Rabu, 25 Maret 2009

Teman atau Sahabat

Yah masih dengan skripsi yang belum beres..
Tapi sekarang ada kemajuan bro..Ya walopun sedikit gapapa deh..
Rada stres dan frustrate jg gue tapi perasaan itu lebur pas gue ngehubungin dia...^_^

O iy beberapa hari yang lalu gue terlibat diskusi ni. Forum diskusinya kecil, hanya tiga orang aja..awalnya kita ngobrol-ngobrol biasa tapi entah dimana mulainya obrolan itu berjalan menjadi diskusi.. Coba tebak apa yang gue sama temen-temen diskusikan?

Hahaaii..Yah, gue sama mereka ngobrol-ngobrol tentang asal-mula kehidupan, kesetaraan gender, dan hal-hal lain yang bisa dikaitkan dengan logika. Sangat luar biasa bisa ngobrol bareng mereka. Memang mereka bukan orang-orang yang ber-IPK tinggi dan bukan ahli ibadah juga tapi menurut gue mereka orang genius.

Terkadang ketika berbicara dengan mereka itu gue merasa menjadi sosok orang yang miskin pustaka. Banyak sekali teori-teori dan referensi ilmiah yang mengikutinya ketika berbicara. Mereka tidak berbicara asal, ucapan mereka memiliki sumber yang valid walaupun sebenernya kadang dalam obrolan itu tidak bisa diterima akal sehat. Hahaa.. agak gila emang, ketika orang seperti kita membicarakan tentang bagaimana makhluk pertama tercipta di dunia sampai berbicara kematian dan reinkarnasi.

Senang rasanya bisa ngobrol bareng mereka. Bisa dapet sesuatu yang baru. Yah, inilah gue rasa salah satu kebaikan berteman dengan banyak orang yang berbagai karakter. Untuk berteman gue ga pernah memilah-milah harus berteman dengan siapapun. Gue ga punya batasan dalam berteman, karena menurut gue pada dasarnya setiap orang mempunyai sesuatu dalam menjalani hidupnya, yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Semuanya bisa dijadikan pelajaran dan sebagai cerminan diri.

Kita boleh berteman dengan siapapun, mulai dari penjahat sampai pejabat pun kenapa tidak?
Berteman berbeda dengan bersahabat khan.. Bukan maksud gue untuk memilah-milah orang dalam bersahabat. Karena menurut gue persahabatan itu terjalin sebagai akibat proses kecocokan dalam berteman. Sebagai manusia biasa gue ga bisa cocok dan nyaman dengan semuanya. Ada hal-hal dimana terdapat kecenderungan tertentu untuk bersahabat. Contoh yang paling kontras adalah kecenderungan persahabatan cewe-cewe ketika SMA. Mereka seolah membentuk kelompok dalam persahabatannya dan seolah tidak menerima orang lain selain kelompoknya dalam bersahabat. Menurut gue bukan rencana mereka untuk membentuk kelompok, tapi kecocokanlah yang membuatnya seolah berkelompok.

Sewaktu SMA mungkin lo pernah melihat ada kelompok cewe yang isinya cantik-cantik, modis, gaul bahkan pintar itu kemana-mana selalu barengan. Ya kalo gue liat disinilah proses kecocokan itu terlihat. Mungkin dengan berjalan bareng dengan kelompoknya mereka mendapatkan kepercayaan diri, merasa lebih cantik, modis dan lebih gaul. Dan misalkan satu dari cewe modis itu masuk ke dalam kelompok yang pintar, apa yang akan terjadi? Ketika cewe modis itu tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya itu, dia mungkin merasa tidak memiliki sahabat di dalam kelompok tersebut.

Yah satu hal yang gue ambil dari proses pertemanan yang menimbulkan kecocokan dan kenyamanan itu gue sebut persahabatan. Ketika tidak bisa bersahabat bukan berarti tidak bisa berteman juga khan..

Syukur Alhamdulillah, gue punya sahabat yang baik-baik..
Dan sahabat yang baik menurut gue adalah sahabat yang mendukung disaat resah, menegur dikala salah, dan berbagi disaat ceria atau gembira..^_^

Kalo menurut lo seperti apa ??

Makasih ni udah mau baca posting-an gue..
Comment-nya jangan lupa yak!

Tidak ada komentar: