Jumat, 20 Maret 2009

Menuju An Evening in Cairo

Wah pagi ini disaat orang-orang sedamg menikmati alam bawah sadar alias mimpi, gue malah belum bisa memejamkan mata.. malam yang sulit memejamkan mata kali ini.. Padahal dah jam 3 pagi nih..

Yah, corat-coret sajalah..
Hohoo…

Guy’s diantara lo semua coba angkat tangan yang lagi ngerjain skripsi saat ini?
Hehee.. angkat donk boy’..ga usah malu-malu..
Udah cukup sekarang turunin lagi tangannyaa..

Huh! Beberapa minggu terakhir waktu gue, gue habiskan buat nyari-nyari bahan skripsi. Gue bolak-balik baca novel Imra’ah ‘Inda Nuqtah al-Sifr (Perempuan Di Titik Nol) karya Nawal el-Saadawi, yang notaben-nya objek skripsi gue. Baca-baca teori, metode, dan lain-lain buat penunjangnya. Trus konsul-konsul sama dosen dan sharing sama teman-teman..

Namun akhirnya sepertinya gue harus melupakan obsesi lama gue untuk membahas novel tersebut. Kenapa? Jawabannya simple, novel tersebut ternyata sudah terlebih dahulu dibahas oleh para senior gue. Mungkin diantara lo bertanya kenapa tidak membahasnya dari sudut pandang yang berbeda?

Ok, gue mulai bercerita. Begini, novel tersebut membuat gue tertarik karena kontroversi-nya di negri asalnya yaitu, Mesir. Gue baca novel itu, dan ketika membacanya gue punya gambaran-gambaran kemana arah novel ini jika untuk dibahas dan diteliti. Jujur novel ini lebih mengarah kearah psikologis dan awalnya gue pun berniat seperti itu. Namun sayangnya dari arah psikologis itu sudah dibahas ternyata. Huh! Sayang sekali mitra olahraga, lho? ^_^

Ketika arah yang satu itu sudah dipakai orang lain, otak gue mulai mencari-cari. Maka beberapa saat kemudian dapatlah sebuah coretan-coretan kecil tentang novel tersebut. Kajian bertema sosiologi berkumandang di alam sadar gue.

Perasaan riang menyambut penemuan terbaru otak gue itu, ketika gue memutuskan ke perpus, ke esokkan harinya. Entah kenapa? Mata gue ini langsung tertuju pada satu skripsi dari sekian banyak skripsi yang terdapat di rak skripsi perpus. Damn! Langsung lemes gue begitu tau bahwa dengan novel yang sama ternyata ada pula yang sudah membahas memakai kajian sosiologi sastra. Langsung stagnant lagi gue. Padahal sebelum-sebelumnya gue ga pernah melihat skripsi itu terpampang di rak. Suck!

Sejak saat itu gue putuskan untuk mengganti objeknya. Bukannya ga mau membahasnya dari sudut lain tapi menurut gue udah cukup banyak yang membahas novel tersebut. Saat ini gue temukan tiga orang yang memakai novel tersebut sebagai objek skripsi-nya.

Yah gue mengakui itu kesalahan gue yang sebelumnya tidak memeriksakan novel tersebut, di dalam database skripsi di jurusan.. ok, pelajaran untuk kalian ini.. Lain kali kalo dapet objek yang pengen dijadiin skripsi, mending liat dulu di database-nya..

Pepatah kuno mengatakan, “Belajarlah dari pengalaman burukmu”. Dan pepatah modern mengatakan, “Belajarlah dari pengalaman buruk orang lain”. Maksud pepatah modern itu biar elo ngga ngerasain/menghindari pengalaman buruk tersebut..

Sekarang gue dah dapet objek baru, dan udah gue cek di database.. Novel kali ini belum ada yang bahas.. Tapi ada kesulitannya, gue butuh novel dengan berbahasa aslinya, yaitu bahasa Arab. Judulnya terjemahannya An Evening in Cairo – Cinta di Titik Nol, karya Ihsan Abdel Qoddous. Kalo judul bahasa aslinya itu Al Launul al Akhar..

Semoga kali ini lancer ya temen-temen..
Doakan saya yoo.. hehee… (ngarep, *mode=on)

fiuhh..!!
Hari yang melelahkan memang.. Setiap harinya yang gue hadepin tulisan sana-tulisan sini..
Walaupun demikian kadang pikiran ini suka loncat ke sana dan bertanya sedang apa yah dia?
Tangan ini pun terkadang merefleksikannya melalui pesan singkat. Isinya pun terkadang singkat hanya, Selamat Pagi.., Selamat Siang.., ataupun Selamat Malam..^_^


Comment bro..
NGAREP BANGET !! SUM-PAH !!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

KA, saya juga lagi analisis novel an Evening in Cairo,, boleh dong posting hasil analisis nya kakak, buat nambah referensi saya^^