan harapan mereka sendiri daripada mengambil hikmah dari kebodohan dan kejahatan.

Saya semakin benci ekspetasi!
Sebab, hal itu akan semakin menguatkan satu teori,
“Satu kejahatan akan menghancurkan seribu kebaikan”. (end)